Beta-blocker termasuk:
- Asebutolol ( Sektral )
- Atenolol ( tenormin )
- Betaxolol (Kerlon)
- Bisoprolol ( Zebeta, Ziac)
- Carteolol (Kartrol)
- Karvedilol (Coreg)
- Labetalol (Normodyne, Trandate)
- Metoprolol (Lopressor, Toprol-XL)
. Di sini, pemblokir beta mana yang terbaik?
Propranolol dan atenolol telah dipelajari paling intensif pada hipertensi. Untuk pencegahan sekunder infark miokard, bukti terbaik adalah untuk timolol. Sotalol mungkin adalah antiaritmia terbaik di antara beta-blocker. Apakah beta-blocker individu yang terbaik untuk gagal jantung masih harus dilihat.
Juga, beta blocker mana yang memiliki efek samping paling sedikit? Beta-blocker kardioselektif, misalnya bisoprolol dan metoprolol suksinat, lebih kecil kemungkinannya menyebabkan kelelahan dan ekstremitas dingin dibandingkan beta-blocker non-selektif.
Dengan mempertimbangkan hal ini, apa efek samping paling umum dari beta blocker?
Efek samping yang umum dari beta blocker meliputi:
- Mengantuk atau kelelahan.
- Tangan dan kaki dingin.
- Mulut, kulit, atau mata kering.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
- Diare atau sembelit.
Berapa lama Anda bisa bertahan di beta blocker?
Pedoman merekomendasikan terapi beta blocker selama tiga tahun, tetapi itu mungkin tidak diperlukan. Beta blocker bekerja dengan menghalangi efek hormon epinefrin, juga disebut adrenalin. Mengambil beta blocker mengurangi detak jantung dan tekanan darah Anda. Ini memudahkan beban kerja pada jantung Anda dan meningkatkan aliran darah.