Periode Siklus Birahi Sapi

Siklus birahi pada dasarnya sama pada semua hewan, walaupun semua jenis hewan mmiliki ciri khas masing-masing. Siklus birahi dapat dibagi menjadi 4 atau 5 periode. Tiap periode akan beralih ke periode berikutnya, adapun periode tersebut adalah :

  • Estrus
  • Medestrus
  • Diestrus
  • Proestrus
  • Anestrus (kusus untuk hewan-hewan monoestrus)

Periode siklus birahi terbagi atas estrus (birahi), medestrus, diestrus dan proestrus. Periode ini akan berjalan dalam suatu siklus keculai pada periode anestrus selama kebuntingan dan setelah melahirkan untuk semua spesies. Menurut banyaknya siklus birahi, tiap tahun hewan dapat dibagi menjadi 4 golongan.

  1. Hewan-hewan monestrus: ialah hewan yang mengalami siklus birahi dalam setahun misal pada anjing betina
  2. Hewan-hewan diestrus: hewan yang mengalami dua kali siklus birahi dalam setahun misalnya pada kucing
  3. Hewan-hewan polyestrus ialah hewan yang meangalami beberapa kali siklus birahi dalam satu tahun. Terdapat pada hewan ternak seperti sapi, babi, domba, kambing dan rodensia.
  4. Hewan-hewan polyestrus bermusim (seasonal polyestrus) hewan-hewan yang mengalami siklus birahi beberapa kali secara periodik hanya selama musim yang baik, seperti pada domba pada musim gugur dalam setahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus birahi.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi lamanya siklus birahi dan kelahiran terutama dalam panjangnya siklus birahi sering sekali terlihat pada hewan ternak.

  1. Keadaan makanan dan keadaan sekeliling yang baik menimbulkan lebih banyak siklus birahi pada hewan yang monoestrus atau diestrus, misal pada anjing yang umumnya hanya dua kali mengalami siklus birahi pada satu tahun, dapat mengalami siklus birahi lebih dari dua kali dalam setahun. Pada domba dan babi dikenal “flushing” yaitu pemberian makanan yang berlebih sebelum musim birahi, sehingga dicapai masa birahi yang dipercepat. Sebaliknya setiap kekurangan makanan, sehingga mengakibatkan kelaparan dari kekurusan pada hewan betina dapat menghasilkan produksi hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa anterior sehingga siklus birahi dapat sangat diperpanjang atau tidak berlangsung sama sekali.

  2. Musim dan cahaya matahari terutama dinegara-negara 4 musim hewan-hewan liar pada dasarnya musim kawin akan timbul sedemikian rupa sehingga anaknya dapat dilahirkan dalam musim terbaik bagi anak dan induknya. Musim terbaik ini adalah musim semi, sehingga faktor banyaknya cahaya matahari masih memegang peranan dalam menggertak timbulnya musim kawin pada hewan ternak.

  3. Suhu udara : pengaruh dari suhu sekitarnya terdapat berlangsungnya siklus birahi masih ada walaupun hal ini tidak terlalu menonjol. Hal ini sangat berkaitan dengan faktor banyaknya cahaya matahari yang diterima oleh hewan ternak itu.

  4. Umur : pada sapi dan babi, umumnya betina yang masih muda menunjukkan birahi dan siklus birahi yang sedikit lebih pendek daripada yang lebih dewasa. Ketuaan yang disertai kehilangan gigi, sehingga hewan sukar makan dan menjadi kurus umumnya mengakibatkan berhentinya siklus birahi.
  5. Penyakit-penyakit : penyakit umum yang kronis dan hebat sehingga menyebabkan kekurusan pada hewan betina itu dapat memberhentikan berlangsungnya siklus birahi.

  6. Genetik : kelainan genetik yang menyebabkan tidak timbulnya siklus birahi yang normal pada hewan betina juga terlihat diantara hewan ternak kelainan-kelainan genetik ternak dapat berupa hypofungsi dari kelenjar gonad (hypogonadism) sehingga ovarium tidak dapat bekerja sebagai mana mestinya. Hewan betina yang mengalami hypogonadism tidak akan terlihat adanya siklus birahi yang normal.

  7. Tumor tumor pada kelenjar hypophysa, ovarium atau kelenjar adrenal, dapat memberikan kelainan dalam siklus birahi.

  8. Kebuntingan, dapat langsung mnghentikan siklus birahi secara physcologis, siklus birahi akan normal kembali setelah partus.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET