Apa yang dimaksud dengan Ekotipe

Ekotipe (ecotype): bagian populasi jenis yang menunjukkan ciri-ciri morfologi kimia atau fisiologi yang mantap dan diatur oleh faktor-faktor genetika yang berkaitan dengan keadaan-keadaan ekologi tertentu, tetapi yang dianggap kurang berarti dari sudut taksonomi

Linnaeus dan pakar taksonomi sesudahnya menyadari bahwa spesies itu tidaklah homogen: anggota tubuhnya berbeda dalam ketinggian, ukuran dan waktu berbunga, atau sifat-sifat lainnya dapat berubah karena intensitas cahaya, ketinggian lintang, ketinggian tempat atau sifat-sifat tempat lainnya.
Ekotipe menurut Kenner. Kenner melihat variasi yang ada pada spesies tertentu dianggap sebagai tanggapan yang sifatnya plastis dan bukan tanggapan yang sifatnya genetis yang diturunkan. Plastisitas adalah suatu tanggapan individu terhadap lingkungan yang tidak sama. Tanggapan rumput teki dengan haitat sedikit air berbeda dengan tanggapan rumput teki lain dengan habitat yang kering.
Ekottipe menurut Turesson. Pada abad ke-19 membuat hipotesis bahwa banyak variasi yang ada dalam spesies dapat diturunkan dan merupakan adaptasi terhadap habitatnya.

Sedangkan menurut Clausen, Keck dan Hiesey menyimpulkan ekotipe dalam ukuran populasi tunggal sampai grup regional, makin luas kisaran penyebaran spesies, makin banyak ekotipe dalam spesies tersebut. (Syamsurizal, 1999: 14-16)
Ekotipe: dengan sinonim eccologie races atau physiologic races yaitu tipe-tipe spesies yang diperlihatkan terhadap suatu perubahan keadaan lingkungan secara keseluruhan. Terlihat adanya perubahan-perubahan morfologis dan fisiologis dengan respon genetik yang bervariasi sesuai dengan perubahan lingkungan tersebut.
Definisi lain dikemukakan oleh Sterbbins yang menyatakan bahwa ekotipe adalah kumpulan organisme yang mempunyai susunan genotipe sama, baik heterozygot maupun homozygot dan beradaptasi pada niche tertentu.
Anggota suatu kelompok organisme dengan susunan genotipe yang sama dalam pembicaraan ekologi disebut biotipe dan niche adalah tempat suatu organisme berfungsi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sifat Karakteristik Ekotipe
Keistimewaan sifat ekotipe antara lain:
1. Ekotipe spesies selalu interfertil
2. Dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain
3. Ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis
4. Suatu spesies dengan ekologi yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisio-logis dalam habitat yang berbeda
5. Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas
6. Ekotipe benar-benar mempunyai ciri khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang lain
Pembentukan Ekotipe Baru. Ekotipe baru dapat dihasilkan melalui metode:
1. Hebridisasi
Ini dihasilkan oleh persilangan alami dari Spartia stricta dengan S. alterriflora, hibrid yang baru S. townsendii, hasil persilangan kedua induk dari habitat alami.
2. Mutasi
Hibrid-hibrid baru juga dapat dihasilkan dari mutasi alami dan rekombinasi, gen pool kecil mengumpul dalam jumlah populasi yang lebih baik adaptasinya. Dalam habitat atau lingkungan yang istimewa (khusus) beberapa ekotipe baru timbul karena penanaman (pengolahan) atau dijaga adanya seleksi kompetisi.
3. Pertukaran kromosome (Chromosonal changes)
Hilangnya atau penambahan segmen kromosome menghasilkan pertukaran genotipe diikuti oleh pertukaran fenotipe hasil dari pembentukan ekotipe baru karena poliploid-poliploid hampir tidak menunjukkan toleransi ekologi seperti induknya.

Macam-macam Ekotipe. Menurut macam-macam kondisi lingkungan, ekotipe dibagi:
1. Klimatik ekotipe yaitu ekotipe yang terjadi akibat pengaruh faktor-faktor iklim seperti cahaya, temperatur, air dan angin. Turesson (1930) telah menyelidiki klimatik ekotipe misalnya: Leontodon auntumnalis.
2. Edhaphik ekotipe ialah ekotipe yang terjadi akibat perbedaan tipe dan reaksi tanah atau faktor-faktor tanah seperti kelembaban tanah, kelebihan atau kekurangan nutrien dan sebagainya.
Misa dan Rao (1948) telah mempelajari Lindenbergia Polyantha dan Rankishman (1961) mempelajari Euphorbia thymifolia.
3. Klimatik adhapik ekotipe. Kadang-kadang ekotipe terjadi karena pengaruh faktor iklim dan tanah disebut klimatik edhapik ekotipe. Pandey dan Jayan (1970) mempelajari Cenchrus ciliaris.
4. Altitudinal dan latitudinal ekotipe adalah suatu ekotipe yang terjadi akibat perubahan tinggi tempat dan akibat perbedaan lintang seperti Cassia tora, Anagalis arvensis, Pinus dan Gymnospermae lain.
5. Fisiologik ekotipe yaitu ekotipe yang terjadi akibat perubahan fisiologis seperti penyinaran (photoperiode), absorbsi air, cyclus nutrien misalnya: Boutelona curtipendula.
Pada tanaman ada dua photoperiode yaitu ecotpe short day plant dan long day plant meskipun morfologinya sama.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET