Cara Pengendalian Sosial

Ada dua sifat pengendalian social, yaitu preventif dan represif. Preventif adalah pengendalian social yang dilakuakan sebelum terjadinya suatu pelanggaran. Sedangkan Represif adalah pengendalian social yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran terjadi.

Roucek berpendapat bahwa pengendalian social dapat dilakukan melalui intuisi dan non intuisi, secara lisan, simbolik dan melalui kekerasan, menggunakan hukum atau imbalan, dan secara formal ataupun informal. Menurut fromm pengendalian social dapat dilakukan melalui sosialisasi danĀ  Menurut Lapier pengendalian social dapat dilakukan melalui tekanan sosil

  1. Cara Pengendalian Melalui Institusi dan non Institusi
    Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian social melalui lembaga social yang ada di dalam masyarakat seperti lembaga pendidikan hukum, agama, politik, ekonomi, dan keluarga. Cara pengendalian melalui non institusi adalah cara pengendalian di luar institusi social yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal cara pengendalian ini seringkali menggunakan kekerasan dan sifatnya tidak resmi.

  2. Pengendalian Secara Lisan, simbolik, dan Kekerasan
    Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik sering juga disebut cara pengendalian social persuasive. Cara ini menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku Pengendalian social secara lisan dilakukan dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal). Sementara, pengendalian social secara simbolik dapat dilakukan melalui tulisan, spanduk, dan iklan layanan masyarakat. Cara pengendalian social melalui kekerasan disebut dengan cara pengendalian social koersif. Cara ini menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatannya lagi. Cara koersif sebaiknya dilakukan sebagai upaya trakhir sesudah cara pengendalian persuasive dilakukan.

  3. Pengendalian social melalui imbalan dan hukuman
    Cara pengendalian social melalui imbalan cenderung bersifat preventif (bersifat mengalihkan). Seseorang diberi imbalan atas perbuatannya agar ia berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Cara pengendalian social melalui hukuman cenderung represif. Cara ini bertujuan untuk memulihakan keadaan seperti keadaan sebelum pelanggaran terjadi.

  4. Pengendalian social formal dan informal
    Cara pengendalian social menurut Horton dan Hunt adalah cara pengendalian social yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang juga memiliki peraturan-peraturan resmi, seperti sebuah perusahaan yang telah membuat aturan mengenai gaji, kenaikan pangkat, atau cuti beserta sanksi-sanksinya. Cara pengendalian informal adalah pengendalian yang dilakukan oleh sekolompok kecil, akrab dan tidak resmi, dan tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis. Desas-desus sering disebut gossip. Gossip sebagai bentuk pengendalian social dapat membuat pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan norma yang berlakku dalam masyarakat. Hal ini akan membuat masyarakat lebbih hati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya.

    Teguran adalah peringatan yang ditujukan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan. Teguran dapat dilakukan melalui lisan maupun tulisan. Tujuan teguran adalah agar si pelaku penyimpangan sesegera mungkin menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Teguran dalam organisasi formal umumnya dilakukan secara bertahap. Biasanya teguran dilakukan secara tertulis sebanyak tiga kali. Jika teguran tidak diindahkan, maka pelaku pelanggaran akan mendapat sanksi disiplin.

  5. Pengendalian social melalui sosialisasi
    Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan norma agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (Icon Form). Sosialisasi membentuk adat, kebiasaan dan keinginan kita. Jika nilai dan norma tersebut sudah menginternal dalam diri individu, maka di manapun individu itu akan berperilaku conform (menyesuaikan diri).

  6. Pengendalian social melalui tekanan social

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET