1. Ciri-ciri dari Protista dan Klasifikasinya

– Setiap filum yang dimasukkan ke dalam protista mencakup beberapa organisme uniseluler (dengan satu pengecualian). Beberapa filum juga mencakup spesies yang anggotanya terdiri dari banyak sel, tetapi tak satupun yang memiliki perkembangan jaringan organ, dan lain-lain yang di khususkan, yang kita jumpai pada hewan dan tumbuhan.

Nama protista secara harfiah berarti “yang paling utama”. Meskipun secara evolusi kekerabatannya sama sekali tidak jelas, hal ini agaknya pasti bahwa sebagian besar dari filum yang dimasukkan ke dalam protista (11 di antaranya) muncul dimuka bumi sebelum tumbuhan maupun sebelum hewan. Satu atau dua muncul kemuidan, tetapi terpisah dari dari hewan dan tumbuhan, dan tanpa pernah mencapai kerumitan struktur dan keraagaman seperti hewan.

Pengertian Protista

Ciri-Ciri Umum Protista

Protista memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Ukuran tubuh berkisar antara 10 mikron sampai 6 mm
  • Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris dan spiral
  • Protista sebagian besar uniseluler tetapi beberapa organisme multiseluler dan kolonial.
  • Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri
  • Protista hidup secara bebas atau parasit.
  • Protista secara sederhana adalah istilah terkait dengan eukariota sejati dan bernukleus.
  • Protista memiliki Tipe respirasi aerob dan memiliki mitokondria untuk respirasi sel.
  • Protista memiliki (9 +2) pengaturan flagela dan memiliki organel bermembran.
  • Berdasarkan kelompok, protista dapat bersifat heterotrof atau autotrof.
  • Protista bereproduksi secara seksual (syngamy) dan aseksual.
  • Protista dikelompokkan menjadi 3 kategori: seperti binatang (protozoa), seperti jamur, dan seperti tanaman.
  • Protista mirip tumbuhan (algae/ganggang) memiliki klorofil dan organ aksesoris lain; serta memiliki pigmen tambahan seperti xantofil, fikobilin, dan karoten.
  • Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll

Klasifikasi Protista

Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu protista yang menyerupai hewan (Protozoa), protista yang menyerupai tumbuhan (algae), dan protista yang menyerupai jamur (jamur lendir dan jamur air).

Protozoa, protista yang menyerupai hewan

Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:

  • Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh: Trypanosoma, Trichomonas
  • Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
  • Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium
  • Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh: Toxoplasma

Algae, protista yang menyerupai tumbuhan

Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya secara sederhana adalah istilah terkait dengan kelompok-kelompok berikut.

  • Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
  • Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
  • Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.

Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.

Protista yang menyerupai jamur

Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET