Pemrosesan Limbah Padat

Pembuangan Akhir

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana limbah padat mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana limbah padat diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.

TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir limbah padat dalam bentuk pengembalian limbah padat dan atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Selain itu di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses penimbunan limbah padat tetapi juga wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan limbah padat di lokasi TPA, yaitu (Litbang PU, 2009):

  • Pemilahan limbah padat
  • Daur-ulang limbah padat non-hayati (an-organik)
  • Pengomposan limbah padat hayati (organik)
  • Pengurugkan/penimbunan limbah padat residu dari proses di atas di lokasipengurugkan atau penimbunan (landfill)

Di Indonesia dikenal konsep controlled landfill sejak tahun 1990-an, yaitu metode perbaikanopen dumping sebelum mampu mengoperasikan pengurugkan limbah padat deangan sanitary landfill. Perbedaan antara kedua metode tersebut terlihat pada tabel berikut.

Perbedaan controlled landfill dengan sanitary landfill

Landfill merupakan suatu kegiatan penimbunan limbah padat padat pada tanah. Jika tanah memiliki muka air yang cukup dalam, tanah bisadigali, dan limbah padat bisa ditimbun didalamnya. Metode ini kemudian dikembangkanmenjadi sanitary landfill yaitu penimbunan limbah padat dengan cara yang sehat dan tidak mencemari lingkungan. Sanitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan limbah padat secara sehat dimana limbah padat dibuang di tempat yang rendah atau parit yangdigali untuk menampung limbah padat, lalu limbah padat ditimbun dengan tanah yang dilakukanlapis demi lapis sedemikian rupa sehingga limbah padat tidak berada di alam terbuka (Tchobanoglous, et al., 1993). Pada prinsipnya landfill dibutuhkan karena:

  • Pengurangan limbah di sumber, daur ulang atau minimasi limbah tidak dapat menyingkirkan seluruh limbah
  • Pengolahan limbah biasanya menghasilkan residu yang harus ditangani lebih lanjut
  • Kadangkala limbah sulit diuraikan secara biologis, sulit diolah secara kimia, atau sulit untuk dibakar.

Beberapa hal yang sangat diperhatikan dalam operasional sanitary landfill adalahadanya pengendalian pencemaran yang mungkin timbul selama operasional dari landfillseperti adanya pengendalian gas, pengolahan leachate dan tanah penutup yangberfungsi mencegah hidupnya vector penyakit. Berdasarkan peletakkan limbah padat di dalam sanitary landfill, maka klasifikasi dari landfilldapat dibedakan menjadi :

  1. Mengisi Lembah atau cekungan.
    Metode ini biasa digunakan untuk penimbunan limbah padat yang dilakukan padadaerah lembah, seperti tebing, jurang, cekungan kering, dan bekas galian.Metode ini dikenal dengan depression method.Teknik peletakan danpemadatan limbah padat tergantung pada jenis material penutup yang tersedia,kondisi geologi dan hidrologi lokasi, tipe fasilitas pengontrolan leachate dangas yang digunakan, dan sarana menuju lokasi.
  2. Mengupas Lahan secara bertahap
    Pengupasan membentuk parit-parit tempat penimbunan limbah padat dikenalsebagai metode trench.Metode ini digunakan pada area yang memiliki mukaair tanah yang dalam.Area yang digunakan digali dan dilapisi dengan bahanyang biasanya terbuat dari membran sintetis, tanah liat dengan permeabilitasyang rendah (low-permeability clay), atau kombinasi keduanya, untukmembatasi pergerakan leachate dan gasnya.
  3. Menimbun Limbah padat di atas lahan.
    Untuk daerah yang datar, dengan muka air tanah tinggi, dilakukan dengancara menimbun limbah padat di atas lahan. Cara ini dikenal sebagai metode area.Limbah padat dibuang menyebar memanjang pada permukaan tanah, dan tiap lapisdalam proses pengisian (biasanya per 1 hari), lapisan dipadatkan, dan ditutupdengan material penutup setebal 15-30 cm. Luas area penyebaran bervariasitergantung pada volume timbulan limbah padat dan luas lahan yang tersedia.

Klasifikasi Landfill Berdasarkan Metode Peletakkan Limbah padat

Beberapa penelitian dan perencanaan sanitary landfill melakukan berbagai upaya inovasi untuk memperbaiki proses degradasi limbah padat di dalam landfill, antara lain:

  • Landfill semi anaerobic, yang berfungsi untuk mempercepat proses degradasilimbah padat dan mengurangi dampak negatif dari leachate dengan melakukan prosesresirkulasi leachate ke dalam tumpukan limbah padat. Leachate dianggap sebagai nutrisisebagai sumber makanan bagi mikoorganisme di dalam limbah padat.
  • Landfill aerobic, dengan menambahkan oksigen ke dalam tumpukan limbah padat disanitary landfill yang berfungsi mempercepat proses degradasi limbah padat sehinggamendapatkan material stabil seperti kompos.
  • Reusable landfill atau landfill mining and reclamation. Definisi dari proses ini adalahsebuah sistem pengolahan limbah padat yang berkesinambungan dengan menggunakanmetode Supply Ruang Penampungan Limbah padat. Proses ini sering digunakan dalamrevitalisasi TPA, dimana material yang dapat digali dari TPA yang lama akandimanfaatkan. Bekas galian TPA akan dirancang untuk menerima limbah padat kembalidengan konsep sanitary landfill.
  • Metode Pengurugkan

Metode pengurugkan limbah padat berdasarkan kondisi topografi, sumber materi penutup dan kedalaman air tanah dibedakan metode trench dan area.

1. Metode trench atau ditch

Metode ini diterapkan ditanah yang datar.Dilakukan penggalian tanah secara berkalauntuk membuat parit sedalam dua sampai 3 meter.Tanah disimpan untuk dipakai sebagai bahan penutup.Limbah padat diletakan di di dalam parit, disebarkan, dipadatkandan ditutup dengan tanah.

2. Metode Area

Untuk area yang datar dimana parit tidak bisa dibuat, limbah padat disimpan langsung diatas tanah asli smapai ketinggian beberapa meter.Tanah penutup bisa diambil dariluar TPA atau diambil dari bagian atas tanah.

3. Kombinasi kedua metode

Karena kedua cara ini sama dalam pengurugkannya, maka keduanya dapat dikombinasikan agar pemanfaatan tanah dan bahan penutup yang baik sertameningkatkan kinerja operasi.

 

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET