Apa yang dimaksud dengan Fanerokotil

Fanerokotil (phanerocotylar; epigeous): keadaan bila kotiledon semai terletak di atas permukaan tanah

Sebagian besar bibit spesies hutan ini memiliki kotiledon yang terlepas dari kulit biji atau
epicarp (phanerocotylar), mengembangkan hypocotyl (epigeal) dan epikotil yang tidak berkembang (Tabel 1). Prevalensi bibit phaneroepigeal tidak terbatas pada kelompok ini dari 50 Brasil spesies hutan. Tren yang sama ini ditemukan di hutan tropis spesies dari Panama (Garwood, 1983), Meksiko (IbarraManrĂ­quez et al., 2001) dan Uganda (Zanne et al., 2005).

Di Brazil, frekuensi tertinggi dari jenis semai ini adalah ditemui di daerah-daerah dari Hutan Amazon (Maia et al., 2005) dan dalam Cerrado (Ressel et al., 2004).
Hanya satu spesies yang memiliki perkecambahan benih cryptocotylar dan enam memiliki perkecambahan hypogeal, menunjukkan rendahnya jenis bibit ini. Memang, hypogeal dan bibit cryptocotylar lebih jarang di hutan tropis (Wright et al., 2000; Ibarra-ManrĂ­quez et al., 2001; Resselet al., 2004; Maia et al., 2005). Meskipun, sebagian besar spesies dengan bibit cryptocotylar memiliki perkecambahan hypogeal, ada pengecualian (Wright et al., 2000; Ressel et al., 2004).
Mengenai paparan kotiledon, beberapa bibit menunjukkan perilaku menengah. Bibit phanerocotylar dari Ormosia arborea (Vell.) Harms dan Peltogyne confertiflora (Hayne) Benth. menunjukkan paparan kotiledon parsial selama evaluasi uji perkecambahan (Gambar 1d, e). Peltogyne kotiledon confertiflora diekspos melalui celah-celah kecil dalam kulit biji.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET