Pengertian Derivasi (Linguistik)

Dalam bidang linguistik konsep derivasi mengacu pada salah satu proses pembentukan kata baru. Proses ini memiliki kriteria umum: penyatuan basa atau leksem dan morfem turunan.

Ingatlah bahwa kata-kata yang berbeda berasal dari kata primitif yang sama. Dengan demikian, semua kata yang berasal dari primitif dikenal sebagai kata turunan. Dengan cara ini, dengan kata primitif matahari, saya dapat membentuk serangkaian kata turunan, seperti solazo, insolación, solar, sunny, dll. Agar proses rujukan menjadi mungkin, serangkaian aturan harus diterapkan.

Aturan derivasi dalam kata kerja, kata benda dan kata sifat

Dalam kasus kata kerja, derivasi didasarkan pada penyatuan sufiks dan leksem. Dengan cara ini, dalam bentuk kata kerja “bermimpi”, leksem “soñ” disertai dengan akhiran “ado” dari participle. Di sisi lain, ketika kata kerja memiliki leksem yang berakhiran “e” atau “i”, kedua vokal ini menghilang dalam derivasi (misalnya, “chirriar” menjadi “chirrido”).

Dengan Berkenaan dengan kata benda dan kata sifat, derivasi juga memiliki aturan. Jadi, dengan leksem “rumah”, “a” menghilang jika kita membentuk kata “rumah kecil”. Demikian pula, jika kita menambahkan morfem turunan “usia” ke kata sifat “bodoh”, kita memiliki kata “kebodohan”.

Cara lain untuk membentuk kata-kata

Derivasi bukan satu-satunya sistem untuk membentuk kata, karena ada juga infleksi, komposisi dan parasintesis.

Infleksi terdiri dari menambahkan morfem infleksional ke leksem. Jadi, ada morfem infleksi gender dan nomor (misalnya, dari leksem kuning, kita dapat memasukkan morfem infleksi sebagai dan kita memiliki kata kuning).

Komposisi tidak dimulai dari penyatuan morfem menjadi suatu basa atau leksem, melainkan tentang penggabungan lebih dari satu basa atau lebih dari satu kata. Ini menghasilkan kata majemuk (misalnya, payung, penangkal petir, gedung pencakar langit, atau tengah hari).

Dalam parasintesis, kata-kata dibentuk dengan menggabungkan prinsip komposisi dan derivasi

Dalam kasus kata “pengendara”, ada komposisi ( mobil + mobil ) dan pada saat yang sama derivasi, karena akhiran “ista” ditambahkan. Di sisi lain, parasintesis dihasilkan oleh penyatuan simultan dari awalan dan akhiran, seperti kata “tidak dapat diterima” (berasal dari asumsi, tetapi dengan awalan “dalam” dan akhiran “bisa” menjadi “tidak dapat diterima”. ”).

Foto: Fotolia – Dekan Drobot

Topik dalam Derivasi (Linguistik)

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET