Sama dengan cerpen, penggunaan majas simile dalam puisi justru jauh lebih banyak. Ini senada dengan fungsi utama puisi yang dinikmati unsur estetikanya. Di bawah ini adalah contoh majas simile yang terdapat dalam cuplikan puisi berjudul Mama.
Mama
Ciptaan : Anonim
Saat kaki ini tak mampu berdiri
Saat lidah ini kelu tak mampu berucap
Atas beratnya ujian hidup yang harus ku jalani
Kau datang menghibur dan meringankan beban itu
Meski telah lama ku tinggalkan cinta abadimu
Tetap saja
Kau hadir dengan senyuman itu
Di saat masa sulitku
Mama
Kau bagaikan tetes air yang membasahi gurun yang tandus
Menyejukkan hati yang kekeringan, membasahi jiwa yang kehausan
Saat segala cobaan berat ini harus ku tanggung di negeri orang
Majas simile yang terdapat pada puisi di atas terletak pada baris kedua bait ke tiga yang berbunyi “Kau bagaikan tetes air hujan yang membasahi gurun yang tandus.”
Kau yang dimaksud dalam puisi tersebut adalah Ibu. Kasih sayang ibu yang selalu datang di saat masa sulit anaknya disamakan dengan tetes air yang membasahi gurun tandus. Perhatian serta nasihat dari ibu bisa memberikan ketenangan pada hati yang sedang gelisah karena ujian.