Macam atau Devisi Saraf Otonom

Saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang bekerja pada organ viseral yang efeknya berlawanan. Saraf simpatis dan parasimpatis bekerja pada organ yang sama namun memberikan inhibisi atau eksibisi. Sifat ini disebut sebagai dual innervasi yaitu cara kerja yang dimaksudkan untuk mencapai suatu keseimbangan (homeostasis).

  • 1. Saraf parasimpatis

disebut juga “resting and digesting system” yang berfungsi untuk memastikan tubuh menggunakan seminimal mungkin energi tubuh. Pada saat makan maka saraf parasimpatis akan menyebabkan terjadinya proses digesti dan menyebabkan relaksasi tubuh ditandai dengan menurunnya tekanan darah dan melambatnya denyut nadi. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa lokasi saraf parasimpatis berasal dari kraniosakral. Berikut ini adalah jaras saraf kranialis parasimpatis yaitu:

a. Saraf Okulomotorius (III);
neuron preganglion bermula dari mesensefalon dan menuju ke ganglion siliaris dan neuron preganglion akan menginervasi otot polos pada pupil yang menyebabkan konstriksi otot spingter pupila dan merangsang otot siliaris untuk proses akomodasi

b. Saraf Fasialis (VII);
neuron preganglion bermula dari pons (nukleus salivarius superior) menuju ke ganglion pterigopalatin dan ganglion submandibularis yang merangsang kelenjar nasal, lakrimal, submandibularis dan sublingualis.

c. Saraf Glosofaringeal (IX);
neuron preganglion bermula dari medula oblongata (nukleus salivarius inferior) menuju ganglion otikus untuk mengaktivasi kelenjar parotis.

d. Saraf Vagus (X);
saraf vagus memiliki peran parasimpatis di tubuh manusia sekitar 90%. Saraf vagus akan menginervasi organ di dalam toraks dan abdomen. Neuron preganglionnya berasal dari medula oblongata (nukelus dorsal motorik) akan membentuk pleksus terlebih dahulu sebelum menuju ganglion organnya yaitu:

  • pleksus kardiak, menuju jantung untuk memperlambat denyut jantung
  • pleksus pulmonalis, menuju paru-paru
  • pleksus esofagus, menuju esofagus, kemudian akan mengeluarkan trunkus vagal anterior dan posterior dan mengeluarkan pleksus aorta yang dibentuk oleh pleksus yang lebih kecil seperti pleksus seliaka, mesenterika dan hipogastrika yang akan mempersarafi organ abdomen seperti usus kecil, lambung, hati, kandung empedu, ginjal, pankreas, ginjal dan sebagian proksimal usus besar seperti pada gambar dibawah ini.

Saraf sakral parasimpatis  bermula dari substansi grisea medula spinalis segmen S2-S4 yang neuron preganglionnya akan membentuk saraf splangnik pelvikus dan melewati pleksus hipogastrik pelvikus yang akan menginervasi organ: distal usus besar, vesika urinaria, ureter dan organ reproduksi.

Postganglion parasimpatis akan melepaskan neurotransmiter ACh dan akan ditangkap oleh organ yang memiliki reseptor kolinergik. Reseptor kolinergik ada dua yatu:

  • Nikotinik, reseptor ini ditemukan pada otot skeletal dan post gangion dendrit dan preganglion saraf simpatis dan parasimpatis. Sifat reseptor ini selalu melakukan eksitasi pada organ target yaitu otot skeletal.
  • Muskarinik, reseptor ini ditemukan pada organ target saraf parasimpatis. Sifat reseptor dapat menginhibisi atau mengeksitasi. Pada organ jantung maka parasimpatis akan menginhibisi, akan tetapi pada intestinal maka saraf parasimpatis akan mengeksitasi untuk memulai proses disgesti.
  • 2. Saraf simpatis

disebut juga “the fight-or-flight system ” yang berfungsi untuk melakukan eksitasi pada saat keadaan darurat dan emergensi. Akibat rangsangan saraf simpatis adalah meningkatnya denyut jantung dan kontraktilitasnya, nafas menjadi cepat dan dalam, tangan menjadi dingin dan berkeringat, serta pupil menjadi dilatasi. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi tahan terhadap ancaman dan stress.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa saraf simpatis berasal dari torakolumbal yang saraf neuron preganglionnya berasal dari substansia grisea. Selanjutnya neuron preganglion tersebut menuju trunkus simpatikus di paravertebra. Adapun jaras simpatis adalah sebagai berikut:

a. Jarah ke kepala,
neuron preganglion berasal dari T1-T4 akan naik menuju ganglion servikal superior dan akan mempengaruhi: kulit dan pembuluh darah daerah kepala,mengaktivasi otot spingter dilator pupil, menghambat kelenjar nasal sublingualis sehingga menyebabkan mulut kering dan juga ada yang ke jantung.

b. Jaras ke toraks,
neuron preganglion berasal dari T1-T6 menuju ganglion servikal medial dan inferior dan akan mempersarafi jantung lewat pleksus kardiak, pulmonal, aorta, esofagus, kelenjar tiroid.

c. Jaras ke abdomen,
neuron preganglion berasal dari T5-L2 menuju saraf splangnik dan akan bersinaps di ganglion seliaka dan mesenterikum dan akan mempersarafi: lambung, usus, hati, limpa, dan ginjal.

d. Jaras ke pelvis neuron preganglion
berasal dari T10-L2 menuju ganglion trunkus mesenterika dan hipogastrika inferior dan mempersarafi: distal usus besar, vesika urinaria, organ reproduktif.

e. Jaras ke medula adrenal,
sebagian saraf dari splangnik melewati ganglion seliaka dan bersinaps di medula adrenal yang juga disebut sebagai modified sympathetic ganglion. Hal ini disebabkan karena medula adrenal dianggap sebagai postganglion yang akan melepaskan 80% katekolamin ke dalam darah.

Postsinaptik neuron postganglion akan melepaskan neurotransmiter norepinefrin yang akan ditangkap adrenoreseptor. Reseptor adrenergik memiliki 2 tipe reseptor yaitu alfa dan beta (a dan b). Reseptor a dan b selanjutnya akan dibagi menjadi a1, a2  dan b1, b2. Berikut ini penjelasan tentang reseptor adrenergik:

Reseptor terdapat pada otot polos pada tubuh (mata, paru,pembuluh darah, uterus, usus, dan sistem genitourinarius). Aktivasi reseptor ini akan menyebabkan peningkatan konsentrasi ion kalsium sehingga menyebabkan kontraksi otot. Berikut ini yang terjadi saat aktivasi reseptor yaitu

  • Vasokonstriksi
  • Peningkatan resistensi vaskuler perifer
  • Midriasis akibat kontraksi otot radialis pupil
  • Konstriksi spingter internal vesika urinaria

Reseptor terdapat secara primer saraf terminal presinaps. Aktivasi reseptor ini akan menyebabkan menghambat aktivasi adenilat siklase sehngga mengurangi eksositosis norepinefrin. Berikut ini yang terjadi saat aktivasi reseptor yaitu

  1. Inhibisi pelepasan norepinefrin
  2. Inhibisi insulin
  3. Sedasi dan penurunan tekanan darah akibat penurunan tonus simpatikus sehingga terjadi vasodilatasi perifer yang disebabkan aktivasi reseptor pada postsinaptik.

Reseptor terdapat pada membran postsinaptik yang terdapat pada jantung. Berikut ini yang terjadi saat aktivasi yaitu

  • Takikardi, karena menyebabkan kronotropik positif.
  •  Peningkatan lipolisis
  • Peningkatan kontraktilitas miokardium

Reseptor terdapat pada postsinaptik otot polos dan sel kelenjar, yang aktivasinya menyebabkan relaksasi otot polos. Berikut ini yang terjadi saat aktivasi yaitu

  1. Vasodilatasi
  2. Penurunan sedikit resistensi perifer
  3. Bronkodilatasi
  4. Peningkatan glikogenolisis otot dan hati
  5. Peningkatan pelepasan glukagon
  6. Relaksasi otot polos uterus

Katekolamin alami dalam tubuh yaitu: epinefrin, norepinefrin, dopamin, dan dobutamin. Katekolamin ini memiliki aktivasi adrenoreseptor tertentu yaitu:

  • Epinefrin; mengaktivasi a1, a2, b1, dan b2/++,++,+++,++.
  • Norepinefrin; mengaktivasi a1, a2, dan b1/++,++,++,-.
  • Dobutamin; mengaktivasi a1, a2, b1, dan b2/++,++,++,+.
  • Dopamin; mengaktivasi a1, a2, b1, dan b2/-, -, +++,+.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET