Perbedaan antara reproduksi seksual dan aseksual pada Oomycota terletak pada proses pembentukan spora atau struktur reproduksi yang terlibat dan tingkat perpaduan materi genetik. Berikut adalah perbedaan utama antara kedua jenis reproduksi tersebut:
Reproduksi Seksual:
1. Penggabungan: Reproduksi seksual pada Oomycota melibatkan penggabungan dua hifa yang berbeda, yang disebut gametangia. Gametangia jantan menghasilkan sperma, sementara gametangia betina menghasilkan sel telur. Sel telur yang dihasilkan dalam struktur khusus yang disebut oogonium.
2. Pembuahan: Sperma yang dihasilkan oleh gametangia jantan bergerak menuju oogonium dan membuahi sel telur di dalamnya. Pembuahan ini menghasilkan zigot, yang kemudian berkembang menjadi struktur yang disebut oospora.
3. Kombinasi genetik: Reproduksi seksual pada Oomycota menggabungkan materi genetik dari dua hifa yang berbeda, menghasilkan kombinasi genetik baru yang berbeda dari kedua induknya. Hal ini dapat menghasilkan variasi genetik yang lebih besar dalam populasi Oomycota.
Reproduksi Aseksual:
1. Pembentukan Zoospora: Reproduksi aseksual pada Oomycota melibatkan pembentukan spora aseksual yang disebut zoospora. Zoospora adalah spora berflagela yang dapat bergerak aktif.
2. Pembentukan hifa: Zoospora yang dihasilkan dapat berkembang menjadi hifa baru yang menyerupai hifa induknya dan membentuk koloni baru. Hifa baru ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa.
3. Klonal: Reproduksi aseksual pada Oomycota menghasilkan organisme keturunan yang identik secara genetik dengan organisme induknya. Tidak ada percampuran genetik yang terjadi, sehingga tidak ada variasi genetik yang dihasilkan dalam populasi.
Perbedaan ini penting karena reproduksi seksual pada Oomycota dapat menghasilkan variasi genetik yang lebih besar, yang dapat membantu organisme dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sementara itu, reproduksi aseksual cenderung mempertahankan karakteristik genetik yang ada dalam populasi.