1. Hasil Kebudayaan Zaman Paleolitikum (Batu Tua)

Pada zaman paleolitikum perkakas batu dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dihaluskan. peninggalan kebudayaan manusia indonesia zaman paleolitikum di temukan didaerah sekitar pacitan dan ngandong.

Kebudayaan Pacitan

Pada tahun 1935 dalam penelitian di daerah pacitan, Van Koenigswald menemukan perkakas batu yang biasa disebut kapak genggam, yaitu alat yang berfungsi sebagai kapak dari batu tidak bertangkai. Kapak semacam ini digunakan dengan cara digenggam dalam tangan. Perkakas semacam ini disebut alat penetak atau dalam bahasa inggris, disebut Chopper.

kapak genggam
Kapak genggam (Chopper) secara sederhana adalah istilah terkait dengan alat-alat manusia pada zaman paleolitikum

Perkakas tersebut secara sederhana adalah istilah terkait dengan hasil kebudayaan Pithecanthropus Erectus, manusia purba di indonesia yang bentuknya mirip kera dan berjalan tegak. Manusia purba tersebut hidup kira-kira 300.000 tahun yang lalu. Fosil manusia ini ditemukan dan diteliti oleh Dr. Eugene Debois di Trinil, lembah bengawan solo.

Di negeri cina, di gua Chuo-ku-tien, dekat kota peking di temukan pula fosil manusia sejenis Pithecanthropus Erectus, yang kemudian disebut Sinanthropus Pekinensis. Fosil manusia tersebut ditemukan oleh ilmuwan cina, Pei Wen-chung pada tahun 1929. Sinanthropus pun menggunakan perkakas batu, yang sejenis dengan perkakas batu pacitan.

Kebudayaan Ngandong

Di dekat ngandong, masih di daerah lembah sungai bengawan solo ditemukan fosil manusia yang tingkatnya lebih muda dari Pithecanthropus Erectus dan bentuknya lebih mendekati sifat manusianya dari pada sifat kera.

Manusia ini diberi nama Homo Soloensis. Homo Soloensis dapat digolongkan ke dalam Homo Sapiens (manusia berbudaya).

Tingkat-tingkat homo secara sederhana adalah istilah terkait dengan sebagai berikut:

  • Hominoids, ialh makhluk menyusui (primates) yang agak mirip dengan manusia, akan tetapi lebih banyak mirip monyet.
  • Homo habilis, ialah makhluk yang mirip manusia dan monyet agak berimbang. Disebut habilis (berkecakapan) karena telah mempergunakan batu sebagai perkakas, sekalipun jenis batu ini belum diolah.
  • Homo erectus, ialah makhluk yang lebih banyak mirip manusia dari pada mirip monyet. Disebut erectus karena makhluk tersebut berjalan tegak seperti manusia.
  • Homo sapiens, berarti manusia berbudaya. Perawakannya sudah sepenuhnya manusia, tetapi kecerdasannya masih rendah. Mereka berdiam di gua-gua, biasa disebut manusia gua (Cavemen). Mereka telah mempergunakan perkakas dari batu, yang sengaja diolah menurut kebutuhannya.

Disekitar ngandong dan sidorejo ditemukan perkakas dari tulang disamping kapak genggam dari batu. Ada diantaranya yang dibuat dari tulang binatang menjadi semacam alat penusuk (belati) dan ada yang berasal dari tanduk rusa. Diperkirakan perkakas itu dipergunakan untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Ada pula alat-alat seperti ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisinya yang mungkin dipergunakan untuk menangkap ikan.

Alat-alat dari Tulang
Alat-alat dari Tulang ditemukan di Ngandong

Hasil kebudayaan ngandong ditemukan juga di dekat sangiran. Alat yang berupa flakes (serpihan atau lapisan). Sebagian dibuat dari batu indah, seperti chalcedon. Demikian pula di cabenge (sulawesi selatan) ditemukan banyak flakes. Diperkirakan alat-alat semacam itu secara sederhana adalah istilah terkait dengan hasil kebudayaan manusia sejenis homo soloensis. Alat-alt tersebut digunakan untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan keladi, ubi, buah-buahan, dan lain sebagainya.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET