Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Penelitian adalah proses yang dilakukan secara terstruktur dan memiliki metode yang ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri yang hasilnya dapat disampaikan dan diuji oleh peneliti lain. Dalam penelitian terdapat dua pendekatan yang sering dipakai oleh para peneliti yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

Pendekatan kuantitatif dan kualitatif memiliki perbedaan baik itu dari segi dasar, karakter, dan proses pendekatan itu sendiri (Williams dalam Musianto L.S., 2002). Metode kuantitatif lebih berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian yang harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel.

Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya.

Pendekatan kuantitatif juga merupakan metode  yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu memengaruhi variabel lain (Cresswell dalam Alsa A., 2003).

Metode kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif Weberian, perspektif post-positivistik kelompok teori kritis serta post-modernisme seperti dikembangkan oleh Baudrillard, Lyotard, dan Derrida (Cresswell dalam Somantri G. R., 2005).

Pendekatan kualitatif digunakan ketika peneliti memiliki kemampuan dan pengalaman dalam meneliti karena penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Pendekatan kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh pendekatan kuantitatif.

Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif Dari Segi Paradigma

Pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif memiliki perbedaan dalam aplikasi penelitian. Fry membedakan secara lebih rinci perbandingan antara paradigma pendekatan kualitatif dan kuantitatif, seperti dapat dilihat dalam Tabel 1.1  berikut (Purbayu Budi Santosa).

Perbandingan paradigma kualitatif dan kualitatif

             Paradigma Kualitatif        Paradidma Kuantitatif
Mengajurkan penggunaan metode kualitatif Menganjurkan penggunaan metode kuantitatif
Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiri Logika positivisme:”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu”
Observasi tidak terkontrol dan naturalistic Pengukuran terkontrol dan menonjol
Subyektif Obyektif
Dekat dengan data:merupakan perspektif “insider” Jauh dari data: data merupakan perspektif “outsider”
Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, dan induktif Tidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan deduktif-hipotetik
Orientasi proses Orientasi hasil
Valid: data “real, “rich, dan “deep” Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard
Tidak dapat digeneralisasi:studi kasus tunggal Dapat digeneralisasi:studi multi kasus
Holistik Partikularistik
Asumsi realitas dinamik Asumsi realitis stabil

Perbedaan Metode Kuantitatif dan Kualitatif dari Segi Pandangan Dasar

Williams mengemukakan lima pandangan dasar perbedaan metode kuantitatif dan kualitatif, yaitu (Musianto L.S., 2002):

  • Pada dasar pandangan sifat realitas, maka pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pengertian holistik.
  • Pada dasar pandangan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, maka pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipatif.
  • Pada dasar pandangan posibilitas generalis, maka pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedang pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
  • Pada dasar pandangan posibilitas kausal, maka pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
  • Pada dasar pandangan peranan nilai, maka pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti sendiri yang subyektif.

Perbedaan Metode kuantitatif dan Kualitatif dari Segi Aspek Keilmuan dan Metodologis

Ada 15 aspek yang diperhadapkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada nuansa ketajaman (Musianto L.S., 2002). Kelima belas aspek tersebut adalah :

  1. Aspek Pendekatan Metodologis

    Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah eksperimen, hard data, empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat, statistik, eksperimen, survai, dan interview terstruktur. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan, soft data, interaksionisme simbolik, naturalistik, deskriptif, pengamatan dengan keterlibatan peran, phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah deskriptif, dan studi lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story.

  2. Aspek Konseptualisasi

    Pada pendekatan kuantitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah variabel, validitas, reliable, signifikansi, hipotesis, dan replikasi. Pada pendekatan kualitatif, jenis-jenis konseptual kunci ialah: makna, akal sehat, pengertian, batasan situasi, fakta kehidupan sehari-hari, proses, dan kontruksi sosial.

  3. Aspek Tokoh-tokoh Pelopornya

    Pada pendekatan kuantitatif terdapat tokoh-tokoh beraliran positivistik seperti Emile Durkhein, L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter Rossi. Rata-rata beliau adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak dengan rumus-rumus kuantum yang kuat. Pada pendekatan kualitatif terdapat tokoh-tokoh beraliran Pragmatik seperti Max Weber, Charles Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm Strauss, Herbert Blumer, Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser.

  4. Aspek Orientasi Teoretik

    Pada pendekatan kuantitatif dasar teorinya ialah struktural fungsional, positivisme, behaviorisme, logika empirik dan sistem teoritik. Mereka mengutamakan teori yang tersistematik, jelas dan pasti. Pada pendekatan kualitatif, dasar teoritiknya ialah simbolik interaksionisme, etnometodologi, phenomenologik, kebudayaan, dan sebagainya. Para kualitan ini mengutamakan bukan teori yang pasti atau mapan, mereka berteori tentang fenomena-fenomena manusia dari aspek simbol, etnik, dan seterusnya. Sesuatu yang dapat saja berubah, bahkan ada aliran ekstrim kualitatif dengan meniadakan teori dalam penelitian.

  5. Aspek Jenis Ilmunya

    Bidang ini agak terbaur dan berubah secara nuansa (range), artinya sulit untuk menspesifikan (koridor, kotak) ilmunya an sich. Namun kecenderungan ada ilmu ilmu yang memiliki pendekatan ambivalen sekaligus. Kecenderungan kuantitatif terdapat pada ilmu-ilmu teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi, sosiologi, computer science, dan seterusnya.

    Kecenderungan kuanlitatif terdapat pada ilmu-ilmu humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi, ilmu kebudayaan, dan seterusnya. Akhir-akhir ini ada ilmu yang memiliki pendekatan kedua-duanya seperti sosiologi, kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya.

  6. Aspek Tujuan atau Target

    Pada pendekatan kuantitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah melalui uji teoritik, membangun atau menyusun fakta dan data, deskripsi statistik, kejelasan hubungan dan prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan aksioma, rumus, dan soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara langsung.

    Pada pendekatan kualitatif arah dan fokus suatu penelitian ialah membangun teori dari data atau fakta, mengembangkan sintesa interaksi dan teori-teori yang dibangun dari fakta-fakta mendasar (grounded) mengembangkan pengertian, dan sebagainya.

  7. Aspek Korelasi dengan Responden

    Pada pendekatan kuantitatif diperlukan ukuran short term atau long term, jarak dengan yang diteliti, menilai sebagai peneliti penuh terhadap yang diteliti, dan dominasi pada peneliti. Mereka menghadapmukakan peneliti orang dan diteliti obyek dengan aneka ulah, aturan dan norma.

    Pada pendekatan kualitatif diperlukan hubungan yang sederajat dan tidak terbatas atau membedakan antara yang meneliti dan diteliti. Hubungan ialah emphatik, equilitarian, kontak yang intensif, interview mendalam, dan sebagainya. Mereka yang meneliti harus tenggelam atau sama derajat dengan yang diteliti.

  8. Aspek Instrumen dan Perlengkapan

    Pada pendekatan kuantitatif diperlukan perlengkapan seperti kuesioner, inventories, komputer, indeks, pengukuran dari rumus-rumus, dan seterusnya. Jelas mereka menerapkan aplikasi teknik rumus dan kepastian. Pada pendekatan kualitatif diperlukan perlengkapan seperti tape recorder, dan audiovisual. Mereka menganggap “The researcher is often theonly instrument”.

  9. Aspek Pendekatan terhadap Populasi

    Pada pendekatan kuantitatif dipergunakan rechecking berupa kontrol, validitas, reification, dan obtrusiveness. Mereka mempergunakan kontrol yang jelas dengan pengulangan proses menuju pada kebenaran tujuan penelitian. Pada pendekatan kualitatif dipergunakan time consuming, reduksi data, dan reliabilitias.

  10. Aspek Desain

    Pada pendekatan kuantitatif, mereka menginginkan disain yang terstruktur, terorganisasi, urut, bagan yang sistematik. “Design is a detailed plan of operation”.

  11. Aspek Penggalian Data Lapangan

    Pada pendekatan kuantitatif, penggalian data dilakukan melalui coding kuantitatif, perhitungan, pengukuran, dan statistik. Kesemuanya diaplikasikan pada patokan umum dan diukur dengan patokan tersebut, untuk dinyatakan pembuktian diterima atau ditolak.

    Pada pendekatan kualitatif, penggalian data dilakukan melalui deskripsi obyek dan situasi, dokumentasi pribadi, catatan lapangan, fotografis, istilah-istilah kerakyatan, dokumentasi resmi, dan sebagainya. Tidak ada patokan absah dari peneliti, semua proses dianggap absah asal itu terjadi benar-benar (empirik) dan patokan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi.

  12. Aspek Pengambilan Sampel

    Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel harus terseleksi jelas, dengan cara acak, terstruktur, mana yang kelompok eksperimen dan mana yang kelompok kontrol. Sampel harus mewakili populasi (representatif). Pada pendekatan kualitatif, jumlah sampel tidak perlu besar, namun purposiveness, dapat berwujud sistem bola salju, analisis isi, historiografi, dan biographical evidence.

  13. Aspek Analisa Data

    Pendekatan kuantitatif memakai penyimpulan analisa data berdasar deduksi, kesimpulan dari suatu koleksi data, akhirnya dihitung melalui perhitungan statistik. Analisa data kuantitatif membentuk batasan yang diterima atau ditolak oleh teori yang telah ada. Pendekatan kualitatif memakai penyimpulan konsep, induktif, model, tematik, dan sebagainya. Analisa data kualitatif dapat membentuk teori dan nilai yang dianggap berlaku di suatu tempat.

  14. Aspek Keabsahan Data

    Pendekatan kuantitatif memakai kontrol berupa alat statistik, pengukuran, dan hasil hasil yang relevan dengan rumus yang berlaku. Pendekatan kualitatif memakai kontrol berupa negative evidence, triangulasi, kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas.

    Alat-alat pada pendekatan berupa aktivitas paska penelitian untuk lebih meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti, kepercayaan yang berulang-ulang mempola, dan seterusnya.

  15. Aspek Penulisan Laporan

    Pendekatan kuantitatif menulis laporan menurut bagan formal tetap, isi yang tetap, lengkap dan merupakan hasil laporan dan hasil uji dengan perhitungan dari lapangan penelitian yang empirik. Pendekatan kualitatif menulis laporan menurut logika penulis dalam urutan laporannya. Isi tidak menurut formalitas yang tetap, namun berupa rangkaian stories yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti, terdiri dari story dengan penulisan yang dapat saja saling tumpang tindih namun bermakna.

Beberapa paparan di atas menunjukkan   tentang perbedaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang terlihat sangat nyata, baik itu dari segi paradigmatik, pandangan dasar maupun dari segi aspek dan metodologisnya.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET