Energi nuklir adalah bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi nuklir, yaitu reaksi perubahan inti atom. Energi ini dapat dilepaskan melalui dua proses utama: fisi nuklir dan fusi nuklir.
Fisi nuklir terjadi ketika inti atom berat, seperti uranium atau plutonium, dibelah menjadi inti yang lebih kecil dengan melepaskan energi. Proses ini menghasilkan jumlah energi yang besar dalam bentuk panas dan radiasi. Reaksi fisi nuklir biasanya terjadi dalam reaktor nuklir, di mana reaksi berantai dapat dipertahankan untuk menghasilkan energi secara berkelanjutan.
Fusi nuklir, di sisi lain, terjadi ketika inti atom ringan, seperti isotop hidrogen, bergabung menjadi inti yang lebih berat dengan melepaskan energi. Reaksi fusi nuklir terjadi di pusat bintang, seperti matahari, di mana suhu dan tekanan yang ekstrem memungkinkan reaksi ini terjadi. Pada saat ini, manusia masih berusaha untuk mencapai reaksi fusi nuklir terkendali untuk menghasilkan energi listrik, namun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan.
Keuntungan utama dari energi nuklir adalah bahwa ia memiliki kepadatan energi yang sangat tinggi, artinya sejumlah kecil bahan nuklir dapat menghasilkan jumlah energi yang besar. Selain itu, energi nuklir tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti CO2, yang berkontribusi pada perubahan iklim. Namun, energi nuklir juga memiliki kekhawatiran terkait dengan keamanan, seperti risiko bencana nuklir dan pengelolaan limbah radioaktif.
Pemanfaatan energi nuklir harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam kepatuhan dengan peraturan dan standar keselamatan yang ketat. Pengembangan teknologi energi nuklir yang lebih aman dan pengelolaan limbah yang efektif terus menjadi fokus dalam upaya untuk mengoptimalkan manfaat dan mengurangi risiko energi nuklir.