Definisi Wabi-sabi

Ide memiliki satu arti atau lainnya tergantung pada konteks budaya di mana kita menemukan diri kita sendiri. Jika kita berbicara tentang keindahan, visi budaya barat dan timur berbeda.

Di antara orang Jepang, dunia kecantikan tidak cocok dengan skema konvensional garis lintang lainnya dan konsep wabi-sabi adalah contohnya.

Lebih dari sekadar pendekatan estetika sederhana

Sangat mungkin ketika mengamati sesuatu yang indah kita mengalami emosi ganda . Di satu sisi, tampaknya sempurna bagi kita tetapi, pada saat yang sama, kita tahu bahwa kesempurnaannya bersifat sementara dan kedaluwarsa. Emosi ganda yang terkait dengan dimensi keindahan yang sekilas ini terhubung dengan esensi konsep wabi-sabi.

Gagasan wabi-sabi mengungkapkan sebuah paradoks, karena segala sesuatunya bisa menjadi indah meskipun tidak sempurna.

Akibatnya, ketidaksempurnaan juga menghasilkan kenikmatan estetis. Alih-alih mengalami kegelisahan dalam menghadapi kefanaan keindahan, kita bisa menikmatinya sebagai momen yang unik dan tidak bisa diulang. Untuk mencapai keadaan pikiran ini, sebelumnya kita perlu menerima siklus hidup segala sesuatu yang ada sebagai sesuatu yang tak terelakkan. Peninggian kemewahan dan bentuk yang sempurna adalah kebalikan dari wabi-sabi.

Kita menghadapi ide yang tidak dapat dinilai dengan skema konvensional orang Barat

Wabi-sabi berkaitan dengan emosi yang ditimbulkan oleh hal-hal yang belum selesai atau tidak sempurna dan dengan apa yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata karena itu adalah sesuatu yang tak terlukiskan. Mereka yang telah mendekati pemahaman konsep ini menggarisbawahi dimensi anti-rasionalnya.

Dalam budaya Jepang ada beberapa manifestasi budaya yang terkait dengan konsep ini, seperti upacara minum teh, seni kaligrafi atau pembuatan pedang. Perlu diingat bahwa dalam Taoisme Jepang, hal-hal dan persepsi indrawi memiliki spiritualitasnya sendiri.

Kesan pertama dari sudut pandang barat

Estetika wabi-sabi sangat hadir dalam desain furnitur dan dekorasi pada umumnya. Untuk seseorang di luar budaya Jepang, estetika ini menyerupai gaya pedesaan dan hal-hal sederhana dengan sentuhan tradisional.

Jika kita ingin memahami makna mendalam dari istilah ini, kita harus memasukkan nilai-nilai dan ide-ide lain: keutamaan yang relatif atas yang absolut, pengagungan yang ambigu dalam menghadapi kepastian dan immaterialitas sebagai cita-cita kesempurnaan. .

Dalam singkat , ini adalah aura konsep yang tidak dapat dijelaskan atau dipahami dari logika akal. Dalam pengertian ini, dalam spiritualitas Jepang ditegaskan bahwa kata-kata tidak dapat mengungkapkan pemahaman yang mendalam tentang realitas.

Foto: Fotolia – irissca

Topik dalam Wabi-sabi

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET