1. 6 Hasil Kebudayaan Pada Masa Bercocok Tanam

– Bersamaan dengan meningkatnya kemakmuran pada masa bercocok tanam, kepandaian manusia purba dalam membuat alat-alat juga semakin meningkat.

Alat-alat yang terbuat dari batu sudah diasah sehingga lebih halus. Oleh karena itu, alat-alat yang dibuat oleh manusia purba pada masa bercocok tanam sudah termasuk dalam kebudayaan Neolitikum. Peninggalan kebudayaan manusia purba yang hidup pada masa bercocok tanam secara sederhana adalah istilah terkait dengan sebagai berikut.

Kapak Persegi

Kapak Persegi

Kapak persegi termasuk alat dari batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam. Peninggalan yang termasuk kapak persegi secara sederhana adalah istilah terkait dengan beliung persegi, bentuknya memanjang dengan penampang lintang persegi dan menyerupai cangkul. Seluruh bagian diasah halus kecuali bagian tangkainya

Kapak persegi banyak ditemukan dibagian barat wilayah indonesia antara lain sumatra, jawa, bali, dan sebagainya. Kapak persegi juga ditemukan dibeberapa negara yang terletak di asia tenggara, seperti malaysia, vietnam, myanmar, filipina, taiwan, bahkan di jepang.

Kapak Lonjong

kapak lonjong usianya lebih tua dibandingkan beliung persegi. Sesuai dengan namanya, kapak ini berbentuk lonjong. Bagian pangkal runcing kemudian melebar pada bagian tajam. Bagian tajam diasah kanan dan kiri secara simetris.

Jika beliung persegi ditemukan di wilayah barat indonesia, kapak lonjong hanya ditemukan dibagian timur indonesia seperti sulawesi, sangihe talaud, flores, maluku, dan irian (papua).

Alat-alat Obsidian

Alat-alat obsidian terbuat dari batu khusus yang disebut batu obsidian atau batu kecubung. Biasanya alat tersebut ditemukan di dekat pintu gua.

Jenis ini hanya ditemukan di beberapa tempat, misalnya di bekas danau bandung, di dekat garut, di dekat bogot, sekitar danau tondano, dan sedikit di flores.

Mata Panah

Seperti halnya alat-alat obsidian, mata panah juga banyak di temukan di dekat pintu gua. Penemuan ini mengingatkan kehidupan berburu tingkat lanjut yang menggunakan alat-alat dari tulang. Hanya pada masa berburu tingkat lanjutlah digunakan anak panah yang terbuat dari tulang.

Gerabah

Gerabah

Pada masa bercocok tanam, manusia purba sudah menggunakan gerabah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pembuatannya masih sangat sederhana, dengan tangan dan belum banyak menggunakan roda pemutar. Penggunaan roda pemutar baru banyak dilakukan pada masa perundagian.

Perhiasan

Perhiasan yang terbuat dari batu dan kulit kayu sudah dikenal sejak masa bercocok tanam. Perhiasan tersebut banyak ditemukan di jawa tengah dan jawa barat. Ukurannya bermacam-macam, dengan garis tengah antara 25-54 mm, dan tebalnya antara 6-17 mm.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET