1. 3 Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

– Pada tanggal 18 September 1811, kekuasaan Indonesia jatuh ke tangan Inggris, sebagai seorang pemimpinnya diangkatlah Rafles sebagai Gubernur Jendral berdasarkan atas perintah dari London.

Dalam bidang pemerintahan, Rafles melakukan tinidakan – tindakan sebagai berikut:

  • Membagi pulau Jawa menjadi 18 Keresidenan
  • Menghapuskan perbudakan dan melarang kerja rodi.
  • Para Bupati di angkat sebagai Pegawai Negeri dan mendapat gaji dari pemeritah.
  • Mengadakan perdagangan bebas dan pertanian bebas.

Tindakan – tindakan yang lainnya, dalam pemerintahannya selalu turut campur dalam urusan raja – raja di Jawa. Ia memecah belah sesama raja dan sultan, yang tidak di senangi disingkirkan, seperti Sultan Ahmad dari kerajaan Banten, diasingkan ke Pulau Banda dan diganti oleh Sultan Aliudin yang tidak tegas.

Sultan Bararuddin dari kerajaan Palembang juga diturunkan, dan digantikan oleh adiknya Sultan Najamuddin. Najamudin memberikan pulau Bangka dan Belitung yang kaya timah kepada Inggris sebagai imbalan atas pengangkatannya sebagai sultan dan lain sebagainya.

Kebijakan-kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

3 Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris
Thomas Stamford Raffles

Pada masa pemerintahan kolonial inggris, pembaruan sistem pemerintah terjadi pada masa kekuasaan Raffles antara tahun 1811-1815.

Raffles memulai tugasnya sebagai Letnan Gubernur pada tanggal 19 Oktober 1811 dan berkedudukan di Batavia. Raffles segera mengambil tindakan-tindakan, antara lain sebagai berikut.

 1. Kebijakan Bidang Pemerintahan, Pengadilan, dan Sosial

  •  Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogjakarta dan Surakarta.
  • Masing-masing karesidnan mendapatkan sebuah land road (badan pengadilan).
  • Melarang perdagangan budak

2. Kebijakan Bidang Ekonomi

  • Mengadakan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rente).
  • Menjual tanah, antara lain di Kerawang, Priangan, Semarang, dan Surabaya kepada swasta.

3. Kebijakan Bidang Ilmu Pengetahuan

  • la berhasil menyusun buku sejarah berjudul The History of Java (Sejarah Jawa, 1817).
  • Mengundang ahli-ahli luar negeri untuk mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah di Indonesia.
  • Raffles bersama Arnoldi telah menemukan bunga bangkai raksasa, kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldi.

Belum sampai Raffles menikmati hasil dari kebijaksanaan-kebijaksanaannya, Raffles harus meninggalkan Hindia Belanda. Hal itu disebabkan di Eropa telah terjadi perubahan kekuasaan. Dalam Perang Koalisi yang terakhir (1813-1814), Prancis menderita kekalahan dari lnggris dan Sekutunya.

Pada tahun 1814 diselenggarakan Konferensi Wina. Kongres tersebut memutuskan bahwa keadaan Eropa harus dikembalikan seperti sebelum terjadinya Revolusi Prancis. Dengan demikian, lnggris harus mengembalikan daerah-daerah jajahan Belanda yang direbutnya.

Untuk mengembalikan jajahan Belanda oleh lnggris dilakukan dengan Perjanjian London tahun 1814. Isi perjanjian itu, antara lain Belanda menerima kembali jajahannya yang dahulu direbut lnggris. Karena tidak menyetujui isi Perjanjian London, Raffles digantikan John Fendall (1816) yang harus menyerahkan Pulau Jawa pada Belanda.

Selanjutnya, Belanda segera membentuk komisaris jenderal yang terdiri atas Elout, Buyshes, dan Van der Cappelen. Pada tahun 1816 secara resmi komisaris jenderal menerima penyerahan kekuasaan atas Indonesia dan Inggris. Sejak saat itu, Indonesia kembali dijajah Belanda.

Menarik lainnya

© 2024 Pengertian.Apa-itu.NET