Apa yang dimaksud dengan Haleluya

Haleluya adalah kata yang digunakan dalam dua konteks yang berbeda: dalam ranah ritual keagamaan tertentu atau dalam bahasa sehari-hari. Mengenai asal etimologisnya, alleluia berasal dari bahasa Ibrani allelu Yah, yang dapat diterjemahkan sebagai memuji Yahweh atau memuji Tuhan.

Pengertian agama dari istilah tersebut

Dalam agama monoteistik ada pencipta dan tuhan yang maha kuasa. Inilah yang terjadi dalam agama Kristen, Yudaisme, dan Islam. Dengan cara ini, kepercayaan monoteistik memahami bahwa karena hanya ada satu tuhan yang benar, orang percaya harus memuliakan dan mencintainya di atas segalanya. Untuk mengungkapkan pemujaan dan penghormatan terhadap sosok Tuhan adalah logis jika digunakan istilah pujian. Jadi, jika kita mengambil referensi kekristenan, kata hallelujah memenuhi fungsi mengungkapkan kegembiraan atas peran Tuhan di antara manusia.

Seruan haleluya sering muncul dalam Alkitab tetapi juga dalam lagu-lagu dan pada saat-saat perayaan selama tindakan liturgi tertentu. Pengucapan kata hallelujah mengandung makna bahwa orang percaya sepenuhnya puas dan bahagia karena merasakan kehadiran Tuhan dalam jiwanya. Akibatnya, seruan haleluya menunjukkan penghargaan kepada Tuhan dan perasaan pemenuhan dan kebahagiaan.

Perasaan non-religius

Jika seseorang mengatakan dengan seruan “haleluya, saya berhasil” mereka tidak menyebutkan frasa keagamaan tetapi hanya mengungkapkan kegembiraan mereka karena telah mencapai sesuatu, biasanya semacam pencapaian pribadi (misalnya, lulus ujian penting).

Kata hallelujah menunjukkan kegembiraan dan kepuasan dan, dalam pengertian ini, menyerupai makna religius dari istilah tersebut. Sebagai ekspresi kepuasan, kata hallelujah memiliki nuansa lain, karena memberikan kelegaan khusus setelah mencapai tujuan penting (menyerukan hallelujah adalah cara mengatakan “akhirnya” dengan cara yang lebih ekspresif dan dengan intensitas emosional yang lebih besar ).

Istilah asal agama dalam bahasa sehari-hari

Haleluya-2Kata hallelujah berfungsi untuk mengingatkan kita bahwa dalam bahasa kita banyak kata yang berasal dari agama akhirnya beradaptasi dengan komunikasi sehari – hari dan tidak lagi memiliki konotasi keagamaan yang primitif. Ada banyak contoh yang menggambarkan fenomena ini: akolit, dakwah, amal, sesat, atau neraka.

Dalam kesimpulan, kita bisa menegaskan bahwa bahasa agama melampaui fenomena agama itu sendiri. Bagaimanapun, ketika menggunakan sebuah kata, kita perlu mengetahui semua artinya dan, tentu saja, makna etimologisnya.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET