Apa yang dimaksud dengan Endogami

Endogami (endogamy): proses reproduksi secara kawin antara individu yang sangat dekat kekerabatannya

Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, atau kekerabatan dalam lingkungan yang sama.Lebih jelasnya, perkawinan endogami ini adalah perkawinan antar kerabat atau perkawinan yang dilakukan antar sepupu (yang masih memiliki satu keturunan) baik dari pihak ayah sesaudara (patrilineal) atau dari ibu sesaudara (matrilineal).Kaum kerabat boleh menikah dengan saudara sepupunya karena mereka yang terdekat dengan garis utama keturunan dipandang sebagai pengemban tradisi kaum kerabat, perhatian yang besar dicurahkan terhadap silsilah atau genealogi.

Istilah endogami sebenarnya memiliki arti yang relatif, sehingga kita selalu perlu menjelaskan apa batas-batasnya. Penentukan batas-batas tersebut tergantung pada budaya yang dipegang oleh setiap masyarakat yang tentunya akan berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.Batasan itu dapat berupa endogami agama, endogami desa, endogami suku/keturunan, endogami ekonomi ataupun endogami kasta. Misalnya endogami agama yang merupakan larangan untuk melakukan perkawinan dengan seseorang yang memiliki agama yang berbeda dari agama yang kita anut.[2] Seperti endogami kasta pada masyarakat Bali, adanya larangan untuk melakukan perkawinan dengan pihak dari luar kasta.

Latar Belakang Perkawinan Endogami
adapun faktor yang melatar belakang perkawinan Endogami tersebut diantaranya:
a. Orientasi Spasial (kewilayahan)
Masyarakat Sidigede cenderung memilih perkawinan endogami dikarenakan masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa jika jodoh itu sudah berada di luar desa maka jodoh tersebut dapat dikatakan jauh. Jauh dalam arti jaraknya yang jauh dan hubungan keluarga juga sudah jauh. Sehingga perkawinan endogami menjadi salah satu pilihan masyarakat karena masyarakat menginginkan jodohnya itu dekat dalam arti masih dalam satu desa dan masih memiliki hubungan keluarga dekat.
b. Kemurnian keturunan
Hasil penelitian menunjukkan kemurnian keturunan salah satu hal yang melatarbelakangi perkawinan endogami di Desa Sidigede. Masyarakat Sidigede masih memperhatikan dalam mencari jodolah dilihat dari bibit, bebet dan bobotnya. Masyarakat berharap dengan menikah dengan saudara yang sudah mereka kenal latar belakangnya yaitu sifat dan wataknya akan menghasilkan keturunan yang baik nantinya. Jika orang tua adalah berasal dari keluarga yang bibit, bebet, dan bobotnya baik maka akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Melakukan perkawinan dengan saudara akan lebih jelas keturunan yang dihasilkan daripada menikah dengan seseorang di luar hubungan saudara yang belum pasti sifat dan wataknya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ridwan Halim (1987:45) bahwa salah satu faktor penyebab perkawinan endogami adalah faktor kemurnian keturunan darah yang lebih diutamakan oleh masyarkat yang menganut perkawianan endogami, sehingga mereka menolak sistem perkawinan eksogami yang jelas akan selalu menimbulkan adanya percampuran darah.
c. Menjaga harta keluarga Salah satu hal yang melatarbelakangi masyarakat Sidigede melakukan perkawinan endogami ini dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat untuk menjaga harta warisan agar jatuh pada anak-anaknya dan saudaranya sendiri, mereka tidak ingin kalau hartanya jatuh pada orang lain di luar keluarga mereka.
d. Faktor perjodohan
Bagi masyarakat mencari jodoh akan lebih baik jika di dalam lingkup wilayah sendiri, dan kepercayaan itu mereka pegang teguh sampai anak cucu mereka. Sehingga tidak heran banyak ditemui perkawinan endogami yang disebabkan oleh adanya perjodohan. Karena dengan mencari jodoh di lingkup sendiri mempunyai kemungkinan besar bahwa jodoh tersebut dari keluarga sendiri yang akan memunculkan perkawinan endogami. Menurut Ridwan Halim, salah satu faktor yang menunjukkan adanya perkawinan endogami di suatu desa adalah salah satunya adanya perkawinan yang dilakukan antara orang-orang yang masih tinggal/berasal sewilayah atau sekampung.
e. Tingkat pendidikan rendah
Menurut hasil penelitian walaupun masyarakat Sidigede mempunyai tingkat
ekonomi yang cukup tinggi akan tetapi tingkat pendidikan di Desa Sidigede dapat
dikatakan rendah. Hal ini terlihat bahwa mayoritas masyarakat mengenyam
pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Bahkan banyak diantaranya yang
tidak tamat SD. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi
terjadinya perkawinan endogami di desa tersebut.

Dampak Perkawinan Endogami
(1) Mempererat tali persaudaraan. Dampak dari
perkawinan endogami tidak hanya mempersatukan dua pasangan tetapi juga berdampak mengeratkan tali persaudaraan diantara keluarga keduanya yang masih mempunyai hubungan ketunggalan leluhur. hal tersebut sesuai dengan pernyataan Keesing (1981 :15) terhadap akibat dari perkawinan endogami adalah mempertebalnya solidaritas kelompok.
(2) Retaknya hubungan kekerabatan. Dampak
negatif bila perkawinan endogami diakhiri dengan perceraian maka yang terjadi merenggangnya hubungan kekerabatan, dan bahkan menimbulkan konflik yang menyebabkan kurangnya rasa aman dalam hubungan keluarga.
(3) Dampak
kecacatan fisik/mental pada keturunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perkawinan endogami memlili resiko dihasilkannya keturunan yang mengalami kecacatan fisik yang disebabkan oleh faktor keturunan dan bawaan dari orang tua.
Meskipun begitu dalam contoh kasus yang ditemui, tidak semua perkawinan endogami tersebut menghasilkan keturunan yang lemah mental atau cacat fisik, bahkan prosentasinya relatif kecil dibandingkan perkawinan endogami yang menghasilkan keturunan normal

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET