Contoh Majas Simile dalam Hikayat

Majas simile memang sudah digunakan sejak zaman dahulu. Ini terbukti dari banyaknya karya hikayat yang sudah menggunakan majas simile dalam kalimatnya. Salah satu contohnya adalah pada hikayat Abu Nawas berikut ini.

 

Suatu ketika, Abu Nawas dipanggil raja

“Abu Nawas, kali ini kau ku panggil karena aku sangat membutuhkan bantuanmu”. Kata Raja Harun.

“Apakah yang bisa hamba lakukan wahai Paduka Raja?”

“Aku sedang gundah gulana. Beberapa hari yang lalu aku disapa oleh seorang Raja beragama Yahudi yang merupakan sahabatku. Raja Yahudi itu memberiku salam, tapi aku membalasnya dengan ucapan wassamualaikum yang artinya kecelakaan bagi kamu.

Tentu saja sahabatku tersinggung karena merasa salam keselamatannya aku balas dengan doa kecelakaan. Lalu ia meminta alasan atau jawabanku itu agar ia tidak tersinggung. Alasan apa yang harus aku berikan wahai Abu Nawas?”

“Kalau hanya itu masalah paduka, hamba bisa memberikan alasan yang dikehendaki sahabat paduka” jawab Abu Nawas meyakinkan.

Mendengar pernyataan Abu Nawas, Raja terlihat sedikit lega. Wajahnya yang semula gundah gulana tiba-tiba menjadi cerah seperti matahari di pagi hari.

“Cepat katakan Abu Nawas, jangan biarkan aku menunggumu” kata Raja mulai tidak sabar.

 

Dalam hikayat ini, terdapat majas pada kalimat “Wajahnya yang semula gundah gulana tiba-tiba menjadi cerah seperti matahari di pagi hari.”

Wajah Raja yang semula suram sangat gembira karena akan mendapat solusi dari Abu Nawas. Saking senangnya, wajah Raja diibaratkan dengan matahari pagi yang sinarnya sangat cerah karena baru terbit dari persembunyiannya.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET