Apa yang dimaksud dengan Biotipe

Dalam bidang pertanian, biotipe adalah sekelompok populasi hewan (biasanya diterapkan pada hama) yang memiliki pola kesukaan (preferensi) yang sama dalam pengujian penyaringan (screening).

Prosedur baku penyaringan dalam pengendalian hama biasanya dilakukan dengan memaparkan suatu populasi yang dikoleksi terhadap sejumlah varietas tanaman tertentu (telah ditentukan sebelumnya untuk pengujian). Suatu biotipe akan memilih varietas tertentu yang disukainya dan menghindari yang lain. Karena pola kesukaan ini berkaitan dengan keadaan fisiologi dan biokimia (misalnya kekurangan enzim tertentu) hewan yang bersangkutan, biotipe juga dapat ditentukan melalui pengamatan langsung kepada populasi yang bersangkutan. Biotipe juga seringkali dapat ditentukan dari kemiripan genom.

Penyebab Terjadinya Biotipe
Terjadinya perubahan biotipe dapat disebabkan oleh beberapa hal yang menyangkut hubungan antara wereng coklat dan tanaman inang yang salah urus dalam pengelolaan pertanaman padi. Perubahan biotipe pada wereng coklat tidak disebabkan oleh insektisida, karena pemakaian insektisida hanya dapat mengakibatkan resistensi dan resurgensi. Telah dijelaskan bahwa terjadinya biotipe wereng coklat adalah akibat penanaman padi terus-menerus dalam areal yang luas menggunakan varietas yang sama yang mempunyai gen tahan tunggal. Pengendalikan wereng coklat dengan pergiliran varietas yang berbeda ketahanannya diperlukan untuk menunda seleksi terarah. Kenyataan di lapangan menunjukkan
kurangnya pelaksanaan pergiliran varietas, karena petani bila sudah tertarik pada satu varietas tertentu akan terus
menanamnya. Hal yang menyebabkan seringnya terjadi perubahan biotipe adalah kurangnya varietas padi yang
mempunyai ketahanan horizontal yang didukung oleh gen poligenik. Di Indonesia, sampai saat ini baru ada varietas
IR64 (Bph1 + ) yang mempunyai gen tahan horizontal, selebihnya adalah varietas yang mempunyai ketahanan vertikal
Untuk menghambat timbulnya biotipe baru wereng coklat disarankan perlunya pergiliran varietas, mosaik varietas, dan menghindari menanam varietas dengan genotipe yang lebih tinggi dari biotipe yang ada di lapangan. Hasil penelitian simulasi menunjukkan bahwa mosaik varietas dengan perbandingan varietas padi tahan lestari IR64 dan varietas rentan (Cisadane + Muncul) adalah 3:1 atau paling tidak 1:1, serta perbandingan varetas padi tahan vertikal IR74 dan varietas rentan (Cisadane + Muncul) adalah 3:1 atau 1:1, dapat mereduksi populasi wereng coklat (Baehaki 2006). Populasi wereng coklat yang dipelihara pada IR64 dan (Cisadane + Muncul) dengan perbandingan 1:1 dapat
menurunkan virulensi wereng coklat, sehingga varietas ASD7 (bph2) bereaksi agak tahan (skor 5), tetapi varietas
Mudgo (Bph1) danASD7 (bph2) bereaksi tahan (skor 3) terhadap wereng coklat koloni IR64 dan (Cisadane + Muncul) dengan perbandingan 1:3 dan 3:1. Sementara koloni wereng coklat dari IR64 memberikan skor 5 dan 7 masing-masing untuk Mudgo danASD7. Rathu Heenati (Bph3), Ptb 33 (bph2 + Bph3), IR74 (Bph3), dan IR64 (Bph1 + ) bereaksi tahan terhadap wereng coklat dari multivarietas dan monovarietas (IR74 dan IR64).

Menarik lainnya

© 2023 Pengertian.Apa-itu.NET