1. Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia

– Dalam proses metabolisme tubuh menghasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan dan dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dilakukan oleh sistem ekskresi.

Pembuangan limbah cair dari tubuh manusia dilakukan oleh sistem ekskresi. Sistem yang terdiri dari dua ginjal, dua ureter, satu kandung kemih, dan satu uretra melakukan pekerjaan mengumpulkan, menyimpan dan mengeluarkan semua produk limbah cair (urine) dari tubuh.

Pada orang sehat tidak di dapatkan adanya zat organik. Oleh karena itu, urine sering di pakai sebagai indikator di dalam bidang kesehatan. Kelainan-kelainan komposisi dari urine yang normal dapat menyebabkan kelainan atau gangguan metbolisme di dalam tubuh.

Gangguan pada sistem ekskresi

Albuminuria

Albuminuria, yaitu adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urine. Gejala ini menunjukan adanya kerusakan atau gangguan alat filtrasi pada ginjal.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus, yaitu adanya molekul gula di dalam urine. Hal ini terjadi karena gangguan pada alat filtrasi atau pada reabsorpsi. Gangguan reabsorpsi di sebabkan oleh kadar gula di dalam darah yang tinggi sehingga gula harus dikeluarkan. Kelainan ini juga di sebut kencing manis. Tingginya kadar gula darah dapat terjadi karena kerusakan kelenjar pankreas sehingga produksi hormon insulin berkurang.

Gangguan pada Sistem Ekskresi

Nefritis

Nefritis, yaitu kerusakan pada glomerolus sehingga urea dan asam urat terus beredar bersama dengan darah (uremia) yang secara normal harus di buang dari dalam tubuh.

Diuresis

Diuresis juga di sebut diabetes insuipidus, yaitu pengeluaran urine yang berlebihan hingga mencapai 20 sampai 30 kali jumlah urine secara normal. Diuresis dapat terjadi karena gangguan reabsorpsi air. Bahan yang dapat menyebabkan diuresis disebut diuretikum, misalnya urea, glukose, dan kafein. Bahan ini dapat menaikan nilai osmosis di dalam tubulus sehingga mampu menyerap air dan urine menjadi encer.

Reabsorpsi dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (vasopresin) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise bagian belakang. Hormon antidiuretik (HAD) dihasilkan jika darah kekurangan air. Pada tubulus, terutama tubulus pengumpul, terjadi reabsorpsi sehingga air di dalam darah akan bertambah.

Sebaliknya, jika darah banyak mengandung air, HAD tidak dihasilkan, tidak terjadi reabsorpsi sehingga urine akan dikeluarkan dalam jumlah besar.

Hati

Hati sebagai alat ekskresi dapat menghasilkan empedu yang dikeluarkan ke usus dua belas jari. Penyumbatan pembuluh empedu (duktus koledokus) menyebabkan empedu tersebar ke seluruh tubuh oleh darah sehingga terjadi penyakit kuning (penyakit liver).

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET