Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

Apabila kita berbicara tentang stratifikasi sosial maka tidak akan bisa lepas dari unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Adapun unsur-unsur stratifikasi sosial adalah sebagai berikut

Status atau kedudukan

Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai salah satu kedudukan sebagai suatu posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Ada tiga macam cara untuk memperoleh satatus atau kedudukan dalam masyarakat yaitu:

  1. Ascribed status
  2. Adalah kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran. Misalnya kedududkan anak bangsawan diperoleh karena dilahirkan dari orang tuan yang mempunyai darah bangsawan.
  3. Achieved status
  4. Adalah kedudkan seseorang yang diperoleh melalui usaha dan kerja keras sendiri. Misalnya setiap orang bisa menjadi guru, insinyur, dokter dan sebagainya, asal dia mampu mampu untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi guru, insinyur dan dokter.
  5. Assigned status
  6. Merupakan status atau kedudukan yang diperoleh karena pemberian atau penghargaan atas jasa-jasa seseorang.

Peranan

Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran (role set) yang menunjukkan bahwa dalam suatu status tidak hanya mempunya satu peran tunggal, tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan. Misalnya seorang anak juga seorang murid, dan seorang teman, seorang ketua OSIS dan masih banyak perangkat lainnya yang disandang.
Selain perangkat peran terdapat pula perilaku peran, yaitu perilaku peran, yaitu perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan suatu peranan.

Perilaku peran terkadang berbeda dari perilaku yang diharapkan. Menurut Soerjono Soekanto dalam peranan setidaknya ada tiga hal yaitu:

  • Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
  • Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
  • Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Maka dapat dilihat bahwa setiap individu menduduki status atau kedudukan tertentu dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Ketika seorang individu menduduki suatu status atau kedudukan serta menjalankan sebuah peranan terkadang diharapkan pada pertentangan yang berkaitan dengan status dan peranannya, konflik status dan konflik peranan akan timbul apabila sesorang haris memilih salah satu diantara keduanya.

Konflik status muncul apabila seseorang harus memilih status mana yang yang harus ia pilih dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya, seorang polisi harus menangkap seorang pencuri dalam mengakkan keamanan dan ketertiban masyarakat, padahal pencuri tersebut adalah anaknya. Sedangkan, konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari beberapa status yang dimilikinya. Misal, ibu Mira adalah seorang ibu dan juga seorang guru. Ketika anaknya sakit, ia harus memilih menjalankan peranannya sebagai seorang ibu yang harus merawat anaknya atau memilih menalankan perannya sebagai guru untuk mengajar dalam suatu sekolah tertentu.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET