1. Asal Usul Bakteri

Aristoteles berpendapat bahwa makhluk-makhluk kecil itu terjadinya begitu saja dari benda yang mati. Pendapat ini dianut juga oleh Needham, seorang pendeta irlandia yang selama tahun 1745 sampai 1750 mengadakan eksperimen-eksperimen dengan berbagai rebusan padi-padian, daging danlain sebagainya.

Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun timbulah mikroorganisme; dengan kata lain, kehidupan lain dapat timbul dari barang mati. Pendapat ini terkenal sebagai teori abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesisi = kejadian) atau teori generatio spontanea (makhluk-makhluk baru itu terjadi begitu saja.

bakteri

Spallanzani (1729 – 1799) pada tahun 1768 membantah pendapat aristoteles dan needham dengan mengatakan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan oleh needham itu tidak sempurna. Spallanzani sendiri merebus sepotong daging sampai berjam-jam lamanya, kemudian air daging tersebut ditutupnya rapat-rapat didalam botol. Maka dengan perbuatan yang demikian itu tidak diperoleh mikroorganisme baru. Hasil eksperimen spallanzni ini belum meyakinkan benar; sebagian orang pada waktu itu berpendapat, bahwa tutup botol yang rapat itu tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan mikroorganisme.

Schultze pada tahun 1836 memperbaiki eksperimen spallanzani dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras kedalam botol berisi air rebusan daging. Schwann pada tahun 1837 membuat percobaan serupa dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi menuju kepada botol berisi kaldu yang telah dipanasi berjam-jam lamanya.

Maka baik Schultze dan Schwann tidak dapat menemukan mikroorganisme didalam kaldunya. Namun orang masih menaruh keberatan terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut dengan mengemukakan, bahwa udara yang lewat asam atau basa ataupun lewat pipa panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan timbulnya kehidupan makhluk-makhluk baru.

Louis Pasteur
Louis Pasteur

Schroeder dan Th. Von Dusch (1854) menemukan suatu akal untuk menyaring udara yang menuju kedalam botol berisi kaldu; udara itu dialirkan melalui pipa berisi kapas yang steril. Dengan cara demikian, ia tidak mendapatkan mikroorganisme bari didalam kaldu, dan dengan demikian tumbanglah teori abiogenesis. Lebih meyakinkan lagi ialah percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur pada tahun 1865, dimana ia menggunakan suatu botol berisi kaldu dengan ditutupi oleh siatu pipa yang melengkung seperti leher angsa.

Dengan akal yang istimewa ini Pasteur dapat meyakinkan kepada khalayak, bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari barang mati. Maka disimpulkannyalah pendapat itu dengan ucapan Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo. Yang berarti “semua makhluk hidup berasal dari telur, dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup”. Pasteur itu sebenarnya seorang sarjana kimia, tetapi jasanya dalam bidang mikrobiologi demikian banyaknya, sehingga selayaknyalah ia disebut sebagai pelopor mikrobiologi.

Pernyataan pasteur tersebut diatas belum memberi jawaban atas pertanyaan “dari mana asal bakteri?”. Sesungguhnya, bahwa pertanyaan ini sampai sekarang belum dapat dijawab; pertanyaan ini identik dengan pertanyaan “dari mana asal kehidupan”. Jawaban atas ini tergantung kepada pandangan hidup seseorang, dan dengan demikian terletak diluar bidang ilmu pengetahuan atau science. Seorang vitalist akan menjawab berlainan dengan seorang aterialist.

Dalam abad ke-20 ini Oparin, Urey, Stanley Miller berpendapat, bahwa kehidupan dapat terjadi dengan sendirinya menurut hukum-hukum alam belaka.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET