Apa yang dimaksud dengan Diaspora

Diaspora (diaspore): setiap satuan (spora, benih)yang dipakai untuk penyebarluasan suatu jenis dan karena itu harus mampu berkembang menjadi makhluk baru

Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan. b. Endospora: Spora bakteri yang berfungsi sebagai alat pertahanan hidup pada kondisi ekstrim dan tidak menguntungkan seperti suhu yang tinggi, kekeringan, adanya senyawa kimia beracun dan saat terjadi radiasi. Endospora dibentuk melalui proses sporulasi dan dapat dijumpai pada bakteri seperti Bacillus dan Clostridium. c. Klamidospora : Spora yang berfungsi sebagai alat pertahanan hidup (mirip dengan endospora) namun jenis ini dihasilkan oleh fungi d. Zigospora : Spora sebagai alat persebaran haploid dari Zygomycota (Golongan Fungi) yang dapat tumbuh menjadi konidium atau zigosporangium. Berdasarkan proses pembentukannya dalam daur hidupnya maka spora terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
a. Meiospora Meiospora merupakan spora yang terbentuk dari proses meiosis, seperti pada paku air, paku rane, lumut dan tumbuhan berbiji. Meiospora merupakan organisme haploid yag disebut protonema pada lumut dan protalus pada paku rane dan paku air yang akan menghasilkan spermatozoid dan sel telur. Sedangkan pada tumbuhan berbiji, meiospora akan tumbuh menjadi serbuk sari atau polen, yang umum dijumpai pada golongan Angiospermae dan Gymniospermae. Meiospora terbagi menjadi 2 yaitu mikrospora dan megaspora. – Mikrospora berasal dari gametofit jantan (polen pada tumbuhan berbiji) – Megaspora berasal dari gametit betina (ovule pada tumbuhan berbiji) b. Mitospora Mitospora merupakan spora yang dihasilkan melalui proses mitosis, seperti pada sebagian besar tumbuhan paku dan fungi. Pada fungi banyak ditemukan pada golongan Ascomycetes. Pada jenis tumbuhan paku, mitospoora akan tumbuh menjadi protalus. Berdasarkan struktur yang menghasilkan spora, maka spora terbagi menjadi 10 macam sebagai berikut : a. Sporangiospora : spora yang dihasilkan oleh sporangium pada sebagian besar fungi, seperti Zygomycetes serta tumbuhan paku.ium pada sebagian fungi b. Zygospora : spora yang dihasilkan oleh zygosporangium, yang merupakan karakteristiuk zygomycetes. c. Ascospora : spora yang dihasilkan oleh ascus, karakteristik dari Ascomycetes d. Basiodiospora : dihasilkan oleh basidium pada Basidiomycetes e. Aeciospora :dihasilkan oleh aecium pada sebagian fungi f. Urediospores : dihasilkan oleh uredinum pada sebagain fungi

b. Teliospora : spora yang dihasilkan oleh telium pada sebagian fungi h. Oospora : dihasilkan oleh oogonium pada Oomycetes i. Carpospora : dihasilkan oleh carposporofit, karakteristik dari Alga merah j. Tetraspora : dihasilkan dari tetraporofit pada laga merah. Spora juga terbagi menjadi beberapa golongan berdasarkan pergerakkannya. a. Zoospora spora yang dapat bergerak karena adanya satu atau beberapa flagela, biasanya dijumpai pada Alga dan fungi b. Aplanospora Spora yang tidak dapat bergerak tetapi berpotensi membentuk flagela c. Autospora Spora yang tidak dapat bergerak dan tidak dapat membengtuk flagela d. Ballistospora Spora yang terpencar secara aktif dari tubuh buah fungi, seperti pada sebagian besar Basidiospora. e. Statismospore Spora yang tidak aktif terpencar dari tubuh buah fungi seperti puffball. Spora dapat berupa sel tunggal atau tersusun oleh beberapa sel dan dapat haploid maupun diploid. Sel-sel ini akan dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang sesuai. Pada tumbuhan paku, spora haploid dan uniseluler akan dihasilkan dari proses meiosis di dalam sporangium oleh generasi sporofit (diploid) yang sudah dewasa. Kemudian berkembang menjadi gametofit yang multiseluler. Gametofit akan menghasilkan gamet jantan dan betina yang akan membentuk zygot dan berkembang menjadi sporofit yang baru. Siklus ini disebut dengan pergantian generasi (metagenesis) yang merupakan pergantian generasi sporofit dan gametofit. 3

c. Sporofit tumbuhan paku terdiri dari akar, rhizoma atau batang dan daun. Keseluruhan helaian daun pada tumbuhan paku disebut dengan ental (frond). Helaian daun paku terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan fungsinya : a. Sporofil Sporofil merupakan daun fertil yaitu daun yang menghasilkan spora. Sehingga berfungsi sebagai alat reproduksi b. Tropofil Merupakan daun yang steril dan tidak menghasilkan spora. Fungsi tropofil hanya sebagai alat fotosintesis saja atau dapat juga sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. c. Trofosporofil Merupakan daun yang dapat berfungsi sebagai alat perkembangbiakan karena menghasilkan spora dan sebagai tempat fotosintesis. Sumber : Tjitrosoepomo et al., 1989; Ropera et al. 2010; Carris et al 2015; Sofiyanti et al. 2015; Anonim, Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora heterospora (Tjitrosoepomo et al., 1989; Sastrapradja et al., 1980; Duncan & Isaac 1986). a. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya pada genus Marattia, Ceratopteris, Lycopodium. (paku kawat). Ukuran spora pada paku homospora berkisar antara µm dimana ukuran terkecil terdapat pada spesies Marattia sp. dan ukuran terbesar pada spesies Ceratopteris sp.

d. Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi). Pada paku heterospore berkisar antara µm pada paku megaspora dan µm pada paku mikrospora c. Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda). Ukuran spora berkisar antara µm pada paku megaspora dan µm pada paku mikrospora (Tryon et al., 1991) 1.2. Sporangium Pada paku berdaun, spora terdapat pada helaian daun fertil di dalam kotak spora yang disebut sporangium. Sedangkan pada paku yang tidak berdaun biasanya spora terdapat disepanjang batang. Di dalam satu sprangium dapat berisi ratusan spora. Sporangium biasanya bertangkai yang disebut sporangiofor dan pada bagian dorsalnya tersusun dari cincin anulus seperti pada paku leptosporangiate. Anulus ini tersusun sepanjang hampir dua pertiga bagian sporangium dan dan tersusun oleh sel mati yang berdinding tebal, sedangkan pada bagian ventral tersusun dari sel sel berdinding tipis yang berfungsi sebagai tempat evaporasi air saat kekeringan. Proses ini akan mendorong sel sel anulus mengecil dan berkontraksi dan dapat mendorong keluarnya spora dari bagian sel yang berdinding tipis yang disebut dengan stomium. Posisi anulus paku leptosporangiate dapat bervariasi, seperti vertikal maupun pada bagian apikal sporangium.

d. Struktur sporangium tumbuhan paku. (kiri skema sprangium. Kanan : sporangium Asplenium sp. yang diamati dengan Scanning Electron Microscope. an=anulus, ds = dinding sporangium, spo = spora, st = stomium) (Foto Koleksi Nery Sofiyanti). Kumpulan sporangium pada tumbuhan paku dapat berupa strobilus, sinangium atau sporokarpium dan sorus.

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET