Apa yang dimaksud dengan Mata air

Mata air merupakan salah satu sumber air yang ada di Bumi. Mata air merupakan suatu tempat di daratan Bumi yang dapat mengeluarkan pancaran air yang berasal dari dalam bumi atau dari tanah maupun dari pegunungan. Air yang keluar atau memancar ini tentunya mengarah permukaan Bumi, dan keluarnya air tersebut dari akuifer. Akuifer sendiri merupakan lapisan yang berada di bawah tanah yang mengandung air dan mempunyai kemampuan untuk mengalirkan air. Sehingga air yang berada di dalam tanah dapat dimunculkan ke permukaan untuk kemudian dipakai oleh makhuk hidup yang tinggal di permukaan Bumi, seperti halnya manfaat sungai dan manfaat danau.

Proses Pembentukan Mata Air
Mata air merupakan salah satu sumber air yang ada di Indonesia. Mata air ini terbentuk karena proses alamiah dari alam itu sendiri. Namun hal ini bukan berarti mata air bisa terbetuk secara langsung. Mata air ini dapat terbentuk karena melewati beberapa proses alam. Proses- proses alam yang menunjang terbentuknya mata air ini akan dijelaskan dalam artikel ini.

Mata air, sejatinya merupakan sumber air yang berasal dari luar bumi, kemudian masuk ke dalam bumi, dan keluar lagi menjadi sesuatu yang baru. Terjadinya mata air ini tidak lepas dari peranan air yang terdapat di permukaan bumi, baik berupa air yang mengalir maupun air hujan yang jatuh membasahi permukaan Bumi. Air yang berada di permukaan Bumi tersebut akan meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah (baca: ciri-ciri air tanah yang baik). Kemudian air tanah tersebut akan memancar atau menyembur ke permukaan Bumi melalui akuifer dan semburan inilah yang dinamakan dengan mata air. Sehingga secara garis besar,

proses terjadinya mata air ini terdiri atas tiga tahap, yakni air permukaan, kemudian menajdi air tanah, dan yang terakhir adalah air yang memancar dari dalam tanah.

1. Air permukaan – merupakan air yang berada di permukaan Bumi. Air permukaan ini bisa berasal dari beberapa sumber air yang mengalir maupun tidak mengalir seperti sungai, danau, rawa, laut, dan lain sebagainya, namun bisa juga berasal dari hujan yang turun (baca: proses terjadinya hujan). Hujan yang turun ini juga akan sampai ke permukaan bumi dan terkadang membentuk suatu genangan air tertentu jika hujan yang turun lebat. Air yang ada di permukaan Bumi inilah yang nantinya akan membentuk suatu mata air.

2. Meresap ke dalam tanah – Proses yang selanjutnya yakni air permukaan tersebut akan meresap ke adalam tanah melalui celah- celah yang ada. Air permukaan yang amsuk ke dalam tanah ini dinamakan air tanah. Air tanah inilah yang merupakan sumber air yang ada di bawah tanah yang sifatnya sangat penting. Air tanah ini juga masih bisa mengalir, yakni melalui retakan dan celah di dalam tanah yang berupa celah kecil hingga gua bawah tanah. Air tanah sebelum memancar ke permukaan pun sudah mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya, seperti bagi bidang pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya (baca: manfaat air hujan)

3. Memancar ke permukaan – Proses selanjutnya yakni memancar ke permukaan. Air tanah yang pada mulanya berada di dalam tanah tersebut karena beberapa hal akan muncul ke permukaan melalui akuifer- akuifer yang ada. Sebab memancarnya air tanah dari dalam menuju ke permukaan Bumi karena diakibatkan oleh terbatasnya akuifer, dan juga karena permukaan air tanah berada di elevasi yang lebih tinggi dari tempat keluarnya air . Sehingga di permukaan Bumi akan terlihat air yang memancar dari dalam tanah. Inilah yang disebut dengan mata air.
Itulah tiga inti proses terjadinya mata air yang sangat banyak fungsinya bagi kehidupan manusia dan juga makhluk lainnya. Agar lebih jelas, penjelasan mengenai terjadinya mata air dapat divisuaisasikan dalam gambar disamping.

Jenis-Jenis Mata Air
Menurut Bryan (1919) dalam Todd (1980) klasifikasi mata air dibedakan berdasar tenaga keluarnya air dari dalam tanah. Klasifikasi ini dibedakan menjadi tenaga gravitasi dan tenaga non gravitasi.

Mata air yang berasal dari tenaga non gravitasi (non gravitational spring) meliputi:

mata air vulkanik
mata air celah
mata air hangat
mata air panas
Sedangkan, mata air yang berasal dari tenaga gravitasi dibedakan menjadi:

mata air depresi (depresion spring) yang terbentuk apabila permukaan air tanah (water table) terpotong oleh topografi
mata air kontak (contact spring) terjadi apabila lapisan yang tidak kedap air berada di atas lapisan kedap air sehingga air keluar dari dalam tanah
mata air artesis (artesian spring) terjadi karena air yang berada dalam lapisan akuifer tertekan muncul ke atas permukaan akibat adanya kebocoran pada lapisan batuan kedap air
mata air turbuler (turbulence spring) merupakan saluran-saluran alami pada formasi kulit bumi, seperti gua lava atau joint.

Manfaat
Mata air tentu saja memiliki manfaat yang sangat beragam, baik itu dapat dirasakan langsung atau tidak langsung oleh manusia. Air yang berasal dari dalam tanah tentunya merupakan air jernih yang biasanya layak minum sehingga kualitasnya sudah sangat baik.

Berbagai manfaat dari mata air di antaranya adalah:
.Sumber air domestik (air untuk kebutuhan keluarga)
.Sumber air irigasi
.Sumber air minum
.Sumber air untuk sarana ibadah
.Sumber air untuk industri

Pengelolaan dan Konservasi Mata Air
Dalam pengelolaan mata air seringkali dibuat bangunan Penangkap Mata Air (PMA) untuk melindungi mata air dari sumber pencemaran dan biasanya dilengkapi dengan bak penampung. Pada umumnya bangunan PMA dibangun dekat dengan lokasi keluarnya air dan berada pada ketinggian yang sesuai agar air dapat didistribusikan dengan baik.

Prastowo (2008) telah mengembangkan pola-pola pengelolaan mata air agar manfaat yang didapat tetap lestari. Pengelolaan dan pengendalian kerusakan ekosistem mata air meliputi kegiatan:
.pendayagunaan
.perizinan
.pengawasan dan pemantauan
.konservasi

Inventarisasi Potensi
Kegiatan inventarisasi potensi meliputi kegiatan pemetaan, penyelidikan, penelitian, serta pengumpulan data dan evaluasi potensi. Data yang biasa diambil di antaranya adalah sebaran lokasi mata air, jenis mata air dan lapisan akuifer, daerah resapan (recharge area), daerah pelepasan (discharge area), debit dan kualitas air, debit penurapan dan jenis pemanfaatannya.

Sebaran lokasi mata air mencakup data letak geografis, elevasi dan letak administratif, sedangkan jenis mata air diidentifikasi berdasarkan lapisan akuifer sehingga lokasi mata air dapat dengan mudah ditelusuri untuk keperluan pendayagunaan maupun pengendalian kerusakannya.

Delineasi daerah resapan (recharge area) perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti batasan wilayah yang harus dilindungi atau dikelola untuk mempertahankan debit dan kualitas mata air menjaga keberlanjutan pemanfaatan mata air.

Data debit penurapan mata air perlu dibandingkan dengan debit mata air secara alamiah sehingga diketahui efisiensi pemanfaatan mata air untuk memenuhi kebutuhan air domestik, industri, PLTA, pertanian/ perikanan, dan atau peruntukan lainnya.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET