Definisi Berpura-pura

NyataKata sifat pura-pura menggabungkan sufiks ble, yang menunjukkan kemampuan atau bakat . Jadi, sesuatu itu nyata ketika dapat ditunjukkan atau dimanifestasikan. Ini juga digunakan untuk menyatakan bahwa ada sesuatu yang nyata dan tidak dapat disangkal. Jika seseorang mengklaim bahwa dia memiliki noda yang mencolok di bajunya, dia menunjukkan fakta: tidak mungkin untuk tidak melihat noda itu.

Situasi di mana istilah itu digunakan

Kadang-kadang bentuk adverbial digunakan untuk menambahkan akhiran pikiran, seolah-olah. Jadi, sementara dalam bentuk kata sifat berfungsi untuk mengkualifikasikan kata benda, sebagai kata keterangan bertindak untuk menggambarkan kata kerja (“ia seolah-olah melihat gadis itu”).

Ungkapan “membuat sesuatu yang mencolok” digunakan ketika dimaksudkan untuk membuatnya diketahui dengan cara yang jelas dan kuat, menunjukkannya tanpa penyembunyian apa pun. Mari kita bayangkan bahwa seorang siswa tidak setuju dengan keputusan seorang guru dan memutuskan untuk mengomunikasikannya secara terbuka. Dalam keadaan ini kita dapat mengatakan bahwa “siswa menunjukkan ketidaksetujuannya dan mengatakan kepada guru semua yang dia pikirkan tentang hal itu”. Terkadang melakukan sesuatu yang mencolok adalah bentuk pamer, yaitu menampilkan sesuatu dengan sikap angkuh atau dengan kesan superioritas.

dalam oposisi

Kebalikan dari ostensible adalah tidak terlihat atau tidak terlihat, yaitu apa yang tidak dapat diapresiasi dengan jelas.

Berdasarkan komunikasi

Wanita yang berpura-puraDalam fenomena komunikasi terdapat dua unsur yaitu kata-kata dan aspek komunikasi nonverbal, misalnya gerak tubuh atau nada suara. Yang pertama pura-pura, sedangkan sisanya tidak. Sesuatu yang sangat mirip terjadi dalam kaitannya dengan fenomena lain, di mana ada hal-hal yang ada aspek yang jelas dan yang tidak.

Berpura-pura, objektif atau subjektif?

Pada prinsipnya , yang nyata adalah apa yang jelas dan tidak ada ruang untuk diskusi . Kata sifat ini ternyata memiliki arti objektif. Namun, objektivitasnya adalah masalah yang bisa diperdebatkan, karena tidak selalu ada kesepakatan ketika mengevaluasi atau mengkualifikasikan sesuatu. Mari kita lihat objektivitas atau subjektivitas kata sifat ini dengan contoh sederhana. Bayangkan seseorang dengan kekayaan besar (mobil yang sangat mahal, rumah besar dan segala macam kemewahan). Bisa dikatakan kekayaannya pura-pura. Namun, kekayaan adalah masalah relatif dan komparatif. Kekayaan individu yang sama akan mencolok dalam konteks kelas menengah dan akan berhenti demikian jika dia hidup di antara orang kaya.

Contoh di atas menyoroti bahwa kata-kata memiliki makna dalam konteks komunikasi dan tidak mutlak.

Tema di Ostensible

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET