Metode Wawancara

A. MASA PERSIAPAN

Sebelum peneliti melaksanakan tugas lapangan, beberapa hal harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu dengan masak.

Sudah ditentukan metode sampling apa yang akan ditempuh. Syarat-syarat responden sudah ditentukan. Sudah ditetapkan cara mencari ganti (subtitusi) responden yang karena sesuatu hal tidak dapat ditemui. Kuesioner sudah disusun dengan baik dan sudah ditentukan bahasa apa yang akan dipakai.

Bila akan menggunakan bahasa daerah, dapat ditempuh dua cara: pertama, terjemahan kuesioner sudah selesai dikerjakan; kedua, terjemahan dikerjakan oleh seluruh pewawancara secara “gotong-royong”, yaitu secara bergiliran pewawancara menerjemahkan pertanyaan demi pertanyaan.

Sesudah itu, hasil terjemahan diperbaiki oleh peneliti, dan selanjutnya diperbanyak untuk dibagikan kepada semua pewawancara sebagai pedoman menyampaikan pertanyaan. Keuntungan cara yang kedua ini ialah pewawancara lebih menghayati isi tiap pertanyaan, karena mereka ikut terlibat dalam pemikiran terjemahannya.

Jadwal latihan untuk pewawancara direncanakan dengan seksama. Organisasi lapangan dan jadwal harian di lapangan di susun. Orientasi lapangan dilakukan oleh peneliti dan tempat tinggal yang cocok ditetapkan.

B. MASA LATIHAN

Latihan wawancara diadakan untuk memberika bekal keterampilan kepada wawancara untuk mengumpulkan data dengan hasil baik. Karena tidak ada ukuran standar untuk survei ataupun pewawancara, maka tak ada pula program latihan yang baku.

Sifat, materi dan lamanya program latihan disesuaikan dengan kebutuhan survai yang akan dilakukan. Misalnya tergantung pada jumlah dan kualitas pewawancara, waktu yang tersedia, mudah atau sulitnya kuesioner yang harus dipelajari dan juga besarnya anggaran yang tersedia. Pada prinsipnya yang perlu diberikan selama masa latihan formal ialah :

  1. Penjelasan tujuan penelitian
  2. Penjelasan tujuan tugas pewawancara dan menekankan pentingnya peranan pewawancara.
  3. Penjelasan tiap nomor pertanyaan dalam kuesioner, baik konsep yang terkandung di dalamnya maupun tujuan pertanyaan tersebut. Diberikan alasan mengapa pertanyaan disusun demikian. Apa tujuan pertanyaan tertentu. Pada hakekatnya pewawancara harus mengetahui dengan tepat maksud semua pertanyaan, supaya dapat mengumpulkan informasi yang tepat dan jelas.
  4. Penjelasan cara mencatat jawaban responden. Bila jawaban belum jelas digunakan teknik probing.
  5. Penjelasan cara pengisian dan arti dari semua tanda-tanda pengisian kuesioner.
  6. Pengertian yang mendalam tentang pedoman wawancara, untuk mengurangi sejauh mungkin kegagalan dalam mendekati responden. Pedoman wawancara mencakup etika, sikap, persiapan dan taktik wawancara.
  7. Prosedur wawancara, dari memperkenalkan diri sampai dengan meninggalkan responden.
  8. Orientasi tentang masalah apa yang dapat timbul di lapangan dan bagaimana mengatasinya.
  9. Latihan wawancara

C. RENCANAKAN KUNJUNGAN

D. PELAKSANAN KUNJUNGAN

  • OPENING INTERVIEW

Adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas jawabannya atau tidak terkait

  • REAL INTERVIEW
  • CLOSING INTERVIEW

E. KONSEP WAWANCARA

  • SITUASI WAWNCARA

situasi wawancara terbabi menjadi 4,yaitu

1. waktu wawancara harus dicari sedemikina rupa sehingga bagi responden merupakan waktu yang tidak digunakan untuk pekerjaan lain,dan dijaga agar responden tidak menggunakan waktu terlalu lama untuk wawancara

2. tempat untuk wawancara haruslah suatu tempat yang dapat diterima oleh responden dan masyarakat sekelilingnya

3. kehadiran orang lain dalam  wawancara dapat menambah komunikasi,dan ada pula yang dapat mengurangi kelancaran komunikasi.

4. sikap masyarakat dalam wawancara,harus diperhatikan,agar terjalin komunikasi yang baik

  • FAKTOR PEWAWANCARA

Faktor pewawancara ada empat yaitu

1.Karakteristik sosial

Yaitu faktor yang pentung dalam komunikasi wawancara.penampilan dari pewawancara,latar belakang dari sosial dari pewawancara, merupkana sifat yang dapat melancarkan atau menghambat komunikasi.ciri-ciri sosial, sikap, kesehatan, latar belakang dari responden juga merupakan sifat-sifat yang mempengaruhi interaksi.

2.Keterampilan melaksanakan wawancara

Keterampilan dalam bertanya ataupun gerak- gerik yang mengundang jawaban yang tepat dan lancar sangat diperlukan bagi seorang pewawancara.

3.Motivasi

Pewawancara harus mempunyai motivasi yang tinggi serta meras aman dalam melaksanakan wawancara.

4.Rasa aman

Pewawancara harus dapat membuat pertanyaan serta situasi sedemikian rupa sehingga responden mempunyai rasa aman.

  • FAKTOR RESPONDEN
  • ISI SCHEDULE KUISIONER

Kuisioner adalah alat lain untuk mengumpulkan data atau daftar pertanyaan. Pertanyaaan- pertanyaan  yang terdapat dalam kuesioner tersebut cukup terperinci dan lengkap. jika yang menuliskan ke kuesioner adalah responden,maka daftar pertanyaan tersebut disebut kuesioner.

Sedangkan yang vmenulis isiannya adalah pencatat yang membawakan daftar isian dalam suatu tatap muka,daftar pertanyaan tersebut disebut scedule.walaupun nama yang diberikan kepada daftar pertanyaan disebut kuesioner atau schedule tetapi isi dari daftar pertanyaan tersebut sama saja sifatnya.

kuesioner atau schedule tidak lain adalah sebuat set pertanyaan yang secara logis yang berhubungan dengan masalah penelitian,dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawanban yang mempunyai makana dalam menguji hipotesis.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET