Inti sperma (sperm-nucleus): Inti sel pada sperma atau sel mani; inti sperma dapat lebih mudah dilihat sebelum terjadinya pembuahan sesaat sesudah sperma masuk ke dalam sel telur
Inti sperma cenderung mengalami kerusakan DNA sebelum dan sesudah ejakulasi. Distribusi kerusakannya tidak homogen, dan faktor-faktor yang menentukan sensitivitas diferensial di antara kawasan-kawasan nuklir belum dicirikan. Kromatin sperma manusia mengandung tiga domain struktural, dua di antaranya dianggap paling rentan terhadap kerusakan DNA: domain terikat histone, menyimpan gen terkait perkembangan, dan domain yang terkait dengan protein matriks nuklir. Dengan menggunakan pendekatan reaksi rantai polimerase kuantitatif (qPCR), kami menganalisis jumlah lesi pada gen homeobox A3 (HOXA3), homeobox B5 (HOXB 5), wilayah penentu jenis kelamin Y (SRY) -box 2 (SOX2), β-GLOBIN , rDNA 18S, dan rDNA 28S dalam sperma manusia setelah penyinaran ultraviolet (400 μW cm − 2, 10 mnt), perawatan H2O2 (250 mmol l − 1, 20 mnt), dan kriopreservasi, yang menunjukkan kerentanan diferensial terhadap kerusakan genetik. Kerentanan diferensial tergantung pada agen genotoksik dan independen dari protein nuklir sperma yang terikat kromatin dan aksesibilitas ke mesin transkripsi. Deteksi imun 8-hidroksi-2′-deoksiguanosin (8-OHdG) menunjukkan bahwa tingkat oksidasi tertinggi diamati setelah perlakuan H2O2. Distribusi lesi oksidatif juga berbeda tergantung pada agen genotoksik. 8-OHdG tidak melakukan kolokasi baik dengan histone 3 (H3) atau dengan tipe IIα + β topoisomerase (TOPO IIα + β) setelah perlakuan H2O2 tetapi cocok dengan peroxiredoxin 6 (PRDX6), yang terlibat dalam metabolisme H2O2. Studi kami mengungkapkan bahwa karakteristik domain kepala sperma bertanggung jawab atas akses genotoksikan dan menyebabkan tingkat kerusakan yang berbeda pada area nuklir, sedangkan kemasan kromatin memiliki relevansi yang sangat terbatas. Gen yang diperkaya histone yang dianalisis tidak dapat digunakan sebagai biomarker kerusakan DNA oksidatif.