Struktur Hewan Aves

SISTEM RANGKA

a) Struktur rangka

Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang
burung adalah sebagai berikut :

  • Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
  • Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
  • Tulang-tulang burung berongga dan ringan.Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
  • Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
  • Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.

Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.

b) Fungsi rangka

Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :

  1. Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
  2. Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
  3. Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
  4. Tulang hasta lengan. : Tulang sayap yang menghubungkan
  5. Tulang pengumpil lengan. : Tulang sayap yang menghubungkan
  6. Korakoid : Penghubung tulang dada.
  7. Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
  8. Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
  9. Pelvis : Penghubung tulang ekor.
  10. Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
  11. Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
  12. Tulang paha : Untuk persendian.

SISTEM PENCERNAAN

Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:

  • Paruh : merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan
  • Rongga mulut : terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut danTanduk.
  • Faring : berupa saluran pendek.

    Esofagus : pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.

  • Lambung terdiri atas:

    Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.

Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal

Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.

Intestinum:

  • terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
  • Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
  • Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.

Sistem Pencernaan burung

Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.

Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar.Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.

Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.

Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

SISTEM PERNAFASAN

Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus.

Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus.

Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.

Alat pernapasan yang terdiri atas:

  1.  Lubang hidung
  2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
  3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
  4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam.

    Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar.
    Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.

  5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
  6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
  7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.

Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.

Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara. Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru.

Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana mekanisme pernapasan pada burung.

Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.

Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang.

Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara. Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang.

Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.

Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang- tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru.

Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.

Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh- pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.

Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.

Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi).

Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.

Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:

  • Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
  • Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
  • Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.

SISTEM EKSKRESI

Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous.ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.

Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.

Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.

SISTEM SARAF

Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui. Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak burung juga terdiri atas empat bagian,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.

Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia. Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.

Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.

Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik.

SISTEM REPRODUKSI

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

a. Sistem Genitalia Jantan.

Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.

Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere.

Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

b. Sistem Genitalia Betina.

Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.

Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre.

Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang
mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

c. Proses Festilisasi

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.

Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

d. Fungsi bagian-bagian telur aves :

  • Titik embrio –> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
  • Kuning telur –> cadangan makanan embrio
  • Kalaza –> menjaga goncangan embrio
  • Putih telur –> menjaga embrio dari goncangan
  • Rongga udara –> cadangan oksigen bagi embrio
  • Amnion –> Amnion adalah semacam membran/selaput yang melindungi embrio dalam telur. Yang memiliki amnion telur adalah reptilia, unggas, dan mamalia sehingga ketiga kelas ini disebut “amniota”. Amnion telur tidak terdapat pada ikan dan amphibia, sehingga dua kelas ini disebut “anamniota”.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET