Jenis-Jenis Membaca Ekstensif

  • Membaca Survey

Survai adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai meliputi halaman judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila ada). Pada halaman judul yang disurvai adalah judul buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan tabel (bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks (bila ada).

Cara mensurvai bagian-bagian tersebut adalah dengan membuka-buka bagian-bagian tersebut secara cepat dan menyeluruh dalam sekali pandang. Bagian-bagian buku yang disurvai dibaca dengan teknik baca layap (skimming,) yaitu membaca secepat mungkin halaman demi halaman. Survai dilakukan dalam waktu beberapa menit saja dan merupakan kegiatan awal dari penerapan metode ini.

Tujuan dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan gambaran umum isi buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Survai juga digunakan untuk mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan mengandung bagian-bagian buku yang lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang lengkap terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang baik adalah terdapat bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian akhir dari sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks.

Tujuan lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak. Jika jawabannya tidak, pembaca tidak perlu meneruskan ke tahap berikutnya. Jika jawabannya ya, pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.

  • Membaca Sekilas

Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990).Soedarso (1998) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas, yakni sebagai berikut:

  • Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan.
  • Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bacaan.

Untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. Membaca sekilas diistilahkan dengan membaca skimming. Skimming berasal dari bahasa Inggris to skim yang berarti mengambil kepala susu atau krim dengan sendok atau menyendok kepala susu. Kepala susu merupakan bagian yang mengental yang berada di atas setelah semangkok susu yang dipanaskan didinginkan. Kepala susu adalah intisari atau bagian yang banyak mengandung gizi. Skimmingdalam bidang membaca merupakan sebuah istilah salah satu teknik membaca ekstensif. Istilah lain dari skimming adalah baca layap (Harjasujana dan Mulyati 1997).

Sebenarnya pengertian dasar skimming adalah terbang halaman demi halaman atau menjelajahi halaman demi halaman bacaan secara cepat. Berdasarkan pengertian tersebut skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal-hal yang penting. Seorang pembaca yang menggunakan teknik ini tidak lagi membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf, tetapi semua bagian bacaan yang ada pada sebuah halaman, ditatap secara cepat.

Dalam menskim tidak hanya menjelajahi halaman demi halaman secara cepat, tetapi juga ada yang dicari. Hal yang dicari adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu ide-ide pokok. Ide pokok tidak selalu diawal paragraf, tetapi dapat juga terdapat ditengah, diakhir, atau diawal dan diakhir. Untuk mencari ide-ide pokok pembaca tidak diperbolehkan membuang-buang waktu. Ia diharapkan butuh waktu beberapa detik atau menit untuk menskim. Dalam membaca dengan teknik skimming ada falsafah kerja yang dianut, yaitu “Peras santannya, buang ampasnya atau petik intinya, tinggalkan yang lainnya” (Karlin 1980:40).

Berdasarkan uraian tersebut, skimming merupakan teknik membaca yang dilaksanakan secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Hal itu relefan dengan pendapat Soedarso (2004:88), yaitu bahwa skimming merupakan teknik membaca efisien.

Teknik membaca skimming digunakan dengan lima tujuan, yaitu mengenal topik bacaan, opini, bagian penting organisasi bacaan, penyegaran, dan memperoleh kesan umum (Harjasujana dan Mulyati 1997: 64-65, Soedarsono 2004: 88-89, Widyamartaya 2004: 44, dan Tarigan 1994: 32).Pertama, yang dimaksud topik bacaan adalah judul buku atau artikel, judul-judul bab, dan judul subbab. Misalnya pembaca datang ke toko buku untuk mengetahui buku-buku membaca apa yang terdapat pada toko buku tersebut. Pembaca melihat secara sekilas judul-judul buku membaca yang terdapat rak khusus buku-buku membaca. Dengan men-skim buku tersebut, pembaca tahu judul-judul buku apa saja yang tersedia di toko buku tersebut. Apabila ada buku yang cocok, ia bisa saja mengambil buku tersebut untuk membaca sekilas daftar isi buku itu guna mengetahui apakah ada judul bab atau subbab yang diinginkannya.

Skimming dapat diterapkan sewaktu pembaca mencari bahan di perpustakaan. Ia membaca sekilas kartu katalog atau daftar katalog yang ada di komputer mengenai judul buku yang tersedia di perpustakaan tersebut. Jika ada buku-buku yang dibutuhkan, ia mencari atau meminjam buku tersebut, kemudian melihat daftar isi untuk menentukan apakah buku tersebut mengandung pembahasan tentang hal-hal yang dibutuhkan. Apabila ya, bukalah halaman yang mungkin mengandung informasi yang dibutuhkan secara cepat. Sewaktu men-skim daftar isi dan tidak menemukan hal-hal yang dicari, pembaca bisa saja men-skim semua halaman yang ada pada buku untuk meyakinkan bahwa yang dicari memang betul-betul tidak ada karena ada kemungkinan informasi yang dicari ada di dalam buku, tetapi tidak secara eksplisit tercantum dalam daftar isi.

Teknik baca layap juga dapat digunakan untuk melihat topik-topik artikel yang ada pada majalah atau surat kabar. Pembaca dapat membaca layap surat kabar yang dibaca untuk mencari informasi yang diinginkan. Misalnya, informasi gempa bumi yang terjadi di Yogya. Ia cukup mencari judul artikel yang ada dalam surat kabar yang dibaca secara sekilas tentang gempa yang melanda Yogya.
Kedua, opini berarti pendapat, pikiran atau pendirian. Pada sebuah bacaan opini belum tentu ada. Bacaan ilmiah biasanya tidak mengandung opini, tetapi bacaan yang bersifat populer umumnya ada opininya. Kadang kala pada sebuah surat kabar memuat artikel yang justru kehadiran opini diwajibkan karena tanpa opini artikel tersebut kurang bermutu sehingga orang yang ingin mengirim artikel untuk kolom itu diharuskan menampilkan opini-opini. Opini digunakan untuk menggugah pikiran pembaca untuk berfikir kritis sehingga pembaca diharapkan dapat memberi umpan baliknya yang berupa tanggapan. Artikel semacam ini diminati pembaca yang ingin mencari hal-hal yang bersifat sensasi.

Ketiga, untuk mengetahui bagian penting dari sebuah bacaan, pembaca tidak perlu membaca keseluruhan bacaan. Pembaca cukup membaca dengan sekilas dari atas sampai bawah untuk menemukan informasi tertentu yang dicari. Informasi yang dicari misalnya adalah nama peristiwa, tempat peristiwa, nama tokoh, jumlah korban. Jika ingin mengetahui bagian penting, pembaca hanya melihat secara skimming seluruh bacaan dengan menangkap ide-ide pokok.

Dalam rangka menemukan informasi yang penting dari sebuah bacaan, Tarigan (1990 : 33) memberi petunjuk sebagai berikut.

  1. Tentukan dengan jelas informasi atau fakta yang akan dicari atau buatlah pertanyaan- pertanyaan mengenai informasi yang ada dalam bacaan.
  2. Siapkan kata kunci yang tepat untuk menunjuk informasi yang dibutuhkan, misalnya dalam pertandingan sepak bola kata kunci tersebut adalah menang, seri atau kalah.

  3. Apabila pembaca mencari informasi dalam sebuah buku, sebaiknya pembaca melihat apakah kata kunci tersebut tercantum dalam indeks. Jika tidak ada, carilah di bawah subjek yang lebih luas.

  4. Lihatlah setiap halaman dengan cepat hanya untuk tujuan mencari kata kunci atau informasi yang diinginkan.
    Organisasi tulisan merupakan susunan bagian-bagian tulisan yang membentuk menjadi kesatuan topik.

Secara umum, tersusun atas bagian awal (pendahuluan), isi (pembahasan), dan akhir (penutup). Bagian awal berisi pengantar, latar belakang, alasan, tujuan, dan atau masalah yang ingin dibahas. Bagian isi berisi pembahasan atau solusi tentang hal-hal yang ada pada bagian awal. Bagian akhir berisi simpulan dan atau saran. Untuk mengetahui organisasi itu, pembaca membaca secara sekilas bacaan yang dibaca dengan memperlihatkan bagian-bagian apa saja yang terdapat pada bacaan.

Tulisan yang sederhana tetap mempunyai organisasi tulisan. Organisasi tulisan yang ada pada bacaan yang sederhana berupa urutan ide-ide pokok yang terdapat pada bacaan. Untuk menangkap organisasi tulisan, pembaca memahami urutan ide-ide pokok, cara mengurutkan ide pokok, dan hubungan antar-ide pokok. Apabila dibuat susunan atas ide-ide pokok, sebuah bacaan berbentuk kerangka karangan.

Keempat, penyegaran adalah membaca lagi bacaan secara sekilas untuk mengingat lagi informasi-informasi yang telah disimpan, diperoleh atau diingat. Pembaca melakukan penyegaran pada waktu pembaca sudah selesai membaca bacaan secara menyeluruh. Tujuan dilakukan penyegaran adalah untuk memperkuat atau memantapkan informasi-informasi yang diperoleh pembaca. Caranya adalah dengan menskim halaman demi halaman dengan memperhatikan informasi-informasi atau hal-hal yang penting yang telah diperolehnya. Pada metode SQ3R, cara ini sama dengan tahap review atau meninjau kembali.

Penyegaran dapat juga digunakan untuk mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan pidato. Pembaca membaca bahan ujian yang sudah pernah dibacanya secara cepat dengan menangkap kembali informasi-informasi yang ada dalam bacaan yang sudah pernah dihafal yang mungkin keluar atau ditayangkan pada waktu ujian. Sebelum menyampaikan pidato, oratorlebih dahulu membaca teks pidato yang akan disampaikan. Sebelumnya teks tersebut telah dibaca dan dihafalkannya. Tujuannya adalah supaya sewaktu menyampaikan pidato tidak akan lupa mengenai hal-hal yang ingin disampaikan.

Kelima, kesan umum didapat dari bacaan, baik yang fiksi maupun yang nonfiksi. Pembaca dapat memperoleh kesan umum dari sebuah novel dengan jalan melakukan pandangan sekilas dan menaruh perhatian tertentu pada bagian tertentu. Apabila tertarik hanya pada plot atau sifat umum novel yang dibaca, pembaca memperoleh suatu ide yang baik mengenai novel tersebut dalam tempo setengah jam atau kurang.

Kesan umum nonfiksi bisa diperoleh dari buku sejarah, biologi, ilmu pengetahuan, seni, dan lain-lain. Buku-buku tersebut dapat dibaca secara cepat dengan meneliti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks. Pembaca akan memperoleh suatu pandangan yang lebih baik jika mengikuti tahap dengan membuka-buka halaman buku itu dengan cepat, melihat bab dan subbab, gambar, diagram, peta, dan skema. Dengan siasat ini, pembaca dapat mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau organisasinya, sifat umum, dan pendekatan terhadap bahan yang ditulis.

Pembaca juga dapat membaca artikel dalam majalah atau rubrik dalam surat kabar dengan teknik skimming. Yang dapat dilakukan adalah membaca paragraf awal dan paragraf akhir. Sesudah itu, membaca secara sekilas pilihan tersebut untuk mencari kalmat-kalimat judul dan petunjuk lainnya mengenai hal-hal penting yang ada dalam bacaan.

Jenis teknik membaca yang termasuk dalam teknik skimming adalah skipping, sampling, locating,dan previewing. Skipping diartikan sebagai teknik baca lompat, yaitu membaca dengan loncatan-loncatan. Maksudnya adalah membaca melompat-lompat dari bagian yang penting, pokok, yang dicari atau dibutuhkan ke begian yang penting berikutnya. Bagian bacaan yang tidak penting dilompati atau tidak dihiraukan. Skipping digunakan pembaca untuk menangkap atau memahami ide-ide pokok atau informasi yang penting saja.

Pembaca yang menggunakan teknik ini berarti melakukan ayunan mata dari bagian bacaan yang penting ke bagian bacaan yang lain. Ayunan mata tidak memakai irama yang sama. Hal tersebut bergantung pada letak atau jarak bagian yang penting dengan bagian penting lainnya. Jika pada sebuah paragraf hal yang penting terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir, pembaca mengayunkan matanya dari kalimat pertama ke kalimat terakhir. Kemungkinan lain dalam membaca dengan skipping adalah pembaca mengayunkan matanya dari kalimat pertama ke kalimat pertama pada paragraf berikutnya, dari kalimat akhir ke kalimat akhir pada paragraf berikutnya, dari kalimat awal ke kalimat tengah pada sebuah halaman, dari kalimat awal ke kalimat akhir pada sebuah halaman, dari kalimat awal ke kalimat awal pada halaman berikutnya, dan seterusnya.

Sampling merupakan teknik membaca bagian tertentu bacaan dengan cepat supaya mendapat gambaran umum dari bacaan yang dibaca. Prinsip yang dianut teknik ini adalah membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah bacaan yang dianggap dapat mewakili keseluruhan bacaan. Bagian-bagian bacaan yang dianggap dapat mewakili bacaan, yaitu kalimat inti atau kalimat utama. Kalimat utama umumnya mengandung informasi kunci yang biasanya terletak pada kalimat pertama dari sebuah paragraf. Untuk itu, penggunaan teknik ini dipusatkan pada membaca kalimat pertama setiap paragraf.

Dengan teknik ini, pembaca akan mendapatkan gambaran umum sebuah bacaan dengan cepat.
Dalam pengembangan penggunaan teknik ini, pembaca tidak hanya terpaku pada kalimat pertama dari setiap paragraf. Informasi kunci belum tentu terdapat pada kalimat pertama, tetapi bisa-bisa saja terdapat pada kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Disamping itu, informasi pokok belum tentu berada di setiap paragraf. Adakalanya sebuah paragraf tidak mengandung informasi kunci. Oleh karena itu, dalam menerapkan teknik sampling pembaca diberikan keleluasaan untuk membaca bagian-bagian tertentu dari bacaan dengan syarat:

  1. bagian-bagian yang dibaca mengandung informasi kunci atau pokok,
  2. pembaca memperoleh gambaran umum dari bacaan yang dibaca,
  3. dilaksakan dengan sekilas.

Locating merupakan teknik membaca vertikal. Maksudnya adalah mata pembaca bergerak secara vertikal, yaitu pandangan mata bergerak dari bagian atas ke bawah secara cepat. Pembaca memusatkan pandangan matanya di bagian tengah bacaan dan bagian kanan dan kiri tetap dalam jangkauan pandangan mata. Hal ini terjadi karena pembaca selain mempunyai kemampuan pandang fokus dekat yang disebut rentang pandang mata (eye span), juga mempunyai kemampuan pandang sekeliling atau daya melihat sekeliling (peripheral vision). Dengan kedua kemampuan itu, pembaca dapat menggerakkan matanya dari bagian tengah atas ke bagian tengah bawah secara cepat.

Kemampuan peripheral vision dapat juga digunakan oleh pembaca pada tiap sampai ujung kalimat yang dengan cepat kembali ke bagian awal baris berikutnya. Pembaca melihat sisi kanan halaman dan tidak dapat melihat secara jelas yang ada pada sebelah kiri halaman. Walaupun demikian, otak pembaca bisa melihatnya dengan jelas sehingga bisa menuntun mata pembaca secara tepat ke awal baris berikutnya. Seandainya hal tersebut tidak bisa dilakukan, pembaca akan banyak menghabiskan banyak waktu dalam membaca kerena pembaca harus melewati baris-baris yang telah dibaca. Dalam tipografi, kata yang di cetak tebal atau miring, kata yang dimulai dengan huruf kapital, kepala kalimat, awal paragraf dibuat untuk membantu menarik perhatian otak dan mata supaya dapat mengenali perbedaan dalam pergatian bagian.

Penggunaan teknik locating tidaklah mudah karena materi bacaan tidak ditulis secara vertikal, tetapi secara horisontal dari kiri ke kanan. Mata pembaca diharuskan bergerak secara diagonal kembali ke kiri untuk membaca garis berikutnya sehingga mata bergerak dengan pola zig-zag. Kenyataan yang mempersulit penggunaan teknik locating adalah membaca sepintas hanya akan berkerja optimal apabila pembaca telah menenemukan kata atau frase kunci. Pandangan mata akan tertuju pada informasi tersebut karena selain bidang pandangan fokus dekat (eye span),pembaca juga memiliki daya melihat sekeliling.

Previewing merupakan gabungan dari teknik sampling dan locating. Teknik ini menggunakan teknik sampling dari sisi pemusatan perhatian pada kalimat pertama setiap paragraf dan memanfaatkan teknik locating dari sisi daya melihat sekeliling. Penggabungan kedua teknik tersebut digunakan untuk menerima atau mengenali pokok-pokok pikiran yang penting dengan cepat. Teknik juga dapat digunakan untuk menangkap garis besar materi bacaan sebelum pembaca menolak untuk membacanya. Kalau hal tersebut dilakukan dapat menghemat waktu yang banyak.
Pengunaan teknik ini adalah pembaca membaca kalimat pertama pada setiap paragraf dan pembaca menggunakan kemampuan daya melihat sekeliling pada kalimat-kalimat yang lain dari setiap paragrafnya. Pembaca mendapatkan ide-ide pokok atau informasi inti dan sekaligus bisa menemukan hal-hal yang diperlukan untuk mendukung ide pokok. Atau dengan kata lain, disamping menemukan ide pokok, pembaca dapat memperoleh hal-hal yang diinginkan lainnya. Jadi, pembaca memperoleh hal yang primer dan yang sekunder.

  • Membaca Dangkal

Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan.. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.

Membaca dangkal (superficial reading) adalah sejenis kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang kita baca. Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Membaca Dangkal (supervisal reading). Membaca dangkal untuk mendapatkan pemahaman yang dangkal yang bersifat lancer yang tidak mendalam bahasa bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Misalnya cerpen.

Membaca dangkal adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET