Pengertian Putus Sekolah

Dropout-SekolahPutus sekolah (juga disebut putus sekolah) terdiri dari fakta bahwa persentase anak-anak dan remaja yang putus sekolah. Mereka melakukannya dalam periode ketika mengajar masih wajib dan mereka harus tetap berada di dalam kelas.

Ini adalah masalah umum, karena tidak hanya terjadi di negara miskin dan tidak berkembang, di mana buta huruf, eksploitasi anak dan kesengsaraan menyebabkan fenomena ini. Putus sekolah juga terjadi di negara maju. Dapat ditegaskan bahwa di negara-negara terbelakang masuk akal jika masalah ini ada, karena kondisi sosial dan ekonomi menyebabkan banyak anak terpaksa putus sekolah, meskipun mereka tidak mau. Unsur khas putus sekolah terjadi di negara-negara yang makmur secara ekonomi. Di dalamnya, angka putus sekolah dari ruang kelas mengkhawatirkan dan penjelasannya lebih kompleks.

Pendidikan spesialis menganalisis masalah dan menganggap bahwa alasan yang beragam. Salah satunya adalah kegagalan sekolah, anak-anak yang karena alasan tertentu tidak beradaptasi dengan pendidikan resmi dan menyerah. Dalam hal ini, ada beberapa keadaan terkait: tanggung jawab orang tua, kegagalan dalam sistem pendidikan, dll. Alasan lainnya adalah krisis ekonomi yang juga dialami oleh negara-negara maju. Menanggapi krisis, beberapa anak muda memilih pekerjaan tidak tetap untuk membantu perekonomian akrab. Bisa ditebak, mereka tidak akan putus sekolah jika ada stabilitas keuangan. Alasan yang lebih tidak biasa dan hampir tidak dapat dijelaskan adalah kurangnya motivasi. Ada kasus di mana beberapa anak muda merasa apatis, mereka tidak ingin melakukan apa-apa, akhir-akhir ini muncul istilah ni ni, anak laki-laki yang tidak belajar dan tidak bekerja.

Setiap negara memiliki kekhasan tentang anak putus sekolah. Ada berbagai macam faktor yang menjelaskannya: demografi, budaya, geografis, atau model keluarga. Karakteristik geografis sangat menentukan, karena sekolah yang terletak di pusat penduduk dengan akses yang sulit adalah penyebab yang menjelaskan masalah tersebut.

Untuk memperbaiki kenyataan yang sangat negatif ini, beberapa pemerintah mengambil tindakan korektif: kampanye kesadaran, penggabungan teknologi baru di ruang kelas atau bantuan sosial untuk keluarga.

Putus sekolah bukan hanya masalah pendidikan dengan komponen sosial. Dimungkinkan untuk menganalisisnya dari parameter ekonomi. Padahal, jika ada persentase anak sekolah yang tidak bersekolah, integrasi kerja mereka nantinya akan sangat berkonflik. Akibatnya, pasar kerja mungkin tidak dapat memberi mereka kesempatan, pekerjaan. Akibatnya, suatu negara mungkin menemukan dirinya kekurangan tenaga kerja terampil, yaitu masalah dalam ekonomi.

Topik Putus Sekolah

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET