Bagaimana reseptor muskarinik M3 diaktifkan dalam saluran pencernaan?

Reseptor muskarinik M3 diaktifkan oleh neurotransmiter asetilkolin yang dilepaskan oleh serat saraf kolinergik. Aktivasi reseptor muskarinik M3 menghasilkan respons biologis dalam saluran pencernaan. Berikut adalah mekanisme umum aktivasi reseptor muskarinik M3 dalam saluran pencernaan:

1. Pelepasan asetilkolin: Asetilkolin dilepaskan oleh serat saraf kolinergik yang berasal dari sistem saraf parasimpatis. Asetilkolin ini berperan sebagai neurotransmiter yang menghubungkan saraf dengan sel-sel efektor di saluran pencernaan.

2. Ikatan asetilkolin dengan reseptor muskarinik M3: Asetilkolin yang dilepaskan berikatan dengan reseptor muskarinik M3 di permukaan sel efektor dalam saluran pencernaan. Ikatan ini mengaktifkan reseptor muskarinik M3.

3. Aktivasi sinyal intraseluler: Aktivasi reseptor muskarinik M3 mengaktifkan jalur sinyal intraseluler di dalam sel efektor. Jalur sinyal ini melibatkan aktivasi protein G (G-protein) yang terkait dengan reseptor. Aktivasi G-protein mengaktifkan enzim fosfolipase C, yang kemudian memecah fosfolipid dalam membran sel menjadi dua molekul, yaitu inositol trifosfat (IP3) dan diasilgliserol (DAG).

4. Peningkatan kadar kalsium intraseluler: IP3 yang dihasilkan oleh aktivasi fosfolipase C memicu pelepasan kalsium dari reservoir intraseluler, seperti retikulum endoplasma. Peningkatan kadar kalsium intraseluler ini penting untuk mengatur berbagai respons biologis dalam saluran pencernaan, termasuk kontraksi otot polos dan sekresi cairan pencernaan.

5. Respon biologis dalam saluran pencernaan: Peningkatan kadar kalsium intraseluler dan aktivasi sinyal intraseluler lainnya menghasilkan berbagai respons biologis dalam saluran pencernaan. Ini termasuk kontraksi otot polos, relaksasi sfingter, peningkatan sekresi cairan pencernaan, dan pengaturan gerakan peristaltik.

Penting untuk dicatat bahwa reseptor muskarinik M3 bukan satu-satunya reseptor yang terlibat dalam pengaturan motilitas saluran pencernaan. Terdapat juga reseptor muskarinik M2 dan reseptor lainnya yang dapat berinteraksi dengan asetilkolin untuk mempengaruhi motilitas saluran pencernaan. Selain itu, pengaturan motilitas saluran pencernaan juga melibatkan interaksi kompleks antara sistem saraf parasimpatis dan sistem saraf enterik (sistem saraf yang terdapat langsung di saluran pencernaan).

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET