Contoh Naskah Drama Panjang 6 Orang Pemain Tentang Pesan Moral

Dendam Membawa Petaka

ADEGAN 1

            Di Ruang Tamu. Seperti biasanya, setiap pagi Pak Sutisna sebelum berangkat ke kantor selalu menyempatkan membaca koran terlebih dahulu. Sedangkan, Ibu Ayu yakni ibu angkat Arsya, sibuk dengan lawan bicaranya di telepon. Tiba-tiba…

Arsya   : “pah.. mah… arsya berangkat kuliah dulu.”

Ibu Ayu           : “ ya… udah sana pergi !!” (dengan nada sinis)

Pak Sutisna     : “Eh, Arsya sini kamu !!”

Arsya   : “yah pah, ada apa ??”

Pak Sutisna     : “dengerin papah yah, kamu harus kuliah yang bener supaya kamu bisa jadi bisnisman seperti papah !!”

Arsya   : “tapi, pah… berapa kali Arsya bilang, Arsya gak mau jadi bisnisman.”

Pak Sutisna     : “DASAR anak yang tidak tahu diuntung..”

Ibu Ayu           : “udah lah pah… kita pergi ke kantor sekarang ! percuma ngomong sama anak yang tidak tahu terima kasih seperti dia.” (dengan nada yang lumayan keras dan sambil menunjuk ke arah muka Arsya)

            Pak Sutisna dan Ibu Ayu berlalu meninggalkan Arsya yang masih berdiri tertunduk sambil mengingat kata-kata ibunya tadi. Ini bukan  kali pertama ia menerima perlakuan seperti ini.

ADEGAN 2

            Di ruang kelas. Chika, Caca, dan Caeli sedang asyik bercengkrama, tiba-tiba Arsya datang dari balik pintu.

Caca    : “eh, anak pungut udah datang… upz, maaf kelepasan.” (sambil senyum menghina)

Caeli    : “he, kamu… masih betah kuliah disini ?? tempat kamu tuh harusnya di rumah sakit jiwa bukan disini.” (sambil menunjuk Arsya)

            Arsya tetap berlalu dan langsung duduk di kursinya tanpa menghiraukan ucapan dari teman-temannya. Kemudian ketiga cewek itu mengahampiri Arsya yang tengah membuka buku pelajarannya.

Chika   : “heh, cewek aneh… denger yah !! percuma kamu kuliah, ujung-ujungnya kamu jadi penghuni rumah sakit jiwa. Dasar cewe gila…”

            Chika, Caca, dan Caeli tertawa puas, sementara Arsya tidak peduli dan tetap bertingkah acuh tak acuh sambil berpura-pura membaca buku pelajaran. Tidak lama kemudian Glen datang..

Chika   : “hey, Glen ??”

Glen    : “hai semua..” (sambil menuju ke tempat duduknya yang berada di sebelah tempat duduk Arsya)

Caeli    : “hey Glen gak takut apa lo ??”

Glen    : “takut apaan ??”

Caeli    : “ terkena virus cewek gila sebelah lo ??”

Glen    : “oh… dia ??” (sambil melirik)

            Arsya berharap Glen membelanya. tapi…

Glen    : “tenang aja gue udah punya penangkal buat ngindarin virus cewek gila ini..

Caeli    : (tertawa puas) “waaahh… boleh juga tuh…”

Caca    : “bagi donk sama kita, virus dia kan lebih berbahaya dari virus HIV/AIDS. Jadi kita harus hati-hati..”

            Dan mereka semua tertawa dengan puas atas keberhasilan mereka hingga membuat Arsya merasa terkucilkan. Sebenarnya, Arsya sangat ingin melawan mereka. Tapi, ia tidak mempunyai keberanian untuk melawannya. Sehingga ia hanya bisa menghindar dari mereka.

Chika   : “yah… cewek gilanya pergi…”

            Mereka semua kembali tertawa.

ADEGAN 3

            Di dalam gudang sekolah Arsya terdiam sambil berbicara sendiri di depan cermin.

Arsya   : “kenapa yah perasaanku pada Glen tidak pernah berubah?? dari dulu sampai sekarang aku tetap menyukainya, bahkan setiap kali aku berada di dekatnya jantungku ini masih terasa berdebar-debar.” (sambil memegang dadanya)

Arsya   : “mungkin besok adalah saatnya aku untuk mengungkapkan perasaanku ini padanya, meski apa pun yang akan terjadi. Sekarang aku tidak akan takut lagi.” (dengan nada yang penuh percaya diri, sambil melihat foto Glen yang terpampang di dinding)

ADEGAN 4

            Keesokkan harinya di ruang tamu saat Arsya akan pergi kuliah, dia berpamitan dengan orang tuanya. Saat itu Pak Sutisna dan Ibu Ayu sedang menonton berita pagi di televisi…

Arsya   : “pah.. mah… Arsya berangkat.” (tanpa bersalaman dia langsung pergi meninggalkan orang tuanya)

Pak Sutisna     : “heh tunggu !!”

            Arsya pun berhenti dan berbalik, kemudian Pak Sutisna menghampiri Arsya.

Pak sutisna      : “kamu tuh yah… tidak punya sopan santun sama sekali kepada orang yang sudah membesarkan kamu ?? sebenarnya apa saja yang ibumu ajarkan padamu, hah ??”

            Kemudian Ibu Ayu menghampiri Pak Sutisna.

Ibu Ayu           : “eh..eh…eh… kenapa papah menyalahkan mamah ?? bukannya papah yang selalu sibuk dengan urusan papah sendiri, dan tidak pernah memperhatikan anak ini.”

Pak Sutisna     : “loh kok ?? mamah malah balik menyalahkan papah ??? bukannya sudah seharusnya mamah sebagai ibu disini untuk mengajarkan anaknya sopan santun ?? bukannya pergi ke salon dan selalu menghambur-hamburkan uang..”

Ibu Ayu           : “jadi papah sekarang menyalahkan mamah hah ???”

Arsya   : “udah stop !! Arsya bilang stop..” (sambil sedikit berteriak)

Pak Sutisna     : “kamu tuh yah.. bener-bener gak sopan sama orang tua, dasar anak yang gak tau di untung !!” (sambil berteriak dan menampar wajah Arsya)

            Sambil memegang wajahnya Arsya pun bergegas pergi meninggalkan orang tuanya dengan hati kesal dan mata yang berlinang air mata yang belum menetes membasahi pipi Arsya.

ADEGAN 5

            Setibanya di kelas. Arsya sedang duduk terdiam sambil membaca buku pelajaran di tempat duduknya dan tidak lama kemudian Chika, Caca, dan Caeli datang.

Caeli    : “eh, cewek aneh udah datang…”

            Sedangkan Chika, Caca, dan Caeli sedang menyimpan tas-tas mereka, kemudian Glen datang. Setelah Glen menyimpan tasnya, kemudian Arsya menghampiri Glen.

Arsya   : “Glen ada yang mau aku bicarakan…”

Glen    : “apa ??” (sambil memperlihatkan wajah juteknya)

            Kemudian Chika, Caca, dan Caeli menghampiri Glen dan Arsya.

Caca    : “ada pa nih ??”

Arsya   : “mmm…mmm…mmm…”

Glen    : “da pa sih ?? am..em..am..em…”

Arsya   : (sambil menghela nafas) “Glen aku suka sama kamu.”

Chika, Caca, Caeli      : “apa ???”

Caeli    : “gak tau malu banget sih lo..”

Caca    : “ngaca donk !! punya kaca gak sih ??”

Chika   : “mana mau sih Glen sama kamu ??”

Glen    : “ssstt, sory yah sya. Lo tuh bukan tipe gue, lo tuh aneh, cewek gak jelas, and kayanya lo cewek saiko deh… soalnya, lo sama sekali, gak punya, rasa malu.” (sambil menunjuk ke arah jidat Arsya)

            Kemudian Glen pergi meninggalkan Arsya, di ikuti oleh Caeli, Caca, kemudian Chika. Sambil mencemooh Arsya..

Caeli    : “malu donk..” (sambil mendekatkan telapak tangannya ke arah muka Arsya)

Caca    : “kaaassiiiaann deh..” (sambil mendekatkan jari telunjuknya ke arah muka Arsya)

Chika   : (sambil menggelengkan kepala dia memperlihatkan tanda bodoh pada Arsya)

ADEGAN 6

            Di dalam gudang tempat persembunyiannya, Arsya duduk dengan wajah sedih sekaligus marah. Kemudian Arsya bangkit dan menatap cermin di depannya sambil berkata..

Arsya   : “kamu itu bodoh.. dasar cewek lemah. Kenapa kamu diem aja ?? padahal harga diri kamu di injek-injek, dasar bodoh..” (dengan nada tinggi sambil menatap wajahnya sendiri di cermin)

Arsya   : “ayo Arsya, bangun!! Hancurkan semua orang yang pernah nyakitin kamu !” (diam sejenak lalu dia mengambil pisau di atas meja)

Arsya   : “aku akan hancurkan kalian, kalau perlu membunuh kalian semua dengan tanganku sendiri.” (dengan wajah penuh kebencian dan menyeramkan)

            Arsya pun berlalu dan kembali pulang ke rumah.

ADEGAN 7

            Sesampainya di rumah Arsya melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat. Tapi, dia hanya diam di balik pintu sambil melihat pertengkaran kedua orang tuanya…

Pak Sutisna     : “dasar istri yang tidak tahu malu.”

Ibu Ayu           : “apa maksudmu ??”

Pak Sutisna     : “ya, kalau tidak tau malu, apa lagi ?? kalau memang kamu istri yang baik mana mungkin berani bermesraan dengan laki-laki lain ?? di depan tempat umum lagi..”

Ibu Ayu           : “memangnya aku tidak tahu kelakuan bejadmu di luar sana??”

Pak Sutisna     : “maksudmu ??”

Ibu Ayu           : “udah, papah gak usah pura-pura lagi !! mamah tau semuanya..”

            Kemudian Arsya melewati orang tuanya dan langsung bergegas pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan orang tuanya.

Pak Sutisna     : “dasar anak tidak punya sopan santun, masuk rumah seenaknya. Memangnya ini hotel ??” (bentak Pak Sutisna kepada Arsya)

Pak Sutisna     : “lihat tuh kelakuan anakmu, sama sekali tidak punya sopan santun. Seperti anak jalanan saja. Bagaimana anak itu punya perilaku baik kalau ibunya saja seperti ini ??”

Ibu Ayu           : “apa kamu bilang ?? cukup ! aku sudah lelah dengan semua pertengkaran ini.” (sambil duduk di kursi dan memegang-megang kepalanya)

Pak Sutisna     : “ya sudah, aku juga sudah lelah menghadapi istri yang tidak berguna seperti kamu..”

            Kemudian Pak Sutisna pergi meninggalkan Ibu Ayu. Tidak lama kemudian Arsya datang dengan membawa segelas air ditangannya.

Arsya   : “ini mah minum dulu !” (sambil memberikan air kepada mamahnya)

Ibu Ayu           : “ada apa ini? Tiba-tiba kamu baik pada mamah ??” (dengan wajah jutek)

Arsya   : “sudahlah mah.. arsya hanya kasian ke mamah, setiap hari mamah harus bertengkar dengan papah. Arsya udah lelah mah.. melihat pertengkaran mamah dengan papah selama ini. Untuk itu mamah minum dulu, supaya mamah tenang !”

            Kemudian Ibu Ayu meminum air tersebut dan tiba-tiba Ibu Ayu merasakan sakit di tenggorokannya dan tidak lama kemudian Ibu Ayu meninggal karena ternyata air minum tersebut mengandung racun. Untuk mengelabui agar tidak ketahuan, Arsya menyelipkan botol anti nyamuk ke tangan Ibu Ayu agar terlihat bahwa Ibu Ayu seolah-olah bunuh diri.

            Tidak lama kemudian Pak Sutisna kembali dan mendapati istrinya duduk di kursi yang sudah tidak bernyawa sambil memegang botol anti nyamuk di tangannya. Seketika itu Pak Sutisna menangis…

Pak Sutisna     : “mah.. mamah…mamah….”

            Singkat cerita. Akibat kejadian tersebut Pak Sutisna menjadi sangat terpukul hingga dia terkena penyakit struk.

ADEGAN 8

            Beberapa bulan kemudian.

            Di ruang tamu. Pak Sutisna sedang duduk santai, kemudian Arsya datang menghampiri Pak Sutisna.

Arsya   : “eh, orang tua. Keenakkan banget sih Cuma duduk-duduk doank.. oh iya, kamu kan lumpuh yah ?? gimana rasanya ? enak ?? masih untung lu gak gue bunuh. Hahaha..”

            Pak Sutisna hanya terdiam sambil memperlihatkan wajah marahnya.

Arsya   : “kenapa?? Marah ?? atau mau mukul ?? ayo pukul !! itu juga kalo lo bisa, hahaha. Kasian deh.. cape gue ngomong sama mayat hidup.”

            Arsya pun pergi meninggalkan papahnya dan pergi kuliah.

ADEGAN 9

            Sesampainya di ruang kelas, Arsya menyimpan tiga amplop yang berisi surat ke dalam tas chika, caca, dan caeli saat mereka bertiga tidak ada disana. Setelah menyimpan surat-surat tersebut Arsya kembali ke tempat duduknya. Tidak lama kemudian chika, caca, dan caeli datang sambil bercengkrama.

Caeli    : “Eh, ca gue punya parfum baru asli dari paris lo.“

Caca    : “Wah, yang bener lo. Coba gue lihat ? “

Caeli    : “bentar gue ambil dulu.”

            Kemudian Caeli mengambil parfum yang berada di dalam tasnya. Tiba-tiba Caeli kaget ketika menemukan sepucuk surat di dalam tasnya.

Caeli    : “Oh my god, what is it ?”

Caca    : “Ada apa cel ?”

Caeli    : ”Ada surat nih di dalam tas gue, surat apaan yah ??” (Sambil menunjukkan surat itu kepada caca dan chika)

Caca    : ”wah, surat apaan tuh?”

Chika   : ”Surat dari penggemar lo kali ?”

Caeli    : “Wah… bener juga lo, ini pasti surat dari pangeran misterius gue. Oh so sweet.”

Chika   : ”Eh. Tunggu deh !! gue juga dapat ni.” ( Kata chika sambil memperlihatkan suratnya )

Caca    : “Eh bentar deh, kalau lu dapet caeli dapet jangan-jangan gue juga dapet.” (sambil membuka tasnya)

Caca    : “Eh, ternyata bener gue juga dapet.” ( sambil memperlihatkan suratnya )

Chika   : “ Aneh, dari bentuk dan amplopnya. kita semua dapet surat yang sama, kira-kira apa ya isinya.”

            Semuanya terdiam, mereka saling berpandangan aneh satu sama lain dan secara bersama-sama mereka membuka surat itu.

Caca, chika, caeli        : “Kalian akan mati.”

Caca    : “temui aku di gudang belakang kampus.”

Caeli    : “itu juga kalau kalian semua masih punya nyali. Apa ni maksudnya?”

Chika   : “Siapa sih yang berani ngirim surat ini ? gak tau apa, siapa kita ?.”

ADEGAN 10

            Setelah selesai kegiatan di kampus, mereka bertiga langsung pergi ke gudang.

Caeli                : “Ya, ampun ini gudang kotor banget.”

Caca    : “Udah kotor, berdebu, bau, berantakan lagi. siapa sih yang berani-beraninya ngancem kita pake surat itu ?”

Chika   : “Heeeiiiii, ada orang disini ? keluar dong jangan beraninya di belakang.” (sambil berteriak)

            Kemudian Arsya pun muncul sambil membawa sebuah pistol.

Arsya   : “Diam kalian !” ( sambil menyodorkan pistol kemuka mereka )

Caeli    : “Arrrrggggghhhhhhh ……………” ( sambil teriak )

Chika   : “Arsya ? mau apa lo ?”

            Kemudian arsya menembakkan pistol kearah tembok. Mereka bertiga kaget dan langsung tidak bergeming.

Arsya   : “Duduk !!!!!!!.”

            Karena sangat terkejut caca, chika, dan caeli mengikuti perintah Arsya dan mengikat mereka dengan tali yang sangat kuat.

Caca    : “Maksud lo apa sih sya ?.”

Arsya   : “Maksud gue ? hahaha, takut kan lo? Gue mau buat kalian semua jera dan ngebales semua perbuatan kalian ke gue.”

Caca    : “Ga lucu tau.”

Arsya   : “Siapa yang ngelucu ? gue bener-bener bakalan ngebales semua rasa sakit hati gue. Mulai detik ini kalian bakal ngerasain apa itu penderitaan.” (Sambil menodongkan pisau kearah leher caca)

Caeli    : “jangan Sya, gue minta ampun, gue bener-bener minta maaf sama lo.”

Arsya   : “Bulsyit, ga percaya gue sama omongan lu semua.”

Caca    : “jadi mau lo apa hah ? lo mau gue berlutut dan bersimpuh di bawah kaki lo.”

Arsya   : “Iya, gue maunya kaya gitu. tapi sekarang udah terlambat.”

            Kemudian Arsya Mengeluarkan Telepon genggamnya.

Arsya   : “Hai Glen, kamu masih inget ga sama aku, cewe saiko yang pernah lo tolak. Gue lagi sama temen-temen lo sekarang. Kalau lo masih sayang sama temen-temen lo, datang sekarang ke gudang belakang sekolah. Ga percaya ? ni denger suara temen-temen lo.”

Caca dan caeli             : “Gleeeeenn jangan kesiniiii !!! tolooong gleeenn….”

            Lalu Arsya mematikan telepon genggamnya.

Chika   : “maksud lo apa nelpon glen ?.”

Arsya   : “Kan biar sekalian nyiksanya.”

            Di tempat yang lain glen bersiap untuk menolong teman-temannya, sebelum dia berangkat, dia menelpon kantor polisi.

Glen    : “ Selamat sore pak, ada penyerkapan di gudang belakang kampus UI. Saya harap anggota kepolisian untuk segera ke TKP.”

            Setelah menelepon Glen pun pergi ke gudang belakang kampus.

            Setibanya disana. Saat Glen membuka pintu gudang dia langsung di pukul dari belakang oleh Arsya dengan punggung pistol, hingga Glen tak sadarkan diri. Kemudian Glen di ikat. Tidak lama kemudian Glen pun sadar.

Glen    : “Aw, dimana ini ?.”

            Glen terkejut melihat Arsya berada di hadapannya.

Glen    : “Arsya ? jadi semua ini perbuatan lo ?.”

Arsya   : “Kenapa ? takut ? lo ga nyangka kan gue bisa berbuat seperti ini ?.”

Glen    : “Apa salah gue sama lo ?.”

Arsya   : “Salah lo ? ga sadar apa ? lo udah buat gue sakit hati.”

Glen    : “Gue minta maaf sya, gue ga bermaksud tuk nyakitin lo.”

Arsya   : “ Terlambat, gue udah terlanjur sakit hati sama lo.”

Glen    : “sebenernya gue juga suka sama lo sya.”

Arsya   : “Cuih, bulsyit.” ( sambil meludah )

Glen    : “Gue sungguh-sungguh sya.”

            Di saat Glen akan menjelaskan sesuatu, Glen langsung di tembak oleh Arsya. Suasana pun menjadi semakin menegangkan.

Chika, caca, caeli        : ( mereka berteriak )

Arsya   : “Diam !!.”

Chika   : “Ini udah keterlaluan Sya, masa lo ngebunuh temen lo sendiri.”

Arsya   : “temen kata lo? Sejak kapan ? maksud lo, ngebunuh seperti ini.” ( sambil menusukkan pisau kearah perut caeli )

Caca    : “Sya, tega banget sih lo. Caeli bangun cel…”

Caeli    : “Ca sakit ca, sakit banget… “

Arsya   : “hahahahahaha… sakit ? itu belum seberapa dibandingin rasa sakit yang pernah gue rasain.”

Chika   : “kurang ajar lu sya, Kalau lu berani hadapi gue dengan gentle.”
( dengan expresi sangat marah dan penuh emosi )

            kemudian Arsya langsung menusuk perut Caca dengan amat sadis.

Arsya   : “masih mau berani lo sama gue ?”

Chika   : “gue gak akan pernah takut sama lo.”

Arsya   : “gue bakalan ampunin lo asalkan lo mau bersujud di telapak kaki gue”

Chika   : “sampai matipun gue ga bakalan sudi minta maaf sama lo.”

            Arsya pun langsung menusuk chika dengan sangat sadis. Sambil membisikkan ….

Arsya   : “sekarang gue puas.”

Chika   : “walaupun lo udah ngebunuh kita semua lo ga bakalan pernah ngerasa puas.”

 Arsya : “dadah chika, happy-happy ya di neraka.”

            Tidak lama kemudian polisi datang sambil mendobrak pintu.

Polisi   : “angkat tangan ! anda sudah kami kepung ! ”

Arsya   : “bapak mau menangkap saya ? ga usah repot-repot pa, bapak tidak perlu mengotori tangan bapak dengan menembak saya, dadahh bapak.”

            Pada akhirnya Arsya pun memilih untuk mengakhiri hidup di tangannya sendiri. Karena dia merasa bahwa tidak ada lagi yang harus ia lakukan di dunia ini, kecuali untuk mengurusi ayah tirinya yang sekarang sudah jatuh sakit akibat perbuatannya yang sudah membunuh ibu tirinya sendiri.

TAMAT

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET