Brahmanisme adalah agama dan sistem kepercayaan yang berkembang di India kuno sebelum munculnya agama Hindu. Brahmanisme berkembang sekitar 1500 SM dan berpusat pada kasta Brahmana, yang merupakan kasta tertinggi di masyarakat India pada saat itu.
Penting untuk dicatat bahwa istilah “Brahmanisme” sering digunakan secara ambigu dan dalam beberapa konteks dianggap sebagai sinonim dengan Hinduisme klasik. Hal ini karena Brahmanisme merupakan cikal bakal dari Hinduisme dan banyak konsep, praktik, dan teks suci Brahmanisme menjadi bagian integral dari agama Hindu.
Dalam Brahmanisme, pemahaman tentang alam semesta dan keberadaan umat manusia didasarkan pada konsep Brahman, entitas yang tak terbatas, transenden, dan ilahi yang meliputi segala sesuatu. Mereka juga mempercayai bahwa individu memiliki jiwa yang abadi (Atman), yang merupakan bagian dari Brahman yang lebih besar. Tujuan utama dalam Brahmanisme adalah mencapai pembebasan dari siklus kelahiran, kematian, dan reinkarnasi (samsara) dengan menyatukan jiwa individu dengan Brahman melalui proses spiritual dan pencapaian pengetahuan dan kebijaksanaan yang mendalam.
Brahmanisme memiliki berbagai praktik ritual dan upacara yang kompleks, yang melibatkan persembahan kepada dewa-dewa, penyembahan api suci (agni), dan pengorbanan hewan. Yajna, yaitu upacara pengorbanan, menjadi salah satu praktik paling penting dalam Brahmanisme.
Teks suci yang dianggap suci dalam Brahmanisme adalah Veda, kumpulan kitab suci tertua dalam tradisi India. Veda terdiri dari mantra, doa, dan himne yang digunakan dalam upacara dan ritus Brahmanisme. Upanishad, yang merupakan bagian dari Veda, mengembangkan konsep-konsep filsafat dan spiritual yang penting, seperti konsep Brahman, Atman, dan pembebasan (moksha).
Seiring berjalannya waktu, Brahmanisme bertransformasi dan bergabung dengan tradisi-tradisi agama lainnya di India, seperti agama Buddha dan Jainisme, untuk membentuk agama Hindu yang lebih inklusif dan kompleks seperti yang dikenal saat ini.