1. Ciri-ciri dari Deuteromycota (jamur tidak sempurna)

– Berbagai penyakit jamur pada manusia dan hewan banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Akan tetapi jamur Deuteromycota juga ada yang bermanfaat, yaitu Aspergillus.

Kelompok deuteromycota meliputi jenis jamur yang belum diketahui cara perkembangbiakan generatifnya, sehingga jamur tersebut tidak dapat dimasukan kedalam kelas-kelas jamur sebelumnya.

Oleh karena itu kelompok ini disebut kelompok jamur tidak sempurna (jamur imperfecti). Contohnya Helminthosporium oryzae, parasit pada kecambah dan merusak daun tanaman padi, sehingga timbul bercak-bercak hitam

Ciri-Ciri Deuteromycota

Ciri-ciri umum dari jamur tidak sempurna adalah:

  • multiseluler
  • hifanya yang bersekat
  • bereproduksi vegetatif dengan konidiospora.
  • saprofit atau parasit.
  • mikroskopis
  • Hidup didaratan dan tempat lembab
Deuteromycota
Deuteromycota

Siklus  hidup Deuteromycota

Jamur Deuteromycota bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur Deuteromycota juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.

Contoh klasik jamur Deuteromycota secara sederhana adalah istilah terkait dengan monilia sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.

Fase pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge (1927) dari amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh dwidjoseputro (1961), setelah diketahui fase generatifnya, kenudian jamur Deuteromycota dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.

Reproduksi generative monilia sp dengan menghasilkan askospora. Askus – askus yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.

Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur Deuteromycota digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.

Klasifikasi Deuteromycota

Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh ahli mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan Penicillium menjadi Talaromyces. Contoh jamur yang tergolong Deuteromycota secara sederhana adalah istilah terkait dengan Tinea versicolor penyebab panu dan Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet.

Berbagai penyakit jamur pada manusia banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota. Demikian pula penyakit pada hewan. Jamur Deuteromycota juga ada yang bermanfaat, yaitu Aspergillus. Aspergillus ada yang telah memasukkannya ke dalam Ascomycota.

Akan tetapi, ada pula yang memasukkannya ke dalam Deuteromycota. Aspergillus bersifat saprofit dan terdapat di mana-mana, baik di negara tropika maupun subtropika. Aspergillus hidup pada makanan, sampah, kayu, dan pakaian.

Hifa Aspergillus bercabang-cabang. Pada hifa tertentu muncul konidior (pembawa konidia) yang memiliki konidiaspora yang tumbuh radial pada konidiofor. Coba perhatikan jamur berwarna kekuningan atau kecokelatan pada roti dan periksalah dengan mikroskop.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET