Dampak Revolusi Amerika

Agama

Para menteri yang menganut Protestan, sebagai agama mayoritas, menekankan pentingnya persaingan di antara penganut berbagai agama sebab hal itu akan memperkuat terbentuknya masyarakat Kristiani di Amerika Sedangkan agama Protestan berusaha membentuk Gereja Unitarian atau gereja bersatu untuk semua aliran Protestan. Namun demikian, di kalangan Protestan sendiri timbul revitalisasi Protestan yang dipelopori oleh gereja Baptist dan Methodist yang menekankan pada Ajaran Injil Lama, Old Testamen atau Perjanjian Lama. Penganut ini mengkritik orang-orang Protestan yang semakin sekular dan terlalu menekankan kehidupan agama pada aspek rasional dan ilmu pengetahuan ciptaan manusia.

Kehidupan Keluarga

Keluarga Amerika sangat menekankan pentingnya pendidikan Kristen kepada anak-anak mereka dengan tujuan untuk menghindari disintegrasi moral dalam keluarga Amerika Namun demikian, setelah AS memasuki industrianisasi pada abad ke-19 lembaga keluarga menjadi tidak begitu penting sebagai satu kesatuan ekonomi. Adanya penggunaan anak-anak dan wanita sebagai tenaga kerja telah menurunkan ikatan keluarga. Akibatnya orang tua lebih menekankan pentingnya kemandirian kepada anak-anaknya agar si anak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung bagi penghasilan orang tua.

Sebagai konsekuensi dari perubahan sikap tersebut setiap keluarga di AS cenderung semakin mengecil. Sedangkan pembantu rumah tangga tidak lagi menjadi anggota keluarga sebab mereka hanya berperan sebagai tenaga kerja mandiri karena pengaruh dari konsep egaliter dan equality. Adanya disintegrasi dalam keluarga menyebabkan posisi wanita tidak lagi sebagdi ibu rumah tangga melainkan memiliki posisi yang sama dengan suami dan boleh bekerja di luar rumah. Mereka juga berusaha mengejar karier seperti  menentang batasan-batasan tradisional secara gender terhadap mereka.

Kemanusiaan

Berkembangnya humanitarian, aliran yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokratisasi, berpengaruh terhadap timbulnya gerakan anti-perbudakan atau abolisionist. Pada awalnya gerakan ini hanya didukung oleh kelompok Protestan yang tergabung dalam American Colonization Society (1817) dan berusaha mengirimkan orang-orang kulit hitam kembali ke Afrika. Kelompok ini akhirnya mendapat dukungan dari golongan Gereka Avctngefis (Pencil) yang memandang perbudakan sebagai Iembaga yang merusak tatanan masyarakat Amerika. Kelompok ini berhasil mengirimkan sekitar 12.000 budak ke Republik Liberia, Afrika, tahun 1822.

Program pengiriman budak tersebut tidak berjalan lancar yang disebabkan oleh timbulnya kecaman dari negara-negara bagian di Selatan yang menerapkan sistem tersebut. Pemimpin abolisionis baru, William Lloyd Garrison, yang menerbitkan koran anti-perbudakan, The Garrison (1831) berusaha meneruskan program pengiriman tersebut ke Afrika sambil terus mengecam system rasialis tersebut yang masih tetap dipertahankan di negara-negara bagian Selatan. Usaha tersebut tidak banyak membawa hasil sampai meletusnya perang sipil tahun 1861-1867.

Dampak Revolusi bagi dunia

Dewasa ini, revolusi Amerika Serikat memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap dunia. Seperti yang kita ketahui, Amerika adalah negara adikuasa setelah mereka melakukan perang dingin dengan Rusia dan memenangi perang tersebut. Hal yang paling terlihat adalah perekenomian dunia yang berpusat dan diunggui oleh Amerika. Terlihat dari terjadinya krisi ekonomi yang melandan Amerika pada tahun 2010 yang akhirnya menyebabkan krisis dunia.

Dalam sosial-politik Amerika juga turut berperan penting terutama dalam perang yang terjadi pada Israel dan Palestina. Hal ini pun mendukung terjadinya aksi terorisme yang terjadi di gedbung WTC pada tanggal 11 September 2003. Selain hal tersevut, revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap semnagat juang meraih kemerdekaan terutama di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET