Definisi Perang Reformasi

Menjelang pertengahan abad kesembilan belas, Meksiko berada dalam situasi yang tidak stabil, kehilangan bagian penting dari wilayahnya untuk kepentingan Amerika Serikat dan bangkrut secara ekonomi. Dalam konteks ini, reformasi liberal dipromosikan untuk memodernisasi negara, tetapi reformasi ini segera mendapat tanggapan yang berlawanan dari kaum konservatif, ulama dan sebagian tentara.

Fokus utama ketegangan antara kaum liberal dan konservatif adalah situasi istimewa Gereja Katolik. Situasi tegang ini menyebabkan adanya dua pemerintahan paralel, satu konservatif dan liberal lainnya (yang pertama dipimpin oleh Félix Zuloaga dan yang kedua oleh Benito Juárez).

Kaum liberal diilhami oleh cita-cita Pencerahan Prancis, sedangkan kaum konservatif dipengaruhi oleh doktrin Gereja Katolik dan pemikiran konservatif Eropa.

Perang Reformasi dimulai pada tahun 1857 dan berlangsung selama tiga tahun

Presiden Benito Juárez mengusulkan reformasi konstitusi dengan maksud melemahkan hegemoni ulama dan mengubah Meksiko menjadi sekuler dan sejahtera bangsa. Untuk melakukan ini, ia mengambil langkah-langkah yang membatasi kekuasaan Gereja Katolik; di antaranya, kebebasan beribadah, perkawinan sipil atau sekularisasi pemakaman dan rumah sakit. Pengumuman langkah-langkah ini adalah apa yang memicu konfrontasi bersenjata antara konservatif dan liberal dalam apa yang disebut Perang Reformasi.

Episode terakhir dari Perang Reformasi (juga dikenal sebagai Perang Tiga Tahun) adalah pertempuran Calpulalpan dan kekalahan berikutnya dari tentara yang membela kepentingan kaum konservatif. Setelah pertempuran, Presiden Benito Juárez meninggalkan kota Veracruz dan secara definitif memasuki ibu kota untuk mengumumkan berakhirnya permusuhan.

Konsekuensi Perang Reformasi

Kemenangan cita-cita liberal menghasilkan reformasi negara. Dalam hal ini, langkah-langkah berikut harus disorot:

1) pemisahan definitif negara dan gereja,

2) dominasi kekuatan sipil atas kekuatan militer,

3) otonomi negara bagian yang membentuk Meksiko dan

4) jaminan untuk promosi dan pengembangan milik pribadi. Prinsip-prinsip ini diwujudkan dalam Konstitusi baru.

Bagi beberapa sejarawan, kemenangan kaum liberal lebih dari sekadar reformasi sederhana, karena itu mewakili perubahan radikal dalam hubungan ekonomi, sosial dan budaya. Tidak boleh dilupakan bahwa ia berubah dari iklim intoleransi agama ke sekularisme negara dan sekularisasi masyarakat.

Setelah Perang Kemerdekaan, Perang Reformasi dianggap paling berdarah dalam sejarah Meksiko.

Foto: Fotolia – FZD – Erica Guilane-Nachez

Isu-isu dalam Perang Reformasi

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET