Definisi Perjanjian Paris tahun 1898

Dalam dekade terakhir abad kesembilan belas, Spanyol kehilangan koloni terakhirnya di Amerika dan dominasinya atas Filipina. Pada bulan November 1898, delegasi diplomatik Amerika Serikat dan Spanyol bertemu di ibu kota Prancis untuk menyepakati persyaratan perjanjian damai yang akan mengakhiri perang antara kedua negara.

Kondisi yang dipaksakan oleh Amerika Serikat akhirnya diterima oleh pemerintah Spanyol.

Delegasi AS mengusulkan kondisi berikut:

1) penyerahan Kuba, Puerto Rico, pulau Guam (Kepulauan Mariana saat ini) dan kepulauan Filipina,

2) Saya menolak pengalihan utang keuangan yang terkait dengan wilayah ini,

3) tidak diterimanya kemungkinan klaim keuangan yang berasal dari hutang dan

4) usulan kompensasi ekonomi tunggal ke Spanyol senilai 20 juta dolar.

Spanyol pemerintah dianggap bahwa kondisi tidak adil tapi akhirnya menerima mereka secara penuh, karena pemerintah Amerika Utara telah mengancam untuk melanjutkan perang jika kondisi mereka tidak diterima.

Konsekuensi dari Perjanjian Paris

Sejak saat itu, Amerika Serikat memulai perjalanan baru sebagai kekuatan dunia yang besar. Sejak itu ia memberlakukan hukumnya di Kuba, Puerto Rico dan Filipina dan ketiga negara itu menjadi “delegasi” kekaisaran baru.

Di Spanyol konsekuensinya sangat berbeda. Pada tingkat ekonomi, perdagangan bahan mentah dengan bekas jajahan sangat melemah.

Dalam masyarakat Spanyol kekalahan militer dialami sebagai bencana nasional. Para intelektual mengungkapkan keprihatinan mereka dan secara spontan apa yang disebut Generasi ’98 diciptakan.

“Lebih banyak yang hilang di Kuba” dan “Filipina terakhir”

Kedua ungkapan ini justru berasal dari Bencana 98 dan keduanya terus digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Jika seseorang mengeluh tentang segala sesuatu dan tidak senang dengan keberuntungannya, kemungkinan besar seseorang akan menghiburnya dengan mengingatkannya bahwa tidak banyak dan lebih baik tidak menyesalinya secara berlebihan. Dalam konteks inilah ungkapan “lebih banyak yang hilang di Kuba” digunakan.

Ketika seseorang atau kelompok mempertahankan sikap perlawanan dan tidak mau menerima kekalahan atau kesia-siaan tindakan mereka, mereka bertindak seperti orang Filipina terakhir. Perang di Nusantara berakhir pada bulan November 1898 dan Perjanjian Paris ditandatangani pada bulan Desember, tetapi sekelompok kecil tentara Spanyol terus berjuang selama lebih dari setengah tahun karena mereka percaya bahwa berita tentang akhir perang adalah palsu (ketika akhirnya mereka menyerah, pemerintah Filipina menyerah untuk menjadikan mereka tawanan dan mereka dapat kembali ke Spanyol di mana mereka diterima sebagai pahlawan sejati).

Foto: Fotolia – Ufotopixl10

Topik dalam Perjanjian Paris 1898

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET