Pendekatan Dalam Ilmu Politik

Ada banyak pendekatan di dalam ilmu politik. Kita hanya akan membahas tiga pendekatan saja, yaitu pendekatan institusionalisme, pendekatan perilaku, serta pilihan rasional, dan pendekatan kelembagaan baru atau the new institutionalism. Ketiga pendekatan tersebut mempunyai cara padang tersendiri dalam mendalami ilmu politik serta mempunyai kritik pada pendekatan yang lain.

Pendekatan Institusionalisme

Dalam pendekatan institusionalisme mengacu pada negara sebagai fokus dalam kajian utama. Setidaknya da 2 jenis institusi negara, yaitu negara dekokratis yang ada pada titik “pemerintahan yang baik” dan negara otoriter yang berada dalam titik “pemerintahan yang jelek” lalu kemudian berkembang lagi dengan banyak varians yang mempunyai sebutan nama yang berbeda. Tetapi, pada dasarnya bila dikaji lebih dalam, struktur pemerintahan dari jenis-jenis institusi negara tersebut tetap akan terbagi kemnali menjadi dua yaitu masalah “baik” dan “buruk” tadi.

Setidaknya, ada 5 kajian atau karakteristik utama pendekatan ini, yaitu:

  1. Legalisme (legalism), yaitu mengkaji dalam aspek hukum, dalam arti peranan pemerintah pusat dalam mengatur hukum;
  2. Strukturalisme, yaitu bagian perangkat kelembagaan utama atau memfokuskan pentingnya keberadaan struktur dan itu pun bisa menentukan perilaku seseorang;
  3. Holistik (holism) merupakan penekanan pada kajian sistem yang menyeluruh/holistik dalam memeriksa suatu lembaga yang “bersifat” individu seperti legislatif;
  4. Historicism atau sejarah yang menekankan pada analisis, pada aspek sejarah seperti kehidupan sosial-ekonomi serta kebudayaan;
  5. Normative analysis atau analisis normatif yang menekankan analisisnya pada aspek yang normatif sehingga akan terfokus pada penciptaan good government.

Pendekatan Perilaku Dan Pilihan Rasional

Pemikiran pokok pada pendekatan adalah bahwa tidak ada manfatnya membahas lemaga-lembaga formal sebab pembahasan seperti itu tidak begitu bermanfaat dalam memberikan informasi tentang proses politik yang sesungguhnya.

Sementara itu, inti “pilihan rasional” merupakan individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik serta untuk makhluk yang rasional selalu memiliki tujuan yang menerminkan apa yang dianggapnya kepentingan dari sendiri. Kedua pendekatan tersebut (prilaku serta pilihan rasional), mempunuyai fokus utama yang sama yaitu individu atau manusia. Meski bergitu, pendekatan kedua ini tetap berbeda satu sama lainnya.

Yang ditekankan pada aspek ini ialah:

  1. Lebih menekankan dalam metodologi dan teori. Dalam mengembangkan ilmu politik, teori bermanfaat sebagai penjelasan fenomena dari keberagaman pada masyarakat.
  2. Lebih mengarah kepenolakan pendekatan normatif. Kaum behabioralis menolak hal yang bersifat normatif yang didalami pada pendekatan institusionalisme sebab pendekatan normatif dalam upaya menciptakan “pemerintahan yang baik “itu bersifat bias”.
  3. Lebih menekankan pada analisis individual. Kaum behavioralis menganalisis letak/peraturan aktor politik secara individual sebab fokus analisis memang tertuju pada analisis perilaku individu.
  4. Masukan (inputism) lebih memperhatikan masukan pada sistem politik (teori sistem oleh David Eston, 1953) atau tidak hanya pada penekanan di strukturnya saja seperti pada pedekatan institusionalisme.

     

Pendekatan Kelembagaan Baru

The new institutionalisma atau pendekatan kelembagaan baru lebih merupakan visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi serta sosiologi. Berbeda pula dengan institusionalisme lama yang melihat institusi negara sebagai sebuah hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru mamandang negara sebagai hal yang bisa diperbaiki ke arah tujuan tertentu.

Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan yang berprilaku yang melihat politik atau behavioralis dan kebijakan publik sebagai hasil dari prilaku kelompok besar atau massa, serta pemerintah sebagai institusi yang hanya melihat kegiatan massa itu.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET