Apa yang dimaksud dengan Grumosol

Grumosol : Tanah yang terbentuk dari batuan kapur dan batuan gunung api.

Grumusol adalah tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.

Tanah grumusol masih membawa sifat dan karakteristik seperti batuan induknya. Pelapukan yang terjadi hanyalah mengubah fisik dan tekstur unsur seperti Ca dan Mg yang sebelumnya terikat secara rapat pada batuan induknya menjadi lebih longgar yang dipengaruhi oleh faktor faktor luar seperti cuaca, iklim, air dan lainnya. Terkadang pada tanah grumusol terjadi konkresi kapur dengan unsur kapur lunak dan terus berkembang menjadi lapisan yang tebal dan keras.

Karakteristik Tanah Grumusol
Sama seperti jenis tanah lainnya, tanah grumusol memiliki sifat dan karakteristik yang sangat khas dan mudah dikenali serta dibedakan seperti keras dan liat sehingga tak jarang petani menggunakan alat khusus untuk membalikan tanah jenis ini. Itu sebagian kecil dari sifat tanah grumusol dan berikut karakteristik berserta penjelasannya secara lengkap.

1. Bertekstur Lempung
Tanah grumusol memiliki sifat lempung yaitu sedikit keras, mudah dibentuk dan mudah pecah atau hancur. Sebenarnya terdiri dari berbagai jenis lempung dan ukuran mulai dari lempung berliat dengan ciri ciri agak kasar, mudah dibentuk terutama ketika kering, bisa sedikit digulung ketika ditekan, namun gulungan tersebut mudah hancur dan tingkat kelekatan sedang.

Lempung berliat sering dijumpai pada lapisan grumusol dalam atau berada pada horizon A hingga B, sedangkan pada bagian permukaan umumnya memiliki tekstur lempung berpasir yang cirinya hampir sama dengan lempung berlihat hanya saja memiliki tekstur butiran yang lebih besar yakni diatas 50 mikron sedangkan tipe lempung berliat dengan tekstur kurang dari 2 mikron. Tekstur tanah yang berbeda ini menjadikannya memiliki kemampuan cukup tinggi untuk menahan air.

2. Struktur Lapisan Atas Dan Bawah Sangat Berbeda
Umumnya profil tanah grumusol memiliki beberapa lapisan mulai dari atas hingga bawah. Untuk lapisan atas berbentuk seperti granuler dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari pasir, bentuk granuler tersebut sering terlihat berbentuk seperti bunga kubis (cauli flower structure) sedangkan pada lapisan bagian dalam bergumpal gumpal atau bisa dikatakan pejal, lapisan inilah yang seringkali membuat para pengolah merasa kesulitan dan harus menggunakan semacam linggis melunakkan-nya.

3. Tidak Memiliki Horizon Eluviasi Dan Iluviasi
Karena memiliki sifat yang liat, maka pada tanah grumusol tidak terdapat lapisan yang berguna untuk tempat pencucian unsur-unsur tanah, hal ini disebabkan oleh daya ikat Ca dan Mg serta unsur lainnya pada tanah jenis ini begitu kuat sehingga ketika air masuk tidak mudah bagi air untuk melarutkan serta menghanyutkan berbagai unsur tersebut. Tidak seperti tanah lain seperti Inceptisol ataupun tanah andosol yang memiliki lapisan atau horizon A3 dan B pada setiap penampang vertikal tanahnya.

4. Koefisien Pemuaian Tinggi
Hal ini dapat terjadi terutama jika kadar air pada tanah grumusol diubah atau dengan kata lain ketika dalam kondisi kering, sangat mudah memuai jika semua air didalamnya dihilangkan. Itulah kenapa volume tanah grumusol akan lebih besar saat pembagian musim kemarau dan akan kembali normal saat musim hujan. Pada daerah yang terdapat tanah grumusol dapat terlihat dengan kondisi tanah yang mengembang dan merekah saat terjadi musim panas atau kemarau.

5. Memiliki Warna Kelabu Hingga Hitam
Tanah grumusol memiliki warna yang mirip dengan tanah endapan seperti tanah alluvial dan tanah entisol yang membedakannya adalah tekstur tanahnya jika diperhatikan dengan seksama jelas akan berbeda terutama pada bagian permukaan tanah, grumusol lebih berliat dan sedikit kasar sedangkan tanah endapan lebih lembut dan lebih halus. Kadar unsur yang terkandung pada tanah grumusol juga menentukan penampakan warnanya.

6. Kandungan Organik Rendah
Tanah grumusol umumnya memiliki kadar bahan organik berkisar antara 0.06 persen hingga 4.5 persen, sangat sedikit jika dibandingkan jenis tanah lain seperti tanah andosol. Kandungan organik akan semakin menurun pada lapisan dalam, hal ini disebabkan oleh semakin tinggi kadar kapur karena pada lapisan tanah dalam lebih dekat dengan batuan induk. Selain itu kandungan organik juga tergantung dari jenis vegetasi penutup lahan, misalnya grumusol sawah akan berbeda dengan grumusol yang ditumbuhi rumput rumputan.

7. Memiliki PH Netral Hingga Alkali
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya penyusun utama batuan induk dari tanah grumusol adalah kapur sehingga memiliki PH yang bersifat basa, namun pada beberapa kondisi terutama jika sudah tercampur dengan abu vulkanik yang bersifat sedikit asam, maka PH dapat berada di area netral. Jadi faktor yang menentukan tingkat keasaman yaitu sifat bawaan dan penyebab yang berasal dari luar seperti abu vulkanik tadi.

8. Kapasitas Tukar Kation Tergolong Tinggi
Tanah grumusol memiliki KTK tinggi hingga sangat tinggi yang bernilai 36.13 hingga 77.38 cmol (+)kg-1, sedangkan untuk grumusol dengan tesktur berliat memiliki nilai 52 hingga 176.48 cmol (+)kg-1. Penyebab kenapa KTK pada jenis tanah ini begitu tinggi disebabkan oleh unsur smektit yang sangat dominan.

Pemanfaatan Tanah Grumusol
Meskipun memiliki sifat dan karakteristik yang tidak begitu menguntungkan, tanah grumusol masih menyimpan prospek salah satunya untuk areal persawahan. Namun sebelumnya harus memperhatikan aspek-aspek pendukung seperti drainase yang baik dan jaringan irigasi yang memadai dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan kekurangan tanah grumusol ini. Sebelumnya sudah diterangkan bahwa tanah grumusol memiliki koefisien pemuaian dan pengerutan yang begitu tinggi, sehingga apabila tidak ada irigasi maka tanah jenis ini akan mengering, mengembang dan merekah. Akar akar tanaman pun akan terputus terutama pada pergerakan akar menyamping, akibat yang akan terjadi yakni kegagalan panen. Selain itu masalah dalam pemanfaatan tanah grumusol yakni memiliki kadar Nitrogen yang rendah sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman. Perlu dilakukannya penambahan pupuk seperti Urea dan NFK untuk hasil yang lebih baik.

Dengan memperhatikan semua aspek tersebut maka seorang petani akan lebih terbantukan dalam mengolah tanah grumusol. Pada musim hujan, grumusol dapat ditanami padi dan ketika musim kemarau lebih cocok ditanam palawija ataupun singkong, dengan catatan jika tidak ada sistem irigasi. Selain itu pemberian pupuk dapat dilakukan ketika tanah dalam kondisi basah, karena pada kondisi seperti ini pupuk akan cepat tercampur bersama tanah.

Komposisi mineral pada tanah grumusol
Komposisi mineral yang terdapat pada tanah grumusol tergantung dari bahan batuan induknya serta beberapa faktor luar selama proses pembentukannya dan komposisi fraksi liat sama pada semua jenis grumusol yang didominasi oleh smektit. Tingginya kadar Ca dan Mg juga perlu diperhatikan terutama pada tanah grumusol yang akan dijadikan areal pertanian karena Ca berasosiasi dengan kandungan kapur yang justu akan meracuni tanaman.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET