Apa yang dimaksud dengan Botulisme

Botulisme: keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri tertentu (botulism) 
Botulisme adalah kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan bakteri ini dikenal sebagai salah satu racun paling kuat. Oleh karena itu, walaupun tergolong jarang, botulisme termasuk kondisi serius yang mengancam nyawa.

Racun yang dihasilkan bakteri ini menyerang sistem saraf otak, tulang belakang, dan saraf lainnya, serta dapat menyebabkan paralisis atau kelumpuhan otot. Bila tidak segera ditangani, kelumpuhan akan menyebar ke otot yang mengontrol pernapasan.

Penyebab dan Faktor Risiko Botulisme
Botulisme disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum, yang dapat ditemukan di tanah, debu, sungai, serta dasar laut. Sebenarnya, bakteri ini tidak berbahaya bila berada di kondisi lingkungan yang normal. Tetapi, bakteri tersebut akan melepaskan racun ketika kekurangan oksigen. Misalnya, bila berada di dalam lumpur dan tanah yang tidak bergerak, di kaleng tertutup, botol, atau di dalam tubuh manusia.

Masing-masing jenis botulisme dipicu oleh faktor yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini:
. Foodborne botulism. Botulisme jenis ini terjadi akibat konsumsi makanan kalengan rendah asam yang tidak dikemas dengan baik, baik itu sayuran, buah-buahan, maupun ikan dan daging. Bakteri C. botulinum yang ada di dalam makanan kemasan tersebut dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

. Wound botulism. Botulisme ini terjadi ketika bakteri C. botulinum masuk ke luka, yang sering terjadi pada orang dengan penyalahunaan NAPZA. Bakteri pemicu botulisme dapat mengontaminasi zat terlarang, seperti heroin. Ketika NAPZA masuk ke dalam tubuh, bakteri di dalam zat tersebut akan berkembang biak dan menghasilkan racun. Selama satu dekade terakhir, kasus wound botulism meningkat pada penyalahgunaan heroin suntik. Pada beberapa kasus, wound botulism juga terjadi ketika bagian dalam hidung rusak akibat menghirup kokain.

. Infant botulism. Infant botulisme terjadi ketika bayi mengonsumsi makanan yang mengandung spora bakteri C. botulinum, atau bila bayi terpapar tanah yang terkontaminasi bakteri tersebut. Spora bakteri yang tertelan oleh bayi akan berkembang biak dan melepaskan racun pada saluran pencernaan. Meski demikian, spora bakteri ini tidak berbahaya bagi bayi berusia lebih dari 1 tahun, karena tubuhnya sudah membangun kekebalan untuk melawan bakteri.

Gejala Botulisme
Waktu kemunculan gejala botulisme bervariasi pada tiap penderita, mulai dari hitungan jam hingga beberapa hari setelah terpapar racun dari bakteri Clostridium botulinum. Gejala awal botulisme umumnya meliputi kram perut, mual dan muntah, diare, serta kejang.

Gejala lain yang dirasakan penderita tergantung pada penyebab dan jenis botulisme, antara lain:
.Disfagia dan gangguan bicara
.Mulut kering
.Otot wajah lemah
.Gangguan penglihatan
.Kelopak mata terkulai
.Sesak napas
.Mual dan muntah
.Kram perut
.Lumpuh

Pengobatan Botulisme
Pengidap botulisme perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. Pengobatan ini bertujuan untuk menetralisir racun, sehingga fungsi tubuh bisa kembali normal. Perlu diketahui bahwa pengobatan botulisme tidak akan menyembukan kelumpuhan otot dan pernapasan yang mungkin sudah terjadi, tapi untuk menjaga kondisi agar tidak semakin memburuk. Beberapa minggu atau bulan setelah pengobatan, umumnya kelumpuhan yang muncul sebelum pengobatan akan menghilang dan tubuh kembali normal.

Berikut beberapa perawatan yang umumnya dilakukan dokter:
Pemberian antitoksin. Pada pengidap botulisme keracunan makanan atau botulisme luka, biasanya dokter akan menyuntikkan antitoksin untuk mengurangi risiko komplikasi. Antitoksin dengan kandungin imun globulin botulisme biasanya diberikan untuk mengobati botulisme pada bayi.

Pemberian antibiotik. Tindakan ini dilakukan hanya bagi pengidap botulisme luka, sebab antibiotik bisa mempercepat pelepasan racun.
Alat bantu pernapasan. Alat ini akan dipasang oleh dokter jika pengidap mengalami kesulitan bernapas.
Tujuannya untuk membantu mengatasi kelumpuhan yang bisa sembuh secara bertahap.

Pencegahan Botulisme
Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa kdilakukan untuk mencegah botulisme. Contohnya:
Hindari mengonsumi makanan dengan kemasan yang sudah rusak, makanan diawetkan yang sudah berbau, makanan yang disimpan pada suhu yang tidak sesuai, serta makanan kadaluarsa.
Hindari pemberian madu pada bayi di bawah satu tahun, meski dalam jumlah sedikit.
Jangan menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET