Apa yang dimaksud dengan Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Sistem Saluran Kencing Ginjal Nefron Urin Usus Feses Paru-paru Karbon dioksida Kulit Keringat Hati Sistem tubulus Malphigi Sistem reproduksi Darah haid

Fungsi dan organ sistem ekskresi di dalam tubuh

Sistem ekskresi adalah cara alami tubuh untuk membuang racun berbahaya dalam tubuh. Secara umum ada lima organ yang bertanggung jawab untuk menjalani proses ekskresi.

1. Ginjal

Setiap makanan, minuman, dan obat-obatan yang kita konsumsi akan menyisakan zat limbah setelah dicerna oleh tubuh. Zat limbah juga diproduksi setiap kali metabolisme bekerja menghasilkan energi dan memperbaiki sel-sel rusak di dalam tubuh.

Jika tidak dibuang, segala limbah tersebut akan menumpuk di dalam darah dan berpotensi menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Nah, ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi yang berfungsi membuang produk limbah beracun dalam darah dan kelebihan cairan lainnya.

Setelah tubuh Anda mengambil gizi dan nutrisi yang dibutuhkan dari makanan, limbah sisanya akan diangkut oleh darah menuju ginjal untuk dibuang  bersama urine melalui uretra saat buang air kecil. Sekitar dua liter limbah akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine.

Keseluruhan proses ekskresi ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan senyawa kimia lainnya dalam tubuh tetap stabil.

2. Hati (liver)

Kerja ginjal untuk membuang kotoran ternyata bersinggungan erat dengan fungsi hati. Pada awalnya, darah akan disaring lebih dulu oleh hati untuk dipisahkan dari limbah-limbahnya.

Limbah dari darah kemudian akan dipecah oleh hati menjadi zat bernama urea. Setelahnya urea akan dibawa ke ginjal dengan menumpang aliran darah untuk diubah menjadi urine yang kita keluarkan.

Sementara memecah limbah dari darah, hati juga akan menghasilkan produk sampingan berupa cairan empedu. Empedu ini kemudian akan disalurkan ke usus untuk memecah lemak selama pencernaan dan membantu membuang limbah sisanya dalam bentuk feses saat kita BAB.

3. Sistem pencernaan

Fungsi sistem pencernaan yang utama adalah untuk memecah makanan dan menyerap nutrisi pentingnya agar diserap oleh tubuh. Namun, organ pencernaan utama seperti lambung dan usus juga memiliki “pekerjaan sampingan” sebagai sistem ekskresi.

Setelah ditelan dari mulut, makanan akan turun dari kerongkongan menuju lambung untuk dipecah. Kemudian pecahan makanan tersebut akan mengalir ke usus halus untuk dicerna dan diserap nutrisinya ke dalam darah.

Sisa makanan yang belum sepenuhnya tercerna selanjutnya akan dibawa ke usus besar. Usus besarlah yang bertugas untuk memisahkan cairan, zat, serta sisa makanan yang tidak tercerna untuk dijadikan feses yang akan keluar melalui anus saat BAB.

4. Kulit

Seperti yang telah disebutkan di atas, manusia berkeringat untuk mengeluarkan limbah kotoran dari dalam tubuh. Keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh saat kita kepanasan atau beraktivitas fisik.

Keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat yang ada pada lapisan dermis kulit. Selain air, keringat ternyata juga mengandung minyak, gula dan garam, serta limbah hasil metabolisme seperti amonia dan urea. Amonia dan urea adalah zat sisa yang diproduksi oleh hati dan ginjal ketika tubuh Anda memecah protein.

Kelenjar keringat ada di seluruh tubuh. Ada dua jenis kelenjar keringat yang utama, yaitu:

  • Kelenjar erin: menghasilkan keringat yang tidak mengandung protein dan lemak. Kelenjar ini banyak ditemukan di tangan, kaki, dan kening.
  • Kelenjar apokrin: menghasilkan keringat mengandung protein dan lemak. Jenis kelenjar ini hanya ada di bagian tubuh tertentu, seperti ketiak dan di alat kelamin.

5. Paru-paru

Paru-paru adalah organ penting untuk mengatur jalannya pernapasan. Namun, tak banyak orang yang tahu bahwa paru juga menjadi bagian penting dari sistem ekskresi.

Awalnya, manusia menghirup udara lewat hidung atau mulut dan masuk mengalir ke bagian belakang tenggorokan atau trakea. Kemudian udara akan terus mengalir hingga ke saluran bronkial. Setelah lewat saluran bronkial atau bronkus, udara akan melewati dua cabang saluran paru-paru (kanan dan kiri) yang bernama bronkiolus.

Udara yang masuk lewat bronkiolus kemudian akan berkumpul di alveolus. Alveolus adalah balon-balon kecil tempat terjadinya pertukaran oksigen yang tadinya kita hirup dengan karbon dioksida yang harus dikeluarkan. Karbon dioksida itu sendiri adalah gas buangan yang dihasilkan dari proses pembuatan energi dari makanan.

Begini, setiap kali kita mencerna makanan, tubuh akan mendapatkan asupan glukosa (gula darah) yang diedarkan ke seluruh sel tubuh. Di dalam sel, glukosa akan dibakar dengan bantuan oksigen dalam darah untuk menghasilkan energi. Hasil sisa metabolisme inilah yang salah satunya berupa karbon dioksida (CO2). Otomatis, karbon dioksida kemudian akan dialirkan balik dari seluruh tubuh menuju paru-paru hingga sampai di alveoli untuk dibuang saat kita menghela napas.

Proses Pengeluaran Keringat Oleh Kulit

Aktivitas setiap orang berbeda beda, namun setiap harinya manusia akan mengeluarkan keringat sebanyak kurang lebih 225 cc. keringat yang dihasilkan berasal dari kelenjar keringat yang berada pada lapisan dermis dan tersebar keseluruh jaringan kulit. Apa yang terjadi pada kulit saat manusia berkeringat?  Berikut ini penjelasan dari proses terjadinya keringat.

  • Pengaruh hipotalamus.

Hipotalamus merupakan sistem di syaraf pusat yang berfungsi mengatur suhu badan manusia. hipotalamus menghasilkan enzim bradikilin. Enzim bradikinin bermanfaat untuk mempengaruhi fungsi dari kelenjar keringat yang ada di lapisan dermis kulit.

  • Kelenjar keringat juga banyak dipengaruhi oleh suhu

di lingkungan sekitarnya dan juga suhu pembuluh darah. Jika suhu lingkungan tinggi, maka suhu pembuluh darah juga tinggi sehingga bisa menjadi rangsangan terhadap hipotalamus.

  • Rangsangan yang diterima oleh hipotalamus

akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk bisa melakukan penyerapan terhadap air, garam, urea dan berbagai macam zat sisa metabolisme tubuh manusia.

Alasan Orang Berkeringat

Berkeringat tanpa kita sadari bermanfaat untuk tubuh manusia itu sendiri, sayangnya banyak orang yang tidak sadar dengan hal tersebut. Berikut ini adalah pentingnya keringat bagi tubuh manusia :

Tanpa disadari, berkeringat memiliki banyak manfaat terhadap tubuh. Sayangnya hal tersebut kurang disenangi oleh sebagian orang. Apa saja manfaat berkeringat? Kita simak penjelasan di bawah ini.

  • Menjaga suhu tubuh, mengapa berkeringat dapat mennjaga suhu tubuh? Hal ini dikarenakan suhu yang hanya mengalami kenaikan dan penurunaan hanya beberapa derajat saja dari suhu normal, membahayakan bagi tubuh.
  • Membuat suhu tubuh menjadi dingin, Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat mengalami penguapan di atas kulit. Penguapan ini yang nantinya akan menjadikan pendingin bagi suhu tubuh seseorang. Cara pendinginannya adalah dengan memindahkan panas dari pembuluh darah ke kulit dan juga udara yang ada disekitarnya.

Pemicu Keringat

Keringat tidak bisa muncul dengan sendirinya, keringat bisa muncul karena ada faktor pemicunya. Berikut ini adalah faktor-faktor yang bisa digunakan sebagai pemicu munculnya keringat di dalam tubuh manusia:

Keringat bisa muncul karena adanya pemicu terjadinya keringat, tidak dapat serta merta muncul keringat dengan sendirinya. Hal hal yang dapat memicu keluarnya keringat dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Peningkatan Aktifitas Tubuh, Tinggi nya aktifitas tubuh dapat menjadi salah satu pemicu keluarnya keringat dari dalam tubuh. Hal ini terjadi karena kelenjar keringat bereaksi terhadap tingginya aktivitas tubuh.
  2. Tingginya Suhu Lingkungan, suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dalam tubuh. Jika suhu tubuh meningkat, maka hipotalamus akan bereaksi untuk menurunkan suhu tubuh. Maka kipotalamus akan memerintahkan kelenjar keringat unutk mengeluarkan keringatnya.
  3. Kestabilan Emosi, Gugup, cemas, perasaan tidak nyaman, dapat memacu hipotalamus untuk mengeluarkan enzimnya. Ketidak stabilan emosi tersebut memacu hipotalamus yang akhirnya akan bereaksi terhadap kelenjar keringat.

Proses pembentukan urine dalam bentuk skema

Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea >>> tubulus kontortus distal(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>>uretra >>> urine keluar tubuh.
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi ginjal)

Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu filtrasi(penyaringan), reabsorpsi(penyerapan kembali), dan augmentasi(pengeluaran zat).

Zat-zat yang terkandung dalam urin:

  1. Kurang lebih 95%.
  2. Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
  3. Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
  4. Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.

Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:

  1. Jumlah air yang diminum.
  2. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
  3. Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
  4. Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin berkurang.
  5. Stimulus atau saraf.

 

 

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET