Definisi Dianoia

Dianoia-pengetahuan-matematikaBagi orang Yunani yang memulai tradisi filsafat Barat , kata dianoia identik dengan pemikiran atau intelek. Namun, itu bukan sembarang pemikiran tetapi cara penalaran tertentu, penalaran diskursif.

Dianoia dan noesis

Para filsuf Yunani, terutama Plato, mendasarkan proposal mereka pada rasionalitas. Meskipun demikian, mereka mengerti bahwa tidak ada cara tunggal untuk memahami alasannya. Jadi, ketika kita berpikir secara argumentatif, kita dihadapkan pada nalar dianoetik, yang bertentangan dengan nalar niskala. Jadi, dianoia dan noesis adalah dua pernyataan akal. Dalam kasus pertama, ini adalah proses intelektual diskursif dan yang kedua, wawasan intelektual. Misalnya, dalam disertasi moral kita akan berada di bidang dianoia, sedangkan ide-ide universal atau yang dapat dipahami didasarkan pada noesis.

Dianoia dalam Plato dan Aristoteles

Menurut Plato, dianoia memiliki peringkat yang lebih rendah daripada noesis. Dia juga menegaskan bahwa dianoia mengandaikan tingkat menengah antara opini atau doxa dan kecerdasan . Jika kita mengatakan bahwa kita menyukai sesuatu, kita dihadapkan pada pendapat pribadi berdasarkan kecenderungan kita terhadap sesuatu. Di sisi lain, untuk mempertahankan tesis demi proposal, kita perlu menguraikan ide dengan argumen, pendekatan yang lebih kompleks dan itu adalah dianoia itu sendiri. Pada tingkat tertingginya, akal bersifat niskala, karena ia mencapai pengetahuan tentang ide-ide universal.

Pendekatan Plato terhadap dianoia mempengaruhi muridnya Aristoteles, yang juga merefleksikan akal manusia. Menurut Aristoteles, ada hierarki dalam pemikiran dan di atas adalah apa yang disebut kecerdasan tertinggi atau penggerak utama dan pada tingkat yang lebih rendah ada mode penalaran lain: ilmiah, pendapat dan penalaran diskursif atau dianoia.

Alasan para filosof Yunani

Dianoia-platon-historisGagasan dianoia dalam Plato dan Aristoteles berfungsi untuk mengingatkan kita bahwa para filsuf Yunani memahami bahwa akal manusia adalah alat untuk mencapai pengetahuan yang benar. Jadi, jika kita ingin berargumentasi dengan kriteria, berpikir logis atau berargumen dengan landasan, kita perlu mendasarkan ide-ide kita pada rasionalitas dan bukan pada pemikiran mistis, takhayul, atau opini pribadi.

Komitmen pada akal sebagai jalan otentik menuju kebenaran adalah kontribusi besar filsafat Yunani. Bagi para filsuf Yunani untuk berpikir secara rasional adalah pertanyaan yang perlu, karena jika tidak, manusia akan dikutuk pada kebodohan, ketidakadilan , dan barbarisme.

Foto: iStock – Rex_Wholster / ilbusca

Tema di Dianoia

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET