Apa yang dimaksud dengan Dikotomi

Dikotomi (dichotomy): sistem percabangan yang pada setiap titik percabangannya selalu membentuk dua cabang

Dikotomi adalah suatu konsep teologis yang menyatakan bahwa diri manusia dapat dibedakan dalam dua aspek, yakni jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang bersifat jasmani. Pandangan seperti ini diklaim memiliki dasar dari Alkitab. Konsep dikotomi berbeda dengan dualisme yang juga memisahkan antara tubuh dan jiwa manusia. Di dalam konsep dualisme, tubuh dianggap lebih rendah dari jiwa, bahkan tubuh dipandang jahat. Sedangkan dalam konsep dikotomi, tidak ada anggapan bahwa tubuh adalah jahat atau lebih rendah, kendati tubuh tidaklah abadi seperti jiwa.

Dalam biologi, dikotomi adalah pembagian organisme menjadi dua kelompok, biasanya berdasarkan pada karakteristik yang ada pada satu kelompok dan tidak ada pada kelompok lainnya. Dikotomi semacam itu digunakan sebagai bagian dari proses identifikasi spesies, sebagai bagian dari kunci dikotom, yang mengajukan serangkaian pertanyaan dan masing-masing pertanyaan itu mempersempit ruang kelompok dari organisme. Dikotomi yang terkenal adalah pertanyaan “apakah ia memiliki tulang punggung?” digunakan untuk membagi spesies menjadi vertebrata dan invertebrata.

Dalam botani, dikotomi adalah mode percabangan dengan bifurkasi berulang, yang dengan demikian terfokus pada percabangan dan bukan pada pembelahan.
Dalam ilmu komputer, lebih khusus dalam rekayasa bahasa pemrograman, dikotomi adalah dualitas mendasar dalam desain bahasa. Sebagai contoh, C++ memiliki dikotomi dalam model memorinya (heap vs stack), sedangkan Java memiliki dikotomi dalam sistem tipenya (referensi (reference) vs tipe data primitif (primitive data type)).

Dalam bidang antropologis dari ilmu teologi dan filsafat, dikotomi adalah kepercayaan bahwa manusia terdiri dari jiwa dan tubuh (Lihat masalah budi-tubuh.) Ini berbeda dengan trikotomi.
Pemahaman dikotomi adalah hal umum dalam pemikiran Barat. C. P. Snow percaya bahwa masyarakat Barat telah menjadi budaya argumen (The Two Cultures). Dalam The Argument Culture (1998), Deborah Tannen mengemukakan bahwa dialog budaya Barat dicirikan oleh suasana suka berperang di mana pihak yang menang menjadi kebenaran (seperti trofi). Dialog semacam itu sebenarnya mengabaikan alternatif tengah.

Dalam sosiologi dan semiotika, dikotomi (juga kadang-kadang disebut ‘binari’ dan/atau ‘binarisme’) menjadi subjek perhatian karena mereka dapat menjadi dasar dari perpecahan dan ketidaksetaraan. Misalnya, dikotomi domestik-publik membagi peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat; dikotomi Timur-Barat membedakan Timur dan Barat. Beberapa ilmuwan sosial berusaha mendekonstruksi dikotomi untuk mengatasi perpecahan dan ketidaksetaraan yang mereka ciptakan: misalnya dekonstruksi Judith Butler tentang dikotomi gender (atau biner gender) dan dekonstruksi Val Plumwood tentang dikotomi manusia-lingkungan.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET