Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Perkembangan Awal Revisi 1987

Pada tahun 1987, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a / U / 1987 tentang perbaikan “Spelling Pedoman Umum Indonesia Ditingkatkan”. Keputusan Menteri ini meningkatkan EYD edisi 1975.

Perkembangan Awal Revisi 2009

Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Menteri Pendidikan Nasional Peraturan Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan ini, di EYD 1987 edisi berubah dan tidak lagi berlaku.

Perbedaan dengan ejaan sebelumnya

Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:

  1. “dj” menjadi “j”: djarak → jarak
  2. “ch” menjadi “kh”: achir → akhir
  3. “sj” menjadi “sy” : sjarat → syarat
  4. “j” menjadi “y” : sajang → sayang
  5. “tj” menjadi “c” : tjutji → cuci
  6. “nj” menjadi “ny” : njamuk → nyamuk

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan dalam EYD, antara lain:

  1. F, v, dan z adalah penyerapan unsur-unsur bahasa asing yang diresmikan.
  2. Surat-surat q dan x biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan terus digunakan, misalnya, furqan kata, dan xenon.
  3. Awalan “di-” dan kata berikutnya “dalam” tulis dibedakan. Preposisi “di” dalam contoh di rumah, di ladang, tulisan dipisahkan oleh spasi, sementara “yang” dibeli atau dimakan dalam seri ditulis dengan kata-kata yang mengikuti.
  4. Re-ditulis kata penuh dengan elemen mengulangi. Dyad tidak digunakan sebagai penanda kekambuhan

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

  • Menulis surat, termasuk modal dan miring.
  • Menulis kata-kata.
  • Menulis tanda baca.
  • Menulis singkatan dan akronim.
  • Menulis angka dan nomor simbol.
  • Menulis elemen penyerapan.

Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Republik Spelling. Jadi sebelum EYD, “oe” tidak digunakan. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang menulis tanda baca, menulis dapat dilihat pada tanda baca EYD yang tepat.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki ejaan yang telah disesuaikan. Ejaan tersebut memiliki perubahan yaitu sebanyak tiga kali setelah bahasa itu digunakan sebagai bahasa nasional. Ketiga sistem ejaan itu menhasilkan ejaan yang baku dan dipergunakan sampai saat ini oleh setiap orang terutama akademisi, penulis, wartawan dan lain sebagainya. ejaan itu adalah Ejaan yang disempurnakan (EYD).

Dalam Ejaan Bahasa Indonesia, banyak hal yang harus dilihat dan dipahami. Karena begitu rumit dan banyak jika dilihat dari segi huruf, kata, kalimat, tanda baca baik dalam pemakaian, penulisan dan pelafalannya. Huruf memiliki banyak cara penulisan dan pemakaian, seperti abjad yang merupakan vocal dan konsona, diftong, persukuan, dan nama diri. Sedangkan penulisannya, digunakan pada huruf capital dan huruf miring. Demikian juga kata, memilki kaidah pemakaian yang diatur dalam ejaan bahasa Indonesia. Seperti, kata dasar, turunan, gabungan, kata ganti, singkatan dan akronim.

Untuk penulisan huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat, perlu digunakan tanda baca. Tanda baca memiliki peran penting dan itu sudah diatur dalam ejaan bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Afia, Atep. 2012. Tata Tulis Karya Ilmiah. Surabay:. Unnar
Barus, Sanggup. dkk. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press
Haryatmo, Sri. 2009. Buku Panduan Mengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Intitut agama Islam Sunan Kalijaga
Pantita Pengembangan Bahasa Indonesia. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia (diakses 16 februari, 15.00 WIB)

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET